MPR Tekankan Nilai Kebangsaan Jadi Dasar Bijak Bermedia Sosial

Kamis, 09 Desember 2021 – 11:15 WIB
Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antarlembaga Sekretariat Jenderal MPR Budi Muliawan, SH, MH, memberikan pidato di UMY, Yogyakarta, pada Selasa (7/12). Foto: Humas MPR

jpnn.com, JAKARTA - MPR mengadakan acara MPR Menyapa Sahabat Kebangsaan bertema Peran Mahasiswa dalam Menangkal Berita Bohong di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antarlembaga Sekretariat Jenderal MPR Budi Muliawan, SH, MH, menyatakan, para mahasiswa harus bijak bermedia sosial sesuai dengan UUD 1945.

BACA JUGA: Pimpinan MPR Apresiasi Kinerja Polri

“Nilai yang terkandung dalam UUD 1945 seperti religius, kemanusiaan, produktivitas, keseimbangan, demokrasi, kesamaan derajat, dan ketaatan hukum membuat kita lebih bijak bermedia sosial,” papar Budi di Ruang AR Lantai 5 Kampus UMY, Yogyakarta, Selasa (7/12). 

Narasumber lain adalah Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UMY Dr. Phil. Ridho Al-Hamdi, MA. 

BACA JUGA: Raih Penghargaan Anugerah Meritokrasi, MPR RI Tingkatkan Pembinaan ASN

Menurut Budi, arus informasi kini begitu cepat lewat media massa maupun sosial.

Media sosial mempunyai kelebihan dan kekurangan. 

BACA JUGA: MPR RI Menyapa Sahabat Kebangsaan, Mahasiswa Berperan Besar Tangkal Hoaks

Dengan media sosial, informasi aktual sangat mudah didapatkan.

Namun, karena mudah didapatkan, informasi yang diterima melalui media sosial sering tidak akurat, bahkan hoaks.

Berdasar data kominfo.go.id, Budi menyebutkan, sekitar 800 ribu situs di Indonesia teridentifikasi menyebar informasi palsu. 

Dari survei Katadata Insight Center dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi serta Siberkreasi, setidaknya 30 persen sampai hampir 60 persen orang Indonesia terkena hoaks saat mengakses dan berkomunikasi melalui media sosial. 

Budi menambahkan, survei Eldermen pada 2021 menyebut masyarakat Indonesia percaya dengan apa yang disampaikan media. 

“Karena itu, kita penting menyaring informasi dan menangkal berita bohong,” ujar alumnus Fakultas Hukum Universitas Brawijaya ini.

Media sosial harus digunakan untuk menyampaikan informasi yang benar. 

Budi meminta mahasiswa agar bijak menggunakan media untuk menangkal berita bohong atau hoaks. 

''Jika kita tidak bisa memfilter, tidak bijaksana, dan tidak melakukan kroscek, informasi bohong bisa mengancam integrasi bangsa,” ungkap Budi.

Budi menuturkan, mahasiswa bisa berperan menjaga nilai-nilai agar tetap bertahan. 

Nilai seperti religius, kemanusiaan, produktivitas, keseimbangan, demokrasi, kesamaan derajat, dan ketaatan hukum harus ditanamkan dalam diri agar bijaksana dalam menyikapi suatu informasi.

Sementara itu, Wakil Dekan FISIP UMY Ridho Al Hamdi mengatakan, nilai-nilai Pancasila dapat disebarkan melalui berbagai cara.

Di antaranya, media sosial maupun platform lain. 

“Para mahasiswa mewarisi nilai-nilai dari para pendahulunya. Bila generasi penerus bangsa ini terdidik, peradaban akan berjalan dengan baik,” ujarnya.

Ridho menambahkan, para mahasiswa bisa berperan membuka pikiran dan tidak cepat tersulut emosi. 

“Indonesia harus menghadirkan generasi yang menyadari perbedaan dan tidak menganggap sebagai yang paling benar,” katanya. (mrk/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler