JOGJA - Din Syamsuddin dikenal sangat kritis terhadap pemerintahan SBYSikapnya yang kerap berseberangan dengan pemerintah itu dianggap sering menyulitkan Muhammadiyah
BACA JUGA: MK Kuatkan Hasil Pilkada Kepulauan Anambas
Bahkan, sikap Din yang mengambil jarak dengan pemerintah itu nyaris menjadi batu sandungan dalam proses terpilihnya kembali sebagai ketua umumApakah Din akan berubah sikap setelah menjadi ketum periode kedua? Din menegaskan bahwa Muhammadiyah tetap bersikap loyal kritis seperti sebelumnya
BACA JUGA: Pengganti Anas di Tangan SBY
"Watak Muhammadiyah adalah proporsional," jelas Din setelah diarak pendukungnya seusai terpilih kembali.Komitmen Muhammadiyah membangun negara tidak perlu diragukan
BACA JUGA: Sengketa Pemilukada bikin Bosan Hakim MK
Komitmen terhadap negara dan pemerintah bersifat substansif, institusional, dan sejatiSiapa pun presidennya, jelas Din, Muhammadiyah selama lima tahun ke depan tetap menjalankan misi sebagai organisasi dakwahYakni, amar makruf nahi mungkar."Saya tidak akan berhenti mengkritik pemerintah kalau memang mereka salah," ujarnyaMenurut Din, kritik ini sebagai sikap Muhammadiyah menyayangi pemerintahDengan adanya kritik tersebut, terserah bagaimana pemerintah menyikapi Muhammadiyah
Tokoh berusia 52 tahun itu juga memastikan Muhammadiyah tidak punya hubungan dengan partai politikSedangkan politik yang dianut Muhammadiyah adalah politik kebangsaan yang tidak dilakukan partai politik.
Apakah Din bersedia jika diminta menjadi capres atau cawapres 2014? "Sidang pleno muktamar menegaskan komitmen tidak boleh rangkap jabatan di Muhammadiyah sudah jelas," ujar Din.
Mengomentari sikap Din itu, mantan Ketum Muhammadiyah Syafii Ma"arif, berpandangan, "Saya cuma pesan agar Muhammadiyah ke depan menjaga jarak dengan politik praktis," kata Syafii di gedung A.RFachruddin tadi malam (7/7)
Tokoh asal Sumatera Barat itu mengingatkan Din agar tidak terlalu one man showAlasannya, kepemimpinan di Muhammadiyah bersifat kolektif kolegialDengan kolektif kolegial itu, lanjut dia, sikap loyal kritis yang disampaikan Din bisa diterjemahkan bersama para pimpinan lain.
Berhubung 13 pimpinan pusat berasal dari berbagai latar belakang, tambah Syafii, untuk mewujudkan sikap loyal kritis mereka harus kompak
Sikap serupa dilontarkan sekretaris umum terpilih Agung DanartaFigur muda yang juga representasi Jogja itu mendukung langkah ketua umumnya untuk menjadi pengontrol pemerintah"Saya sepakat sepanjang kritik disampaikan secara santun," ucap AgungAgar sikap tersebut terjaga, pihaknya meminta pertemuan rutin pimpinan dapat ditepati.
Anggota PP "faksi, Jakarta, Fattah Wibisono, kompakMeski baru promosi dari jabatan wakil ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP, dia mendukung sikap tegas Din"Sebagai orang yang berada di lingkungan baru, saya mendukung kebijakan ketum," kata Fattah(sep/c2/tof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gara-gara Voucher, MK Putuskan Pilkada Madina Diulang
Redaktur : Tim Redaksi