jpnn.com, BEKASI - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bekasi, meminta masyarakat setempat mewaspadai praktik pasangan sesama jenis.
Hal ini menyusul terbongkarnya pesta seks kaum gay di Kawasan Kelapa Gading, Jakarta Timur baru-baru ini.
BACA JUGA: Polisi Harus Pertajam Penyidikan Pesta Gay
MUI Kota Bekasi pun langsung berkoordinasi dengan Mapolres Metro Bekasi sebagai langkah antisipasi agar peristiwa tersebut tidak merembet ke kota lain.
“Saya sudah berkoordinasi dengan organisasi masyarakat dan aparat kepolisian,” kata Sekretaris Jendral (Sekjend) MUI Kota Bekasi, Soekandar Ghazali kepada Radar Bekasi.
BACA JUGA: Pesta Gay Mencoreng Nama Indonesia!
Dia khawatir pergerakan kaum gay di Indonesia semakin masif hingga menyebar ke seluruh pelosok penjuru nusantara.
Tak ayal, praktik kaum gay ini kian menjalar sehingga cukup sulit dihentikan jika setiap pemerintah daerah tidak melakukan langkah antisipatif.
BACA JUGA: Lampu Padam, Saat Dinyalakan Ternyata Semua Gay Sedang Bugil
MUI Kota Bekasi juga akan mengawasi seluruh wilayah Kota Bekasi yang terdiri dari 12 kecamatan.
Dia menegaskan pergerakan kaum gay tersebut sudah menjadi penyakit masyarakat yang sudah sepatutnya dilawan dengan undang-undang yang mengikis perkembangan kaum gay.
“Kaum gay ini sudah jadi penyakit masyarakat, seperti virus, sudah bukan lagi masuk kategori pornografi. Seharusnya undang-undang yang menghentikan itu lebih keras supaya jera,” tegas dia.
Soekandar menyatakan, setiap individu masyarakat Kota Bekasi tidak menyepelekan pergerakan kaum karena penyebarannya begitu mudah.
Bahkan, kaum intelektual pun bisa terjangkit virus gay jika tidak dibekali dengan mental setiap individu.
“Semua orang bisa kena, wabahnya cepat sekali. Saya berharap masyarakat Kota Bekasi benar-benar mewaspadai praktik kaum gay,” paparnya.
Menurutnya, perkembangan kaum gay selama ini sulit terdeteksi.
Pemerintah juga belum mampu memberikan penawaran terbaik untuk menyembuhkan penyakit masyarakat tersebut.
Apalagi selama ini pergerakan kaum gay senyap tapi tetap memperlihatkan riaknya.
Kondisi ini juga diakui Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Kota Bekasi, Junaedi.
Dia mengatakan, selama ini kaum gay jarang terdeteksi karena untuk mengidentifikasi pelakunya cukup sulit dilakukan.
Karena itu, Dinsos Kota Bekasi juga tidak memiliki data valid jumlah gay sebagai bahan rujukan untuk mengantisipasi perkembangan kaum gay di tanah Patriot.
“Kami belum memiliki datanya karena untuk mengidentifikasinya cukup sulit,” ungkap Junaedi.(yay/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ouch...Penari Striptis Gay Berpengalaman Dapat Honor Tinggi
Redaktur & Reporter : Natalia