Polisi Harus Pertajam Penyidikan Pesta Gay

Rabu, 24 Mei 2017 – 18:48 WIB
Polres Jakarta Utara dalam jumpa pers, Senin (22/5) untuk menunjukkan barang bukti hasil penggerebekan pesta seks para gay di Kelapa Gading, Minggu (21/5) malam. Foto: Elfany Uncui Kurniawan/JawaPos.Com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Abdul Kadir Karding mendorong Polda Metro Jaya mempertajam penyidikan dugaan prostitusi gay, pascapenggerebekan di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Politikus Partai Kebangkitan Bangsa itu mengatakan polisi harus melihat apakah ada anak di bawah umur yang terlibat dalam pesta seks sesama jenis tersebut dan praktik pelacuran.

BACA JUGA: Bejat... Setubuhi Anak Sendiri untuk Disiarkan via Skype

Karding berharap polisi bisa menggandeng Komisi Perlindungan Anak Indonesia untuk penyelidikan lebih lanjut, apakah ada kasus paedofilia, eksploitasi seksual terhadap anak-anak.

"Jangan berhenti begitu saja, sebagai bagian dari komitmen Indonesia yang telah meratifikasi Konvensi Hak-Hak Anak dan memiliki Undang-Undang perlindungan anak," kata Karding, Rabu (24/5).

BACA JUGA: Kubu Habib Rizieq Bakal Polisikan Dua Orang Ini ke Polda Metro Jaya

Selain mengandeng KPAI, Karding juga berharap polisi duduk bersama dengan Kementerian Kesehatan, dan Kementrian Sosial agar perilaku homoseksualitas tidak mengancam anak-anak dan memicu persoalan sosial dan kesehatan.

Apalagi terkait dengan anak-anak dan remaja yang sering dibujuk rayu dengan tawaran tertentu dari yang lebih dewasa.

BACA JUGA: Pesta Gay Mencoreng Nama Indonesia!

"Penggrebekan yang dilakukan polisi harus didukung," kata Karding.

Karenanya Karding mendukung langkah Polda melakukan penggerebekan itu. Menurut Karding, selain menimbulkan keresahan, pesta seks sesama lelaki itu juga berpotensi memicu persoalan kesehatan, seperti penularan IMS dan HIV di Indonesia.

“Aktivitas seks sejenis sesungguhnya tak melulu karena suka sama suka, ada juga karena motif ekonomi dan transaksi. Dan itu berarti prostitusi melanggar hukum,” ujarnya.

Anggota DPR dari daerah pemilihan Jawa Tengah VI itu mengaku prihatin karena mendapatkan informasi bahwa beberapa tahun terakhir ini, terlihat mulai marak di Jakarta dan beberapa kota besar di Indonesia, seperti Medan, Surabaya, dan Semarang.

Transaksi itu banyak dilakukan melalui jaringan media sosial, dan terselubung di beberapa hot spot. Padahal lelaki penjual seks lebih rentan tertular IMS dan HIV yang berpotensi juga menularkan pada istrinya yang ada di rumah.

"Jangan menutup mata, ada kasus kekerasan seksual, seperti paedofilia yang terjadi pada anak-anak dari gay yang lebih dewasa, yang mengakibatkan persoalan kesehatan dan kejiwaan,” ujarnya.

Bila dianggap sebagai problem psikologis, pemerintah harus menyediakan layanan, untuk mendukung perubahan perilaku yang lebih sehat, dan agar kasus HIV di Indonesia tidak semakin melebar.(boy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lampu Padam, Saat Dinyalakan Ternyata Semua Gay Sedang Bugil


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler