jpnn.com, JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI menolak keras rencana AS memberikan pengakuan terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Termasuk rencana pemindahan kantor kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yurusalem.
BACA JUGA: Menlu: Rencana Trump Mengancam Perdamaian Palestina - Israel
Hal tersebut membuktikan bahwa Donald Trump AS tidak memiliki kepekaan terhadap perasaan umat Islam di seluruh dunia.
"Kalau itu jadi dilaksanakan akan semakin memicu ketegangan di wilayah kawasan Teluk, mengganggu ketenangan dan stabilitas Timur Tengah dan dunia. Itu akan memantik kemarahan besar umat Islam di seluruh dunia," ungkap Waketum MUI Zainut Tauhid Sa'adi dalam pernyataan resminya, Rabu (6/12).
BACA JUGA: Ada Arab Saudi di Belakang Rencana Trump Soal Yerusalem
Alih-alih bisa memberikan solusi perdamaian di wilayah kawasan, yang terjadi justru akan semakin menyuburkan fanatisme dan kekerasan dan mengancam proses perdamaian Israel - Palestina.
MUI, lanjut Zaint, mendukung langkah-langkah pemerintah Indonesia untuk kemerdekaan negara Palestina dan terciptanya perdamaian melalui solusi dua negara.
BACA JUGA: Presiden Ganteng Ingatkan Trump Tak Seenaknya Soal Yerusalem
Solusi itu mencakup pembentukan negara merdeka Palestina di dalam garis perbatasan sebelum Perang 1967 yang terdiri dari Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur, Israel yang hidup berdampingan secara damai.
"Kami meminta pemerintah Indonesia untuk menggalang lobi dengan negara-negara muslim di dunia untuk menekan AS agar mengurungkan niatnya," tutupnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rencana Trump terkait Yerusalem Ditentang Anak Buah Sendiri
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad