jpnn.com - JOMBANG - Pelaksaan Muktamar Nadlatul Ulama (NU) ke-33 di Jombang, Jawa Timur, derdampak signifikan terhadap jumlah peziarah dan pengunjung makan KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur di komplek Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang.
Alm Presiden RI ke-4 itu dimakamkan di komplek pemakaman Hadrotusyekh. Di sana juga ada makam sekaligus Pahlawan Nasional dan pendiri NU, KH Hasyim Asy'ari, berserta anak, menantu hingga cucu dan cicitnya.
BACA JUGA: Inilah Harapan Ketum PSI pada Muktamar NU
"Saya perkirakan meningkat 10 kali lipat. Kalau hari-hari biasa tidak seramai ini. Apalagi sekarang hari Minggu dan bertepatan Muktamar," kata Arifuddin, salah seorang penjaga di komplek makan itu, Minggu (2/8).
Arif menjelaskan di makam itu tidak ada larangan khusus bagi pengunjungnya. Bahkan para peziarah bukan hanya dari kalangan para nadhliyin tapi juga dari nonmuslim dan warga Tionghoa.
BACA JUGA: Jika Tak Berpengalaman, Percuma Pansel Terima Jaksa dan Polisi
"Gak ada larangan apa-apa. Cuma di situ di kasih pagar, peziarah boleh sebatas pagar. Pengunjung tidak hanya dari umat Islam, ada Tionghoa juga, penggemar Gus Dur," jelasnya.
Saking ramainya pengunjung komplek makan tersebut, pengelolanya sampai memberlakukan siaga 24 jam selama Muktamar NU berlangsung.
BACA JUGA: Menteri Yuddy tegaskan Tak akan Beri Ampun PNS jadi Calo CPNS
Diketahui, di komplek tersebut ada makam Hadrotusyekh KH Hasyim Asy'ari, dua istrinya Nyai Nafiqoh, Nyai Masruroh, KH Ma'shum Ali (menantu), Nyai Choiriyah Hasyim (putri) hingga KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). (fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menag: Masyarakat Harus Diberi Pehamanan Islam Nusantara
Redaktur : Tim Redaksi