jpnn.com - JAKARTA - Ketua DPP Partai Golkar hasil Musyawarah Nasional (Munas) Bali, Rambe Kamarulzaman mengenang kesuksesan Munas Luar Biasa (Munaslub) partai berlambang beringin rindang era Harmoko.
Saat itu, Munaslub yang digelar pada tahun 1998 itu dimenangkan Akbar Tandjung setelah bertarung dengan Edi Sudrajat (Alm).
BACA JUGA: Prostitusi Online Marak, Menkominfo Kewalahan
"Munaslub pernah sukses di zaman Harmoko, (saat itu) terpilih Pak Akbar Tandjung (sebagai ketum) dan itu sesuai dengan aturan," kata Rambe ditemui di Pressroom DPR Jakarta, Selasa (12/5).
Rambe mengungkap hal ini menyikapi penggalangan dukungan DPD I dan II yang dilakukan Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto, sebagai upaya menyelamatkan Golkar jelang Pilkada serentak 2015.
BACA JUGA: Di Depan Penyidik KPK, Jero Curhat Masalah Kesehatan
Namun Rambe menegaskan bukan berarti dirinya mendukung wacana Munaslub yang digalang Tommy. Menurut dia, Munaslub yang pernah sukses dilakukan Golkar era transisi Orde Baru ke era reformasi itu mendapat dukungan DPD I.
Nah, apakah saat ini Munaslub bisa terjadi di tengah konflik Golkar sebagaimana digalang oleh Tommy? "Tergantung ketentuannya, DPD satunya gimana. Kalau DPD -nya ok ya sudah. Tapi kan bagaimana DPD I nya belum tahu. Apapun mau Munas atau Munaslub harus prosedurnya dilalui. Dikatakan munas apa syaratnya, munas dan munas luar biasa kan ada syaratnya," jelas Rambe.
BACA JUGA: Teten dan Sukardi? Tim Tepat yang Datang Terlambat
Rambe juga menilai yang dilakukan Tommy sebagai upaya mengambil alih partai di tengah konflik masih belum dipahaminya. Sebab, kalaupun mau dilakukan Munaslub, syarat ketentuannya harus terpenuhi.
"Mengambil alih gimana? Ini kan partai yang sudah lama. Kalau DPD I, minimal kan ada dukungan 2/3, ormas pendiri ada tiga dan ormas yang didirikan tujuh. Apa kalian sudah dapat info berapa dukungan DPD (versi Tommy), harus ditanya DPD-nya," pungkas Ketua Komisi II DPR itu. (fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kalah Praperadilan Lagi, Ini yang Akan Dilakukan KPK
Redaktur : Tim Redaksi