jpnn.com - SOLO - Surat wasiat mendiang Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur masih disimpan rapat oleh Ketua Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia (GMRI) Eko Sriyanto. Surat wasiat itu berisi tentang pesan Gus Dur semasa masih hidup untuk melakukan rekonsiliasi bangsa Indonesia.
"Surat wasiat itu ditandatangani oleh Gus Dur dengan Paku Buwono (PB) XII kala itu," jelas pria yang akrab disapa Eko Galgendu itu, seperti dilansir Jateng Pos (JPNN Grup), Kamis (4/9).
BACA JUGA: Dapat Dukungan Gantikan Busyro Muqoddas
Eko mengatakan, dirinya juga terlibat dalam penandatanganan surat wasiat yang disimpan sejak 2003 lalu. Ia yakin, Jokowi yang diberi mandat oleh rakyat memimpin Indonesia lima tahuh ke depan dinilai mampu melaksanakan surat wasiat itu juga karena memiliki pribadi yang ikhlas.
"Rekonsiliasi dilakukan untuk menjaga nilai-nilai kebangsaan Indonesia agar memiliki nilai agung. Dalam waktu dekat ini kami juga akan menemui sahabat Gus Dur di Myanmar dan Thailand, yaitu untuk membicarakan terkait surat Gus Dus masalah rekonsiliasi bangsa itu," ungkap dia.
BACA JUGA: KPU: Jero tak Otomatis Batal Dilantik jadi Anggota DPR
Selain itu, ada tokoh Muhammadiyah, M Habib Chirzin yang turut serta dalam penandatanganan surat wasiat Gus Dur. "Bangsa Indonesia itu terdiri dari berbagai suku bangsa, agama dan keanekaragam lainnya yang tidak dimiliki oleh negara lain. Maka perlu adanya rekonsiliasi bangsa seperti apa yang disuratkan dalam wasiat Gus Dur," ungkap Habib Chirzin.
Pria yang juga sebagai sahabat dekat Gus Dur itu mengatakan, melalui surat wasiat itu Indonesia diharapkan mampu menjadi bangsa yang aman dan tercipta kerukunan antar-umat beragama.
BACA JUGA: Ahli: Tindakan di Kongres Bukan Perseorangan Tapi Kelembagaan
"Selain Gus Dur dan PB XII, surat wasiat juga ditandatangani pula Husodo Pannavaro Petinggi Agama Budha yang tinggal di Candi Mendhut Magelang dan Tjokorda Gde Agung Suyasa, tokoh Agama Hindu," urainya. (bib)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 226.917 Pelamar CPNS Sukses Login di SSCN BKN
Redaktur : Tim Redaksi