Pada 70-an, nama Mus Mulyadi dikenal sebagai rajanya musik keroncong (The King of Keroncong)Suara dan cengkoknya sangat khas
BACA JUGA: Shock, Istri Hamil Dua Bulan Masuk Rumah Sakit
Kini dia berjuang melawan diabetesBACA JUGA: Sri Mulyani Bergurau : Pak Tifatul kok Tidak Ikut Pesta?
------------------------------------------
IGNA ARDIANI A
------------------------------------------
KETIKA ditemui di kediamannya di Taman Alfa Indah, Joglo, Jakarta Barat, Mus Mulyadi sedang bersantai
BACA JUGA: Lily demi Harga Diri, Kurdi Tak Takut Sanksi
Saat itu dia mengenakan kemeja batik dan celana panjang hitamTubuhnya terlihat lebih kurusTak ada lagi kumis menghiasi wajah, seperti yang menjadi ciri khasnyaKondisi fisik Mus juga jauh berbedaSaat menemui Jawa Pos di ruang tamu rumahnya, Mus dikawal seorang suster yang bertugas mengarahkan setiap langkahnya"Saya sudah tidak bisa melihat sama sekali," cerita pria kelahiran Surabaya 14 Agustus 1945 tersebut"Hanya cahaya yang bisa tampak, tapi samar-samar," ujarnya.
Pria bernama asli Mulyadi itu menceritakan, kedua matanya sama sekali tak bisa melihat sejak akhir 2009Musibah itu merupakan komplikasi dari diabetes yang diidapnya sejak 1984Menurut Mus, kejadiannya berlangsung tanpa diduga
"Waktu itu saya sibuk-sibuknya mengerjakan album Keroncong MurniMalam seusai rekaman, saya capek sekaliBegitu bangun esok pagi, mata saya tiba-tiba tidak bisa melihat," ujarnya"Itu terjadi dua hari setelah Natal," lanjutnya.
Menurunnya kemampuan melihat yang drastis itu membuat Mus shockPersonel Favourite Band tersebut segera ke dokter untuk memeriksakan kondisinyaBeberapa hari kemudian, operasi untuk mata kiri pun dilakukanSayang, upaya tersebut tak banyak menolongSaraf di mata kirinya terlampau lemahDokter pun tak bisa berbuat apa-apa
Mulai saat itu, Mus yang kemampuan mata kanannya menurun jauh sejak 2004 tidak bisa melihat sama sekaliKehilangan indra penglihatan menjadi cobaan berat bagi arek Suroboyo tersebutRasa sedih, marah, dan putus asa bercampur menjadi satu"Rasanya mau mati sajaHampir setiap hari saya menangis," ungkap Mus
Kondisi penglihatannya sebenarnya mengalami penurunan sejak 2003Ketika itu Mus merasa matanya buramSekadar melihat pesan singkat di ponsel saja, Mus mengaku kesulitanMeski demikian, saat itu dia menganggap karena plus-nya bertambahAlih-alih ke dokter, Mus memilih berganti kacamata"Begitu terusSetiap buram, ganti kacamata, buram lagi ganti lagi," ungkapnya
Setahun kemudian, kondisi penglihatannya bukannya membaikMata kanannya tak bisa melihat dengan jelasKetika diperiksakan ke dokter di Australia, ketahuan kalau terjadi pendarahan di mata kanan akibat diabetesMus saat itu tak bisa langsung dioperasi karena terkendala biayaDia memutuskan menunda, sambil menabung
Empat tahun kemudian, pada 2008, operasi baru dilakukan di Jakarta Eye CentrePada operasi pertama itu, dokter membersihkan pendarahanMeski demikian, hasil yang didapat tidak begitu memuaskanPenglihatannya saat itu sudah menurun 40 persenSetelah operasi pertama tersebut, mata kanan Mus disuntik silikon sebulan sekali untuk membenahi kedudukan retina
Tujuh bulan setelah operasi pertama, Mus menjalani operasi kedua untuk mengambil silikon sekaligus membersihkan sisa pendarahanTindakan itu pun tak juga menolongKemampuan melihatnya semakin menurun hingga 20 persenAkhirnya kondisi itu menular pada mata kiri, dan kemampuan melihatnya menghilang sama sekali
Diabetes dalam keluarga besar Mus Mulyadi bukan penyakit baruKedua orang tuanya, Muslimah dan Ali Sukarni, sama-sama mengidap diabetesPenyakit gula itu lantas menurun kepada empat dari delapan anak pasangan tersebutItu termasuk Mus dan si bungsu yang juga musikus, Mus Mujiono
Mus sendiri mengetahui dirinya mengidap penyakit gula ketika baru menikahi Helen SparinggaItu pun karena sang istri yang gencar menyarankannya agar berkonsultasi ke dokterKetika itu Mus memang sudah menunjukkan gejala diabetes, seperti sering lemas, kerap merasa haus, dan berat badannya menurunBetul, saat diperiksa, kadar gula darahnya melonjak drastis, yaitu 460 mg/dl"Berat badan saya turun banyak dari 70 kg menjadi 60 kg," katanya
Soal bahaya diabetes, mantan pelatih band Dara Puspita ini sudah mendapat banyak peringatanDua saudaranya yang mengidap diabetes telah menghadap Yang Mahaesa karena komplikasiTidak hanya itu, sebelum akhirnya menjadi parah seperti sekarang ini, Mus sudah sering pingsanKekuatan giginya pun menurun, menjadi gampang sekali patah dan tanggal
Bahkan, dulu ketika diundang tampil di Belanda, Mus sempat mengalami masalah gigi yang cukup parah"Sewaktu sikat gigi di hotel, gigi depan rasanya ada yang anehSaya goyang-goyang, ternyata lepasWah, saya panik bukan main," cerita penyanyi yang tenar dengan hits Kota Solo, Dinda Bestari, Telomoyo, dan Jembatan Merah tersebutGigi yang gampang goyang itu memang berkaitan erat dengan diabetes yang diidapnya
Peringatan-peringatan itu rupanya belum cukup menyadarkan musikus yang pernah nekat mengadu nasib ke Singapura pada 1967 ituSegala pantangan diabaikanMakanan apa pun dilahapTerutama ketika menjalani tur dunia pada 1990?1992, Mus hampir tak ingat kalau dirinya mengidap penyakit gula"Jamuan makan datang silih bergantiBelum lagi nongkrong bersama sesama musisiSusah sekali mengatur pola makan," kenang penyanyi keroncong yang dikenal dengan cengkoknya yang khas tersebut
Beruntung, Mus mendapat support yang besar dari istri dan anakMereka tak henti-hentinya membesarkan hati anak ketiga dari delapan bersaudara tersebutDukungan itu yang membangkitkan Mus dari keterpurukan dan mulai belajar menerima kenyataanHatinya pun menjadi lebih ikhlasItu yang membuatnya cepat beradaptasi dengan keadaan sekarangMus hanya butuh waktu seminggu untuk beradaptasi
Mus pun belajar menghafalkan tata letak rumahIni tidak terlalu sulit karena dia sudah hafal dengan ruang-ruang di kediamannya yang terletak di kawasan Taman Alfa Indah itu"Kadang-kadang, ya masih nyasarSoalnya, Mbak Helen (Helen Sparinga, istri Mus) sering memindahkan barang-barang tanpa saya tahu," katanya kemudian tersenyum
Untuk aktivitas di luar rumah, Mus tidak bisa sendiriDia dibantu seorang perawat untuk membimbingnya berjalan"Kalau ada pentas bareng teman-teman band Favourite, mereka yang gantian nolongin saya," ujar Mus yang mengaku masih sering manggung bersama bandnya tersebutMus merasa sangat bersyukur mempunyai rekan-rekan yang sangat pengertian
Mereka bergantian menjaga Mus saat pentas ke luar kotaMereka juga yang mengarahkan Mus saat di panggung"Karena tidak bisa melihat penonton, kadang-kadang arah saya menyanyi tidak menghadap ke penontonTeman-teman ini yang membetulkan posisi saya," ujarnya
Dengan kondisi yang sudah sangat terbatas, ayahanda Irene Patricia Melati dan Erick Rinandi Heriyadi itu lebih banyak menghabiskan waktu di rumahUntuk mengusir sepi, Mus mendengarkan musik serta mendengarkan firmanSesekali, dia berolahraga untuk menjaga stamina"Setiap hari saya berdoaSaya masih yakin akan diberi kesembuhan," kata pria yang mengaku enggan berobat alternatif tersebut
Meski dalam keterbatasan, kegiatan bermusik Mus tetap berjalanBaru-baru ini dia kelar menggarap album Keroncong MurniAlbum ini baginya sangat spesial karena dia menggunakan iringan keroncong asli"Album-album sebelumnya kebanyakan menggunakan iringan band," katanyaMus mengaku tak mendapat kesulitan besar meski album tersebut digarap ketika kondisi penglihatannya sudah melemah
"Saya dibantu arranger untuk menghafalkan lirik laguKalau saya salah menyanyi, dia yang bilangin, terus kita ulang lagi," kata MusSelain album Keroncong Murni, Mus mempunyai satu proyek lagiYaitu, menuntaskan album Pop Jawa yang penggarapannya terhenti karena dia sakit"Ini yang akan saya tuntaskan," katanya(kum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Askobi, Wadah Perjuangan Korban Bom Terorisme di Indonesia
Redaktur : Antoni