Kain sulam dari Uzbekistan, alat musik dari Maroko dan pelana kuda dari Afrika Utara merupakan sebagian dari karya budaya Islam yang kini dipamerkan di National Museum of Australia (NMA) di Canberra.

Pameran bertajuk 'So That You Might Know Each Other: Faith and Culture in Islam' menampilkan benda-benda budaya dari dua museum. Yaitu, Vatican Anima Mundi Museum of World Arts and Cultures serta Sharjah Museum of Islamic Civilisation.

BACA JUGA: Facebook Ganti Aturan Layanan untuk Pengguna Australia

Pameran ini menampilkan lebih dari 100 artefak berharga dari abad ke-18 hingga abad ke-20 dari lebih dari 20 negara. Photo: Kain Suzani yang disulam dari Bukhara, Uzbekistan. (Vatican Anima Mundi Museum Inv 112536)

BACA JUGA: Skandal Perbankan Australia Mulai Makan Korban

Direktur NMA Mathew Trinca menjelaskan ini pertama kalinya banyak objek akan dipamerkan di luar museumnya sendiri.

"Banyak benda-benda indah dalam pameran ini dari seluruh dunia Islam," kata Dr Trinca.

BACA JUGA: Australia Harus Berterima Kasih Pada Indonesia Terkait Pemberantasan Narkoba

"Mereka semuanya merupakan benda-benda yang cukup mempesona," katanya.

Dr Trinca berharap pameran ini akan menginspirasi para penonton untuk "terbuka dan menerima perbedaan". Photo: Pelana yang diperkirakan dari Tunisia, Afrika utara. (Vatican Anima Mundi Museum inv. 112384.2)

"Ini menyangkut keinginan untuk mensponsori dan membangun dialog mengenai hal-hal yang penting dalam masyarakat," katanya.

"Setiap kali kita melihat sesuatu yang berasal dari budaya atau masyarakat lain, kita dibawa ke dalam kehidupan orang lain," jelasnya.

"Sebgian hal yang perlu kita lakukan sebagai manusia yaitu memahami orang lain dan pengalaman merek," tambah Dr Trinca.

Koleksi artefak melukiskan gambaran berbagai ekspresi Islam di seluruh dunia.

"Ada benda dari Afrika, Timur Tengah, Persia, India, Pakistan, di seluruh Asia Tenggara dan tentu saja dari Indonesia ke Filipina," kata Dr Trinca.

"Ini pengenalan mengenai luasnya budaya Islam di seluruh dunia," ujarnya. "Kisah ini juga mencakup Australia."

Kurator menyertakan benda-benda dari koleksi NMA sendiri, termasuk lukisan kulit yang menggambarkan kontak awal antara orang-orang Aborigin dan pelaut Muslim dari Makassar.

"Kita juga mampu memasukkan beberapa objek tentang umat Islam di Australia," tambah Dr Trinca.

Pameran ini akan berlangsung hingga 22 Juli 2018.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di ABC Australia.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Vanuatu Yakinkan Australia Soal Rencana Pangkalan China

Berita Terkait