jpnn.com - MATARAM – Musim tanam membuat permintaan pupuk bersubdisi di Nusa Tenggara Barat cukup tinggi.
Sayangnya, stok pupuk bersubsidi justru mulai habis.
BACA JUGA: Kok Bisa Kasus Pidana Besar Hanya jadi Penggelapan Pajak Biasa?
Kuota yang disalurkan selama Januari-Desember hanya tersisa delapan ribu ton.
Jumlah itu tentu tak sebanding dengan permintaan yang tinggi.
BACA JUGA: DPD: Perlu Batasi Impor Garam
“Kalau melihat kuota untuk satu tahun, maka yang tersisa tinggal delapan ribu ton pupuk bersubisi untuk urea,” kata Kepala Pemasaran PT Pupuk Kaltim cabang Mataram Rochmansyah, Senin kemarin (5/12).
Karena itu, Rochmansyah meminta Dinas Pertanian Provinsi NTB bersama dinas pertanian kabupaten/kota untuk segera bersurat kepada Kementerian Pertanian (Kementan).
BACA JUGA: Pembangunan Underpass Stasiun Manggarai Siap Dioperasikan
Tujuannya adalah meminta penambahan kuota (realokasi) pupuk bersubsidi untuk NTB, baik urea maupun NPK.
Dia menambahkan, permintaan pupuk bersubsidi yang cukup tinggi terjadi selama November.
Jumlahnya mencapai 31 ribu ton. Sedangkan pada bulan lainnya berkisar rata-rata 10-11 ribu ton.
Penggunaan pupuk bersubsidi selama November juga cukup tinggi karena penanaman padi serentak dilakukan selama musim hujan turun.
Apalagi, pertengahan tahun hingga Oktober masih terjadi musim kemarau sehingga tanaman padi masih kurang.
“Pupuk subsidi kami salurkan itu harus sesuai dengan RDKK yang tercantum,” ucapnya. (luk/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PUM Belanda Latih Ratusan UKM Smesco
Redaktur : Tim Redaksi