JAMBI--Kualitas guru bersertifikasi sampai saat ini masih diragukanAda penilaian, para guru bersertifikasi ini masih berkualitas sama dengan yang belum disertifikasi
BACA JUGA: Dua Kali DAK Pendidikan Tak Terpakai
Misalnya seperti yang disampaikan oleh beberapa alumni SMA di Kota Jambi ini“Kami memang ada diajarkan oleh salah seorang guru yang baru disertifikasi
BACA JUGA: Sentralisasi Guru Mulai Dikaji
Salah satu guru itu mengajar Bahasa IndonesiaDijelaskannya, metode pengajaran di SMAN 4 saat ini memang sudah berkonsep multi media
BACA JUGA: Cegah Contek Berjamaah, Lembar Jawaban UN Dipelototi
Jadi, murid mengikuti pelajaran berdasarkan materi yang sudah disiapkan guru.“Memang dengan konsep baru ini, kita merasa ada peningkatan kualitas belajarKita menjadi semakin mengerti apa yang diajarkanHanya saja, perubahan dari gurunya sepertinya sama sajaKami rasa sama saja setelah ataupun sebelum sertifikasi, tidak ada bedanya,” ungkapnya.
Pengamat Pendidikan, Prof Dr Lias Hasibuan MA menilai seharusnya, ada perbedaan cara mengajar guru antara sebelum dan setelah disertifikasi
“Jika sudah disertifikasi, artinya guru tersebut sudah dipercaya dan diakui memiliki kualitas mengajar yang baikJadi, mereka harus mampu memperlihatkan kualitas dan perbedaannya sebagai guru bersertifikasi,” sebutnya.
Jika saat ini, meski sudah bersertifikasi, namun guru masih belum menunjukkan kualitas yang baik, dirinya menilai ada sesuatu yang salah dalam sebuah proses pemberian sertifikasi guru itu.
“Kalau nyatanya ditemui kualitas guru yang bersertifikasi itu tidak baik, tentunya ada yang salah dengan proses sertifikasinyaBisa saja, ada penyelewenganKarena guru titipan jadi disertifikasi, padahal kualitas dan jasanya mengajar belum bisa dipertanggung jawabkan,” keluhnya.
Saat ini, sambungnya, memang pencapaian dari guru belum diperlihatkanKualitas SDM seharusnya tidak terlepas dari akhlak yang baik bagi pelaksana sertifikasi dan juga guru.“Harusnya kualitas dan jasa guru yang menentukan apakah layak disertifikasi atau tidakSehingga, mutu dan kualitas pendidikan yang dihasilkan juga akan baik,” jelasnya.
Salah seorang guru yang sudah disertifikasi, Jaya Kusumantri SPd sedikit mengakui belum adanya peningkatan kualitas guru pasca disertifikasi‘’Mungkin masih ada sebagian guru yang sudah lolos sertifikasi tapi belum menyadari banyaknya uang pemerintah yang digunakan untuk sertifikasi tersebut,’’ ucapnya
Tapi sebagian yang lain lanjutnya, sudah sangat menyadari tujuan sertifikasi yang dilakukan oleh pemerintahOleh karena itu, mereka secara berkesinambungan meningkatkan kualitasnya
‘’Memang untuk tahap awal ini yang kekurangan pemerintah tersebut adalah pada upaya pengawasanKarena pengajaran tanpa diawasi memang sangat sulit,’’ tukasnya
Dengan adanya pengawasan kedepan dia yakin kualitas gugur akan semakin baikKadisdikbud Tanjabtim Feri Mardjoni menjelaskan sertifikasi ini telah dievaluasi secara umum.” Apalagi sertifikasi sudah masuk dalam lingkup nasional,” terangnyaIa pun belum melihat penampakan mutu dan kualitas guru yang telah disertifikasi“Artinya peningkatan kinerja dan mutu pendidikan belum adaItu masalah nasional,” terangnya.
Untuk kedepan pihaknya akan melakukan evaluasi sertifikasi guru di TanjabtimIa juga membarkan pernyataan presiden yang mengatakan tidak ada perubahan dari guru yang telah disertifikasi dari segi mutu.“Akan diadakan evaluasi terus. Khusus bagi yang telah mendapat sertifikasi,” pungkasnya.
Kabid Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Ahmad Nasri, mengatakan kinerja guru yang sudah mendapat sertifikasi terus di evaluasiIni dilakukan dengan cara melihat jam mengajar guru yang sudah sertifikasiDan sejauh ini guru yang sudah mendapat sertifikasi, cara mengajar sudah mengalami kemajuan dari sebelumnya, seperti menggunakan alat Bantu untu mengajar dan sebagainya“Dan yang lebih pentiung, rata-rata jam mengajar guru yang sudah sertivikasi mencapai 24 semingu,” sebutnya.
Selain evaluasi yang dilihat dari jam mengajar, bahan-bahan yang diajukan oleh guru yang mendapat sertivikasi saat pencairan gaji sertivikasi juga dilihatSetidaknya dalam setengah tahun sekalai perkembangan dari guru yang sudah sertivikasi terus dilihat.
Pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar masalah pengelolaan guru dikaji lagi, langsung ditindaklanjuti Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)Kedua kementrian itu mengkaji perlu tidaknya desentralisasi pengelolaan guru diitarik ke pusat alias resentralisasi.
"Kita sedang mengkaji dengan kemdikbud ide ituDulu kan guru dalam binaan bupati/walikota, kita kaji, apa perlu itu dievaluasi," ujar Mendagri Gamawan Fauzi kepada wartawan di kantornya, Jumat (2/12).
Seperti diketahui,pada Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2011 dan HUT ke-66 PGRI di Sentul Internasional Convention Center (SICC), 30 Nopember 2011, Presiden SBY merespon pembahasan mengenai pengelolaan guru, apakah dikelola pemerintah pusat atau daerah
Kalimat itu spontan disambut ribuan guru dengan teriakan "pusat""Dengarkan dulu," potong SBY"Ada plus dan minusnyaKalau dikelola pusat, ada plus dan minusnya," imbuh SBY saat itu.
Mendagri Gamawan Fauzi menjelaskan, masalah ini harus dikaji secara mendalam, lantaran perubahan kebijakan masalah guru menyangkut banyak aspekPerubahan, lanjut Gamawan, otomatis nantinya juga harus mengubah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Kabupaten/Kota.
"PP harus diubahJuga menyangkut mekanisme penggajianJadi pesan presiden tepat, harus dikaji dulu secara mendalam," ujar mantan gubernur Sumbar itu.
Dia juga memberikan sinyal, kalau toh nantinya pengelolaan guru disentralisasi, maka tidak sepenuhnya urusan guru ditarik ke pusat"Kalau misalnya mutasi guru antar SD yang bersebelahan, apa iya harus diurus pusat," kata Gamawan.(wsn/kar/era/yos/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengidap AIDS, Anak Tetap Bisa Sekolah
Redaktur : Tim Redaksi