“Tekad kita untuk selalu berusaha membangun lebih baik atau building back better
BACA JUGA: Longsor Landa Kebumen
Bencana merupakan situasi yang sangat tidak diharapkan, namun dibalik itu ada kesempatan besar untuk mempersiapkan perangkat-perangkat yang diperlukan untuk menuju kehidupan yang lebih baikBACA JUGA: Pasca BRR, SBY Minta Koordinasi Dilanjutkan
Di Aceh misalnya, siapa yang menyangka kalau Sertifikat Tanah Bersama atas nama suami dan isteri diperkenalkan di tanah syariah dan mendapat sambutan yang sangat positif dari seluruh masyarakat,” papar Kuntoro di hadapan Presiden SBY di JCC Jakarta, Jumat (13/2).Lebih dari itu, kata Kuntoro, pihaknya sangat berharap bahwa pola yang sama dapat diterapkan di tempat lain di Indonesia
Kuntoro juga menyebutkan bahwa pentingnya integritas dan akuntabilitas
BACA JUGA: Aceh dan Nias Menggeliat Lagi
“Karena luasnya cakupan wilayah dan besarnya pekerjaan, sistem yang kokoh diperlukan untuk menjawab keraguan dalam hal ini“Sebagai contoh selain beberapa perangkat anti-korupsi yang telah inisiasiDi Aceh-Nias, aset-aset hasil pembangunan lengkap dengan nama penerima manfaat, lembaga yang membangun, gambar aset, dan titik koordinat Global Positioning System (GPS) terekam dalam sebuah sistem informasi manajemen aset yang berbasis informasi peta geospasialDengan cara tersebut, sekaligus memastikan akuntabilitas kami,” cetusnya.Kuntoro yang akan berakhir masa jabatannya pada 16 April 2009 itu melaporkan, hingga 31 Januari 2009 BRR NAD-Nias telah berhasil membangun 133.903 unit rumah, pengungsi tinggal di barak tinggal 768 KK, fasilitas kesehatan yang telah dibangun sebanyak 1.047 unit, sekolah yang telah dibangun 1.488 unit, guru yang dilatih sebanyak 39.438 orang, jalan (semua jenis) sepanjang 3.585 Km, jembatan 273 unit, bandara 12 unit, pelabuhan laut 20 unit, UKM didukung 194.947 unit, tempat ibadah sebanyak 3.193 unit, kapal ikan yang dibuat sebanyak 7.107 unit, tenaga kerja yang dilatih sebanyak 154.488 orang, dan kantor pemerintah yang dibangun sebanyak 987 unit.
Sekedar mengingatkan, kerusakan yang terjadi saat badai tsunami menghantam pada 26 Desember 2006 lalu, antara lain rumah hancur sebanyak 120 ribu unit, rumah rusak sebanyak 70 ribu unit, 14 bandara, 114 fasilitas kesehatan, 2.000 sekolah, 2.500 orang guru meninggal, 3.000 Km hancur, 120 unit jembatan, 14 bandara, 100 ribu UKM, 20 ribu ha tambak ikan, 60 ribu ha tanah pemerintah, 1.052 bangunan pemerintah, dan lebih dari 200 ribu jiwa tewas.(gus/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Karsa Akhirnya Dilantik
Redaktur : Tim Redaksi