MELBOURNE - Petenis Spanyol Rafael Nadal tak hanya akan disebut sebagai jagoan tanah liatSebutan baru pantas disematkan kepada petenis 22 tahun itu, yakni raja semua jenis lapangan
BACA JUGA: Given Datang, Dua Siap Hengkang
Bukti teranyar adalah gelar juara di grand slam lapangan keras (hardcourt) Australia Terbuka 2009.Di final tadi malam Nadal menundukkan lawan klasiknya, Roger Federer, dengan skor 7-5, 3-6, 7-6 (3), 3-6, 6-2
Kemenangan itu sekaligus memupus harapan Federer untuk segera menyamai rekor 14 gelar grand slam yang dimiliki petenis AS Pete Sampras
BACA JUGA: Rekor tak Pernah Kalah Juve saat Menjamu Cagliari Jebol
Federer yang bercucuran air mata setelah kalah, sangat terpukul dengan lepasnya kesempatan memecahkan rekor ituBACA JUGA: MU Berpeluang Perlebar Jarak
Karena tak kuasa menghentikan tangis, Federer tak meneruskan sambutannya.Nadal yang tampil setelahnya, berusaha membesarkan hati Federer''Saya minta maaf untuk hari iniSaya tahu bagaimana perasaanmu sekarang, pasti sangat sedih karena gagal meraih gelar ke-14 grand slamTapi ingat, Anda adalah juara sejati dan salah satu yang terbaik di dalam sejarah sehingga masih punya kesempatan untuk menyamai rekor Sampras," ungkap Nadal sambil memandangi rival bebuyutannya itu.
Motivasi Nadal itu membuat Federer tampak semakin sedihNamun, petenis Swiss itu tetap mengumbar senyum di bibirnya meskipun terasa kecutSetelah itu, Federer memberanikan diri untuk tampil lagi di atas podiumKali ini dia tampak lebih rileks dan dengan lantang memberikan pujian kepada Nadal, orang yang selalu menjegalnya dalam tiga final terakhir di grand slam (Perancis Terbuka dan Wimbledon 2008 serta Australia Terbuka)"Rafa (sapaan Nadal) selamat, Anda tampil luar biasa, pantas mendapatkannya(Anda) memainkan final fantastis,'' ujar Federer disambut tepukan tangan panjang penonton.
Meski dua hari sebelumnya bermain dalam laga terlama Australia Terbuka (5 jam dan 14 menit) melawan Fernando Verdasco, Nadal tetap menunjukkan keunggulan fisik di final tadi malam.
Federer lebih banyak melakukan ace, yaitu 11 berbanding empatTapi, dia juga mencatatkan jumlah yang lebih banyak untuk kesalahanFederer menciptakan enam double fault dibanding empat dari Nadal, serta 64 kesalahan sendiri (unforced error) dibanding 41 dari Nadal.
Federer memang harus mengakui keperkasaan Nadal yang bermain tak pernah mengenal lelahSeperti banteng, petenis Spanyol tersebut selalu mengejar ke mana pun arah bola pukulan Federer yang akhirnya tampak frustrasi dalam pertandingan itu.
Jadi, tak salah jika Federer harus mengeluarkan kata-kata pujian setinggi langit untuk pemain nomor satu dunia tersebutNadal pun kini menjelma menjadi petenis legendaris Spanyol, karena hanya AS terbuka yang belum berhasil ditaklukkannyaNadal seakan tinggal menunggu waktu untuk mampu menjuarai seluruh grand slamSatu-satunya orang yang mampu melakukannya adalah legenda Australia Rod LaverKemarin trofi juara diterima Nadal dari Laver"Sebuah mimpi yang menjadi kenyataan mendapatkan torfi dari Rod LaverDua pekan yang luar biasa dalam hidup saya,'' tutur Nadal(ady/ang)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kawasaki Punya Masalah Kekurangan Mesin
Redaktur : Tim Redaksi