jpnn.com, JAKARTA - Pengamat dan Praktisi Pendidikan Indra Charismiadji menilai, Mendikbud Nadiem Makarim harus memiliki minimal dua wakil menteri.
Ini lantaran beratnya tugas seorang menteri pendidikan dan kebudayaan yang melayani pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Belum lagi masalah kebudayaan.
BACA JUGA: Kritisi Keputusan Jokowi Tunjuk Nadiem, Fadli Zon Sebut Pendidikan Jadi Arena Uji Coba
"Terlalu berat bila Mas Nadiem Makarim hanya bekerja sendiri. Beliau harus punya wakil mendikbud minimal dua orang," kata Pengamat dan Praktisi Pendidikan Indra Charismiadji di Jakarta, Minggu (10/11).
Figur wamendikbud seperti apa yang cocok mendampingi Nadiem? Menurut Indra, wakilnya harus bisa berkolaborasi dengan daerah. Bukan yang hanya memerintah.
BACA JUGA: Mas Nadiem Makarim Minta Anggota Komisi X DPR Bersabar
“Selama ini di Kemendikbud mindset-nya mereka ingin daerah ikut, itu tidak bisa. Pemda itu harus diajak kolaborasi,” terangnya.
"Problemdi daerah kan beragam. Ada yang SDM-nya tidak mengerti mau ngapain dan gimana caranya. Sebetulnya sama kondisinya seperti Mas Nadiem, bukan orang yang terjun di dunia pendidikan, tetapi disuruh memegang pendidikan. Bedanya, Mas Menteri mau belajar. Di daerah, belum tentu mau belajar," imbuh Indra.
BACA JUGA: Celetukan Anggota DPR ke Mendikbud Nadiem: Kami Dukung Biar Tak Kena Reshuffle
Saat ini, lanjut Indra, dibutuhkan figur wamendikbud yang mau ke daerah, bicara ke daerah tanpa bersifat komando. Termasuk menginformasikan begini loh cara mengelola pendidikan, apa yang bisa pusat bantu.
Indra menambahkan, mengelola pendidikan harus jadi gerakan bersama dan gotong royong. Jadi memang wamendikbud harus diisi orang yang tidak punya ego dan kepentingan pribadi.
Bukan karena posisi wamendikbud diadakan untuk mengakomodir kepentingan golongan tertentu sebagai balas jasa dalam Pilpres 2019.
"Mas Nadiem butuh wamen yang bisa koordinasi. Karena berat banget tugasnya, belum diktinya, belum menyentuh kebudayaan. Saya berharap, wamendikbud yang ditunjuk nanti benar-benar orang yang pas dan bukan karena unsur pesanan," tandasnya. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad