Naik Jet Pribadi Bukan Hal Mewah Lagi, Kok Dianggap Gratifikasi?

Kamis, 25 Februari 2016 – 04:35 WIB
Poempida Hidayatullah. Foto: dokumen JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Foto tentang Ketua DPR Ade Komarudin naik pesawat pribadi atau private jet tengah jadi gunjingan. Sebab, sempat ada pihak yang melapor ke Mahkamah Kehormatan DPR (MKD) bahwa calon ketua umum Golkar itu menerima gratifikasi berupa fasilitas menaiki jet pribadi.

Namun, pejabat negara yang naik jet pribadi bukan hanya Ade. Sebab, kini beredar pula foto Ketua MPR Zulkifli Hasan  sedang dalam jet pribadi.

BACA JUGA: Besarnya Manfaat Informasi Geospasial Bagi Pembangunan Desa

Menurut mantan anggota DPR yang pernah menggeluti bisnis penyewaan private jet, Poempida Hidayatullah, sebenarnya layanan jet pribadi bukanlah hal mewah. Sebab, harga tiket kelas satu di pesawat komersial tak jauh beda dengan ongkos menyewa pesawat jet pribadi.

"Sebenarnya jet itu tak mewah-mewah amat. Itu kan harganya paling cuma USD 3000-an sejam. Kalau perjalanan mau sejam dua jam, harganya sama dengan harga tiket kelas satu pesawat umum. Kalau rombongan, malah mungkin lebih murah private jet,” ujarnya, Rabu (24/2)

BACA JUGA: Mendingan Tokoh Lain Daripada Nurdin

Politikus Golkar itu menambahkan, sewa private jet memang semakin mahal jika jaraknya semakin jauh. “Tapi kalau semakin pendek jarak, harga sewa jet dengan pesawat umum semakin tak beda jauh," katanya.

Hanya saja, katanya, keuntungan menggunakan jet pribadi bukan hanya pada biaya yang tak jauh dibandingkan harga tiket pesawat kelas satu. Sebab, menggunakan private jet juga efisiensi waktu dari segi waktu karena penerbangannya tak terikat jadwal sebagaimana pesawat komersial.

BACA JUGA: Mantap, Jokowi Tugasi TNI Sikat Bandar Narkoba bareng BNN

"Jadi lebih efektif untuk kegiatan bisnis maupun politik. Tapi sebenarnya tak istimewa layanan jet itu karena tak mewah-mewah amat," kata Poempida.

Ketua MPR Zulkifli Hasan dalam private jet bersama politikus PAN, Putra Jaya Husin.

Karenanya ia juga tak sependapat dengan anggapan bahwa menumpang jet pribadi bisa dianggap gratifikasi. Ia mengandaikannya dengan seorang anggota DPR yang ikut menumpang mobil sesama wakil rakyat untuk berangkat ke kompleks parlemen di Senayan.

"Misalnya saya sedang berjalan ke gedung DPR, di tengah jalan ada teman saya naik mobil berhenti menawari  saya untuk menumpang. Mobilnya jadi angkutan saya ke DPR, masa saya tak boleh ikut?" katanya.

Sebelumnya politikus Partai Golkar, Bambang Soesatyo mengatakan, pesawat yang ditumpang Akom -sapaan Ade- adalah milik PTJhonlin Air Transport. Bambang mengatakan bahwa dirinya merupakan pemilik Jhonlin dan pernah menjadi komisaris. "Pak Akom juga mau menumpang setelah memastikan tidak ada aturan yang dilanggar," kata politikus yang akrab disapa dengan nama Bamsoet itu.

Sedangkan anggota MKD Sarifuddin Suddin mengatakan, laporan tentang Akom menerima gratifikasi dalam bentuk fasilitas jet pribadi ternyata minim bukti. "Apa yang dilaporkan itu prematur dan sangat tidak berdasar. Masa orang naik private jet lalu dilaporkan menerima gratifikasi?” kata Sudding.(rmo/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... WADUH: Ivan Haz Bakal Hadapi Dua Putusan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler