BACA JUGA: MenPAN&RB Dorong KDH Tersangka Langsung Nonaktif
Mereka menggelar spanduk, berorasi, bernyanyi-nyanyi dan berbaring di jalan masuk Gedung KPK.Satu ruas jalan Rasuna Said terpaksa ditutup karena aksi ini
BACA JUGA: 32% Anggaran Kemensos tak Terserap
Namun, setelah beberapa waktu berjalan, terjadi kericuhanSetelah bendera hampir mencapai setengah tiang, tindakan itu diketahui petugas (satpam dan anggota polisi)
BACA JUGA: Tersangka Upaya Penyuapan Pimpinan KPK Ditahan
Petugas kemudian menyeret pelaku dengan paksa dan menangkapnyaPetugas pun kembali menaikkan bendera.Elemen massa yang ikut dalam aksi ini antara lain Front Persatuan Mahasiwa Indonesia, Bendera, Solidaritas Nasional Antikorupsi dan Antimakelar Kasus (Snak Markus), BEM Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta dan FesbI (Forum Facebooker).
Beragam tuntutan mereka sampaikan antara lain meminta SBY-Boediono turunMereka juga meminta pemerintah menghentikan intevensi politik terhadap pengungkapan kasus korupsi, menangkap dan mengadili mafia hukum/ mafia kasus, mengusut kasus Century, Miranda Goeltom serta kasus-kasus besar lain.
Sementara itu, Yurisman dari Snak Markus, menyatakan bahwa SBY-Boediono harus bertanggung jawab terhadap kasus korupsi dan praktik makelar kasus yang terjadiDi sisi lain, dia juga menyatakan tidak percaya lagi dengan KPKKPK dinilai tidak independen"KPK hanya alat kekuasaan, pion dari penguasa, sebaiknya bubarkan saja," katanya.
Belum tuntas aksi ini, datang lagi serombongan massa yang menamakan diri Fraksi (Front Rakyat Antikorupsi) ke Gedung KPKKedatangan mereka menambah ramai peserta aksi"Kami atas nama Fraksi minta dengan tegas komitmen Ketua KPK yang baru untuk menyelesaikan kasus-kasus korupsi yang belum selesai," ujar seorang oratorMereka juga membawa keranda sebagai simbol matinya supremasi hukum di negeri ini.(rnl/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahfud Terima Sertifikat Tanah dan Uang Rp 58 Juta
Redaktur : Tim Redaksi