BACA JUGA: Pemeriksaan Boediono-Sri Tunggu Kesepakatan
Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia Wilayah Jawa Timur Sherlina Kawilarang mengatakan, seandainya tidak ada tenaga asing, industri tekstil yang merupakan salah satu penyumbang terbesar ekspor nonmigas bagi Indonesia bisa mati
Tenaga asing di bidang tekstil dibutuhkan untuk hal-hal teknis, terutama pengoperasian mesin
BACA JUGA: Semua Naker India Diganti
"Apakah di Indonesia ada sekolah pertekstilan? Di Jawa Timur belum adaBACA JUGA: Temuan TPF : Terlalu Banyak Pekerja Asing !
Sebab, kita tidak ada ahlinya," ungkapnya kepada Jawa Pos tadi malam.Seandainya tenaga kerja dalam negeri memenuhi kriteria, menurut Sherlina, kecil kemungkinan perusahaan yang beroperasi di Indonesia lebih memprioritaskan tenaga kerja asing"Jangan dikira perusahaan itu senang karena pakai tenaga kerja asingRepot lho, karena harus urus izin, pajak, dan sebagainya," ujarnya.
Hanya, lanjut Sherlina, dengan kondisi seperti saat ini semua industri harus realistis bahwa tenaga kerja asing masih sangat dibutuhkan"Yang jelas, kedua pihak (asing dan lokal) harus bijaksanaJanganlah tenaga asing itu lantas dimusuhiSoal menciptakan keamanan dan iklim kerja yang baik, itu adalah strategi internal perusahaan masing-masing," ulas Sherlina.
Di bagian lain, PT Bajaj Auto Indonesia (BAI) yang berpusat di India tidak menanggapi berlebihan kejadian di Batam yang melibatkan tenaga kerja asal India"Setahu saya tidak ada pembahasan khusus mengenai itu," ujar Rizal Tandju, asisten manajer even dan public relations PT BAI, tadi malam.
Menurut Rizal, kondisi di BAI berlawanan dengan PT Drydocks, yang tenaga kerja asal India mencapai level supervisorDi BAI, kata dia, ekspatriat hanya berada di level top management"Hanya di presiden direktur dan direkturAda empat orangSelebihnya orang Indonesia, termasuk level operasional," paparnya(gen/c4/kum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggota DPR Terima Duit Korupsi Damkar
Redaktur : Auri Jaya