JAKARTA- Pemerhatian Politik Islam yang juga Dosen UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, Nanang Tahqiq MA menilai pemenang pilpres adalah orang yang lebih suka menggunakan bahasa perbuatan ketimbang bahasa pembicaraanHal ini bisa dilihat dari kesuksesan Partai Demokrat dan SBY yang menjadi pemenang dalam pemilu legislatif lalu
BACA JUGA: Koalisi PD-PDIP Hanya untuk Cekal Prabowo
"SBY tak banyak menggunakan bahasa perkataan
BACA JUGA: JK-Win Dinilai tak Mampu Imbangi Keperkasaan SBY
Ini membuat masyarakat memberikan kepercayaan lebih banyak dibandingkan partai lain," kata Nanang Tahqiq yang juga menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk "Menakar Kontestasi SBY-Hatta, Prabowo-Rizal Ramli dan JK-Wiranto" di salah Restoran, Jl Kebon Sirih 31A Jakarta Pusat, Minggu (10/5).Di sisi lain, sambung dia, PDI Perjuangan justru lebih banyak menggunakan bahasa perkataan yaitu dengan mengako partainya wong cilik, menolak BLT, menolak subsidi dicabut
Nanang menyarankan kepada kontestan dalam pilpres nanti lebih mengedepankan bahasa perbuatan
BACA JUGA: PDIP-PD Selingkuh, Tak Perlu Pilpres
"Umpamanya JK-WirantoJK harus mengedepankan kampanye perdamaian di Aceh, Ambon, Poso dan lainnyaKalo ada tim sukses JK di sini, konon katanya pikiran BLT itu juga konseptornya JK, itu harus terus disuarakan sebagai bahasa perbuatanHal ini akan lebih menjual," tegasnya.Selain itu, Nanang Tahqiq juga menyampaikan kunci kekuatan partai Gerindra pada pemilu legislatif lalu karena bahasa perbuatan yang disampaikan Prabowo Subianto dalam iklan Gerindra sangat menyentuh rakyat.
"Ke pasar tradisonal, ke petani dan nelayan ini potret yang diperlihatkan PrabowoSehingga iklan itu mampu menarik para pemilih untuk Gerindra," kata dia.(fuz/gus/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Demokrat Raup 148 Kursi, Golkar 108 Kursi
Redaktur : Tim Redaksi