TOKYO - Untuk kali pertama setelah mundur pada 26 Agustus lalu, mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Naoto Kan menyuarakan ketakutannya terhadap krisis nuklir yang belum kunjung berakhir hingga kiniPolitikus 64 tahun itu khawatir ibu kota Jepang akan berubah menjadi kawasan yang tidak bisa dihuni manusia lagi
BACA JUGA: Eks Jenderal Serbia Divonis 27 Tahun
"Bayangan bahwa Tokyo akan berubah menjadi kota kosong tanpa seorang penduduk sempat melintas dalam benak saya," ungkapnya dalam wawancara khusus dengan surat kabar Tokyo Shimbun kemarin (6/9)
Menurut Kan, mustahil mengevakuasi seluruh penduduk Tokyo dan Kanto dengan sekaligus
BACA JUGA: Sandera Putri, Bawa Bom di Dekat Pengadilan
Instruksi pemerintah untuk mengosongkan zona sekitar 20 kilometer di sekitar PLTN yang dikelola TEPCO itu juga tak bisa dilaksanakan dalam satu langkahBACA JUGA: Diterjang Talas, 18 Orang Tewas
Seiring dengan terus memburuknya krisis nuklir dan tersendatnya rekonstruksi pasca-gempa dan tsunami, Kan mengaku selalu dihantui mimpi burukApalagi, masyarakat menilai pemerintahannya terlalu lamban dalam mengatasi bencana alam pada 11 Maret lalu ituHingga kini, setelah Kan tak menjabat, proses rekonstruksi masih berlangsung dan krisis nuklir belum kunjung mereda
Status krisis nuklir Fukushima yang disamakan dengan bencana nuklir Chernobyl membuat Kan terpaksa mundurSebelum mundur itu pula, dia sempat mendeklarasikan keinginannya untuk tidak lagi menggunakan nuklir sebagai sumber energi di JepangDia mengimbau seluruh jajaran pemerintahan untuk mengeksplorasi jenis energi baru yang bisa diperbarui.
"Sebelumnya, saya yakin bahwa reaktor di Jepang aman karena didukung teknologi mutakhirTetapi, bencana 11 Maret mengubah seluruh pendapat saya itu," terangnya.
Kan juga mengaku ngeri membayangkan makin luasnya zona steril di sekitar PLTNJika zona steril meluas, dia yakin bahwa status Jepang sebagai negara terancam hilang"Mengevakuasi 30 juta orang bukanlah perkara mudahBahkan, hal itu mustahil dilakukanJika itu sampai terjadi, Jepang tidak akan mampu bertahan lagi sebagai negara," ramalnyaApalagi, jarak PLTN Fukushima dengan Tokyo hanya sekitar 250 kilometerTanpa dukungan wilayah di sekitarnya, Tokyo tak akan mampu bertahan sebagai pusat pemerintahan
Sementara itu, korban badai tropis Talas di Jepang terus bertambahKemarin, tak kurang dari 46 orang dilaporkan tewas akibat taifun yang mengamuk di barat Negeri Sakura tersebutSekitar 50 lainnya dilaporkan hilangSejauh ini, ribuan warga masih harus bertahan di tempat penampungan sementara karena permukiman mereka hancur
PM Yoshihiko Noda dijadwalkan melawat ke lokasi bencana kemarinUntuk sementara, kebutuhan makan dan minum pengungsi mengandalkan bantuan dari pemerintah setempat"Setelah mendistribusikan 1.000 liter air minum dengan helikopter Senin lalu (5/9), kini kami berencana membagikan beras, mi instant, dan lebih banyak minuman lagi," kata jubir pemerintah(AFP/AP/hep/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Badai Lee Picu Banjir di AS
Redaktur : Tim Redaksi