Naoto Kan Cemas Tokyo Terancam tanpa Penghuni

Korban Talas Tambah, PM Jepang ke Lokasi

Rabu, 07 September 2011 – 11:39 WIB

TOKYO - Untuk kali pertama setelah mundur pada 26 Agustus lalu, mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Naoto Kan menyuarakan ketakutannya terhadap krisis nuklir yang belum kunjung berakhir hingga kiniPolitikus 64 tahun itu khawatir ibu kota Jepang akan berubah menjadi kawasan yang tidak bisa dihuni manusia lagi

BACA JUGA: Eks Jenderal Serbia Divonis 27 Tahun



"Bayangan bahwa Tokyo akan berubah menjadi kota kosong tanpa seorang penduduk sempat melintas dalam benak saya," ungkapnya dalam wawancara khusus dengan surat kabar Tokyo Shimbun kemarin (6/9)
Apalagi, begitu krisis nuklir di PLTN Fukushima Daiichi kian memburuk, pemerintah Jepang tak punya cukup sarana dan prasarana untuk segera mengosongkan ibu kota.

Menurut Kan, mustahil mengevakuasi seluruh penduduk Tokyo dan Kanto dengan sekaligus

BACA JUGA: Sandera Putri, Bawa Bom di Dekat Pengadilan

Instruksi pemerintah untuk mengosongkan zona sekitar 20 kilometer di sekitar PLTN yang dikelola TEPCO itu juga tak bisa dilaksanakan dalam satu langkah
Ketika itu, pemerintah menerapkan serangkaian tahapan sebelum akhirnya mengosongkan zona 20 kilometer di sekitar PLTN

BACA JUGA: Diterjang Talas, 18 Orang Tewas



Seiring dengan terus memburuknya krisis nuklir dan tersendatnya rekonstruksi pasca-gempa dan tsunami, Kan mengaku selalu dihantui mimpi burukApalagi, masyarakat menilai pemerintahannya terlalu lamban dalam mengatasi bencana alam pada 11 Maret lalu ituHingga kini, setelah Kan tak menjabat, proses rekonstruksi masih berlangsung dan krisis nuklir belum kunjung mereda

Status krisis nuklir Fukushima yang disamakan dengan bencana nuklir Chernobyl membuat Kan terpaksa mundurSebelum mundur itu pula, dia sempat mendeklarasikan keinginannya untuk tidak lagi menggunakan nuklir sebagai sumber energi di JepangDia mengimbau seluruh jajaran pemerintahan untuk mengeksplorasi jenis energi baru yang bisa diperbarui.

"Sebelumnya, saya yakin bahwa reaktor di Jepang aman karena didukung teknologi mutakhirTetapi, bencana 11 Maret mengubah seluruh pendapat saya itu," terangnya.

Kan juga mengaku ngeri membayangkan makin luasnya zona steril di sekitar PLTNJika zona steril meluas, dia yakin bahwa status Jepang sebagai negara terancam hilang"Mengevakuasi 30 juta orang bukanlah perkara mudahBahkan, hal itu mustahil dilakukanJika itu sampai terjadi, Jepang tidak akan mampu bertahan lagi sebagai negara," ramalnyaApalagi, jarak PLTN Fukushima dengan Tokyo hanya sekitar 250 kilometerTanpa dukungan wilayah di sekitarnya, Tokyo tak akan mampu bertahan sebagai pusat pemerintahan

Sementara itu, korban badai tropis Talas di Jepang terus bertambahKemarin, tak kurang dari 46 orang dilaporkan tewas akibat taifun yang mengamuk di barat Negeri Sakura tersebutSekitar 50 lainnya dilaporkan hilangSejauh ini, ribuan warga masih harus bertahan di tempat penampungan sementara karena permukiman mereka hancur

PM Yoshihiko Noda dijadwalkan melawat ke lokasi bencana kemarinUntuk sementara, kebutuhan makan dan minum pengungsi mengandalkan bantuan dari pemerintah setempat"Setelah mendistribusikan 1.000 liter air minum dengan helikopter Senin lalu (5/9), kini kami berencana membagikan beras, mi instant, dan lebih banyak minuman lagi," kata jubir pemerintah(AFP/AP/hep/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Badai Lee Picu Banjir di AS


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler