BACA JUGA: Sekolah-Poliklinik Lengkap, Guru dan Dokter Belum Datang
Pensiunan guru SD Fransiskus Asisi, di kawasan Menteng Dalam itu semakin sibuk melayani wawancara dengan para wartawan asing terkait masa kecil bekas muridnya -Barry Soetoro- yang belakangan beken dengan nama Barack Obama"Menjelang pemilihan ini saya banyak diwawancarai orang asing
BACA JUGA: Penghuni Bangga Sebut Kampung Jacky Chan
Beberapa hari lalu saja baru diwawancara wartawan dari Jepang," ungkapnya kepada Jawa Pos Senin (3/11)Bu Is, panggilan akrabnya, merupakan guru Obama pada periode 1968 saat calon presiden AS itu mampir sekolah di SD Franciscus Azisi Menteng Dalam
BACA JUGA: Syeh Puji-Ulfa, Perkawinan Pengusaha-Bocah yang Sarat Kontroversi (2)
Barack Obama Jr lahir pada Agustus 1961Setelah bercerai dengan ayahnya asal Kenya, Barack Husein Obama Sr, ibunya, Ann Dunham, bertemu dengan lelaki Indonesia, Lolo SoetoroMereka menikah pada 1967Karena pernikahan itu, Obama dibawa ke IndonesiaMereka tinggal berpindah-pindahDi antaranya di Jalan KH Ramli 16 Menteng Dalam dan Jalan Taman Amir Hamzah 22 di Pegangsaan, Jakarta Pusat
Karena itu, selama di Jakarta, Obama mengenyam SD dua kali, yakni SD Franciscus Azisi (kelas 1-3) dan SDN Besuki (kelas 4)Setelah Obama naik kelas 5, ibunya mengirimnya ke HawaiiBu Is sekarang terlibat dalam pembuatan film dokumenter untuk meluruskan masa kecil Obama"Tapi, saya lupa lembaganya," ujar wanita asal Flores itu.
Besok (5/11) ibu beranak tiga itu juga dijadwalkan menghadiri undangan Kedutaan Besar Amerika SerikatPerwakilan pemerintah AS itu seakan sudah yakin Obama akan terpilih menjadi presiden AS ke-44.
Selain mantan guru, kata Israella, murid-murid SD tempat Obama bersekolah juga diundangAcaranya, apalagi kalau bukan bernostalgia dengan capres dari Partai Demokrat itu"Saya sudah ditelepon untuk datang," jelasnya
Sebagai mantan guru, Bu Is tentu berbanggaApalagi bekas muridnya saat ini menjadi calon terkuat dalam pemilihan ituDia diprediksi akan dengan mudah mengalahkan pesaingnya dari Partai Republik, John McCain"Saya tentu sangat berharap dia menangMeski di menit-menit terakhir segala sesuatu bisa berubah," jelasnya.
Saat benar-benar melenggang ke Gedung Putih, wanita 64 tahun itu juga berharap agar Obama tak melupakan semua janjinya saat berkampanye"Yang pasti, harapan kami Obama jangan pintar omong doang," ujarnya.
Dinding ingatan Israella memang masih kuat soal mantan anak didiknya ituSaat duduk di kelas tiga, Fermina, seorang guru yang lain, pernah menugasi para siswa menuliskan cita-citanyaDi saat teman-temannya bercita-cita menjadi dokter, arsitek, Obama sudah bercita-cita menjadi orang nomor satu"Dia sudah bercita-cita menjadi presiden," ungkapnya
Saat masih kanak-kanak, ujar dia, bakat memimpin Obama memang sudah terlihatKetika menerima giliran membariskan kawan-kawannya sebelum masuk kelas, Obama selalu memastikan lebih dahulu barisannya rapiDia juga tidak bergegas meminta temannya masuk kelas mana kala masih ada yang bicara
Di kelas Obama juga menonjolDia kerap tunjuk jari menjawab pertanyaan guru meski tidak selalu betulObama kecil juga ringan tangan"Dia juga sering membantu membersihkan papan tulis," ucapnya
Kenangan tentang Obama juga datang dari Ceacilia Sugini, 65, guru kelas dua di SD Fransiskus Asisi tersebutCeacilia yakin kalau mantan muridnya itu bisa menjadi presiden yang baik bagi negeri Paman SamItu semua tak lepas dari kehidupan masa kecilnya yang tinggal di kawasan padat penduduk di daerah MentengTempaan pendidikan di SD Fransiskus Asisi diharapkan juga berpengaruh
Obama sejak kecil harus hidup penuh rasa toleransi karena siswa di sekolah itu berasal dari berbagai suku di tanah air"Saya yakin dia sosok yang penuh tenggang rasaKalau George WBush kan agak brangasan, suka perang," ungkapnya saat ditemui di rumahnya kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, kemarin (3/11)Semua hal yang bisa diraih itu merupakan buah dari kerja kerasnya selama ini.
Soal kehidupan Obama, ibu tiga anak itu punya cerita menarikSatu saat dia bercerita kepada suaminya Hananto bahwa punya murid asingTubuhnya tinggi besar dan rambutnya keritingHananto bertanya, siapakah ibu siswa tadiTernyata Ann Dunham, ibu Obama merupakan guru bahasa Inggris Hananto"Jadi, Obama itu murid saya, sedangkan suami saya jadi murid ibunya Obama (Ann Dunham)," ungkapnya.
Setiap Senin Kebagian Baca Pancasila
Rully Dasaad, koordinator teman-teman SD Obama saat di SD Besuki, Menteng, berharap kawan masa kecilnya itu menang telak dalam pilpres AS"Saya sangat yakin besok akan jadi perubahan besar di Amerika," kata Rully kemarin.
Rully ingat betul pada 1970 Barry datang dikenalkan oleh wakil kepala sekolah dan guru kelas sebagai murid baru bernama Barry Soetoro dari HawaiiDia datang dengan mamanya yang seorang bule putih dan ayah tirinya, Pak Soetoro, yang berseragam Tentara Nasional Indonesia (TNI) hijau"Kita sempat bingung juga kok ada bule setengah negroTapi, kita sebagai anak-anak tidak mempunyai interest untuk mencari tahu secara detailKita cuma beranggapan orang Hawaii memang seperti dia bentuk tubuhnya," katanya
Menurut Rully, Obama mengerti bahasa Indonesia"Di kelas kalau Pak Guru berbicara terlalu cepat, dia akan bertanya apa maksudnya," katanya
Pria yang bekerja sebagai fotografer itu juga ingin meluruskan kesan bahwa Obama pernah sekolah di madrasahMemang, sejak pamor Obama naik sehabis konvensi Partai Demokrat pada 2004, datang beberapa orang ke Indonesia ingin mengetahui latar belakangnya dan mencoba menghubung-hubungkan dengan Islam radikal.
"Mereka melihat sekolah kita ada musalanya dan kalau Jumat yang muslim memakai peciPadahal, zaman saya, hal itu tidak begituMusala itu baru dibangun pada 2003Di kelas Obama pada waktu itu ada yang dari Jawa sampai etnis ChinaAgama juga ada yang Konghucu, Buddha, Katholik, Kristen, Islam, sampai Hindu pun ada, yaitu anak Pak Nyoman Moena yang banker," kata Rully
Setiap Senin, cerita Rully, Barry ikut membaca Pancasila, berbaris masuk kelas"Saya sebetulnya agak kaget dia mempunyai slogan: change, believeSlogan itu menyangkut keadilan, kebhinnekaan, antara ras dan agama, keadilan politik bagi setiap bangsaItu ada di Pancasila kita yang setiap Senin dia baca," katanya(git/rdl/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perkawinan Syeh Puji-Ulfa yang Sarat Kontroversi
Redaktur : Tim Redaksi