Laporan DIDIK DAIM MACHYUDIN, Ungaran
ANDAI tidak ada ribut-ribut soal perkawinan dengan istri kedua yang masih di bawah umur, Pujiono Cahyo Widianto alias Syeh Puji adalah contoh pemuda desa yang berhasil
BACA JUGA: Martunis Masih Aktif Kontak Surat dengan Cristiano Ronaldo
Pujiono adalah salah satu ikon bagi desanya, Bedono, sebuah desa yang asri di jalan raya antara Ambarawa (Kabupaten Semarang) dan MagelangDi Bedono, keluarga Syeh Puji kini tinggal satu kompleks dengan Pondok Pesantren Miftahul Jannah yang berada di pinggir jalan raya
BACA JUGA: Mengantar J-Rocks Masuk Dapur Rekaman Abbey Road Studio, London
Desa itu memiliki stasiun kereta tua yang sampai sekarang aktif dipergunakan sebagai kereta wisata dari Ambarawa
BACA JUGA: Mengantar J-Rocks Masuk Dapur Rekaman Abbey Road Studio, London (1)
Ponpes Miftahul Jannah yang memiliki gerbang tembok dengan hiasan tulisan Arab pada pilar dan pintu besinya bukan ponpes biasa
Dibangun di atas lahan lebih dari lima hektare, kompleks pondok yang memiliki 600 santri itu juga menjadi kantor PT Sinar Lendoh Terang (Silenter), perusahaan sang pendiri, Syeh PujiSebagai putra asli Bedono kelahiran 4 Agustus 1965, Syeh Puji awalnya hanya lulusan SPG (Sekolah Pendidikan Guru) Don Bosco, SemarangSetelah tamat dari SPG, dia hijrah ke Jakarta
Di ibu kota dia bekerja serabutan, termasuk menjadi kuli bangunan, sebelum akhirnya sukses jadi salesman buku-buku ensiklopedia”Saya kenal keluarga Cendana,” kata Pujiono ketika ditanya Jawa Pos tentang salah satu kunci sukses menjadi salesman buku-buku mahal itu.
Pada awal 1990-an dia kembali ke BedonoDengan uang Rp 460 juta yang dikumpulkan dari kerja kerasnya, dia membuka usaha di kampung halaman yang sebagian besar warganya adalah petani (terkenal dengan buah kelengkeng)Usaha kerajinan kuningan PT Silenter yang produksinya, antara lain, kaligrafi berbingkai itu berkembang cukup pesatDengan jumlah karyawan sekitar 2.600 orang, produk perusahaan itu kini sudah merambah ke Malaysia, Brunei, dan Arab Saudi
Menjelang Lebaran lalu pengusaha nyentrik itu membagi zakat mal secara terbuka senilai Rp 1,3 miliar di desanyaTak ada yang tahu pasti berapa omzet PT SilenterNamun, jumlah zakat mal dan gaya hidup Syeh Puji bisa menjadi salah satu indikatornyaDi areal itu terdapat ruang berdinding kaca –mirip showroom– untuk menyimpan mobil-mobil Syeh Puji
Total dia memiliki sembilan mobil, yakni lima BMW, dua Mercedes Benz, serta masing-masing sebuah Nissan X-Trail dan Kijang InnovaDi luar X-Trail dan Innova yang sehari-hari dia pakai, mobil-mobil BMW dan Mercedes Benz itulah yang disimpan di ”showroom” khusus tersebutDari beberapa koleksi itu, yang terbaru adalah sebuah Mercy merah yang dia beli seharga Rp 2,5 miliar.
Kehadiran Lutfiana Ulfa, 12, sebagai istri kedua, seperti pengakuan Syeh Puji, juga dimaksudkan sebagai proses ”regenerasi” di PT SilenterGadis itu dijanjikan akan dikader menjadi general manager (GM) di sana, karena istri pertama Syeh Puji, Umi Hanni, lebih fokus mengelola pondok pesantren.
BAgung Ngadelan, salah seorang tim panitia pencari pendamping (istri) Syeh Puji, mengakui bahwa Ulfa punya kelebihan di atas rata-rata gadis seusianyaSelain berprestasi di sekolah, bocah kelahiran 3 Desember 1995 itu selalu masuk peringkat sejak kelas 1 SD”Nilai rata-ratanya 8,5Dia bisa mendampingi Syeh Puji untuk memimpin perusahaan,” kata salah seorang pengajar di SMP Theresiana di Sumowono itu.
Ditemui Jawa Pos di kediaman Syeh Puji di kompleks Ponpes Miftahul Jannah, seperti layaknya bocah, Ulfa tampak malu-malu ketika dicecar berbagai pertanyaanSaat itu dia didampingi Syeh Puji dan Umi HanniKarena masih malu itu, banyak pertanyaan malah dijawab Syeh PujiKetika ditanya apakah dia siap memegang kendali PT Silenter seperti amanah sang suami, Ulfa hanya menjawab singkat’’Insya Allah, segala kepercayaan yang diberikan Syeh kepada saya akan saya jalankan dengan sebaik-baiknya,’’ katanya.
Kecerdasan Ulfa yang sebelum menjadi istri Syeh Puji ternyata sempat duduk di kelas II (bukan kelas 1 seperti yang tertulis kemarin) SMP Negeri I Bawen, Semarang, ini terlihat dari sorot matanya yang tajamDia juga tangkas dalam menjawab berbagai pertanyaanBahkan, saat tampil di atas panggung, dengan disaksikan ratusan pengunjung, saat ”dilantik” menjadi general manager PT Silenter oleh Syeh Puji, dia bisa memberikan sambutan dalam bahasa Inggris yang cukup fasih.
Syeh Puji sendiri mengaku bangga dengan istri kedua yang dipilih lewat seleksi tim dan menyisihkan 20 kandidat itu’’Saya mencari pendamping atau istri lagi untuk saya jadikan GM di perusahaanIni juga atas seizin istri pertama sayaTidak sembarangan,’’ katanyaMenurut Syeh Puji, dia menikahi istri keduanya pada 8 Agustus laluMenepis kritik dari berbagai kalangan, termasuk kedatangan dua anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) ke rumahnya Sabtu (25/10) lalu, kata Puji, Ulfa adalah pemberian Allah”Karena tidak satu-dua kali saya mencari (istri) dan bisa pas,’’ tambahnya.
Seperti yang dilihat Jawa Pos, baik Umi Hanni, istri pertama, maupun Lutfiana Ulfa, istri kedua, kini tinggal bersama di areal Ponpes Miftahaul JannahIstri pertama tinggal di ruang utama dekat ruang tamu Syeh PujiBangunan tersebut tidak terlalu luas yang terbuat dari kayu papanDi dalamnya ada ruang tamu, kamar pribadi Syeh, ruang makan, dan dapur
Sedangkan Ulfa ditempatkan di paviliun dengan bangunan modern dari tembok yang dicat putihPaviliun dengan pintu dan daun jendela terletak berseberangan –sekitar lima meter jauhnya– dengan kamar istri pertamaSaat ditanya Jawa Pos apakah istri keduanya itu sudah digauli sebagaimana layaknya suami istri, Syeh Puji yang dua tahun lalu mendapat gelar sebagai tokoh sosial dari Pemkab Semarang itu tertawa”Wah, untuk urusan itu rahasiaYang penting, pokoknya adil gilirannya gitu saja,’’ katanya(el)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Anaknya Dinamai Seperti Nama Pesawat
Redaktur : Tim Redaksi