jpnn.com - BUOL - Mantan Bupati Amran Batalipu muncul di Buol, Sulawesi tengah. Kedatangan Amran pada Sabtu (22/3) lalu disambut warga Buol. Dia mendapatkan izin pulang kampung dalam rangka melayat salah seorang adiknya yang meninggal karena sakit.
Kedatangan Amran ke Buol menjadi kejutan. Sebab, tidak semua narapidana, apalagi dalam perkara korupsi, mendapatkan izin.
BACA JUGA: Mabes Polri Puji Polres Simalungun
Saat ini dia ditahan di penjara khusus napi korupsi di Sukamiskin, Jawa Barat. Sesuai dengan izin lapas, Amran selama dua hari berada di kabupaten seluas 3.507 km² itu. Saat datang, warga menyambut dia dengan tangis haru.
Amran datang ke Buol dari Jakarta melalui Bandara Gorontalo. Dia datang ke Buol dengan dikawal ketat oleh tiga personel dari Lapas Sukamiskin, anggota Kemenkum HAM, dan seorang petugas Brimob Kelapa Dua, Jakarta.
BACA JUGA: Selangkah Lagi Yakin Raih Adipura
Masyarakat tidak menyangka bisa bersua dan berjumpa dengan orang mantan nomor satu di kabupaten paling utara Sulteng itu. Kontan, saat bertemu Amran, banyak warga yang memeluk dia. Selain itu, tidak sedikit masyarakat yang menitikkan air mata.
Ao Kuntuamas, seorang kerabat Amran Batalipu, menyatakan sangat antusias bertemu kembali dengan Amran. Bahkan, suasana pertemuan di Gorontalo Utara, menurut Ao, diwarnai isak tangis. “Warga terlihat sangat antusias menyambut kedatangan Amran,” katanya.
BACA JUGA: 2070, Manusia Terancam Minum Air Laut
Ketika hendak meninggalkan Buol dan kembali ke Jakarta kemarin sore (23/3), Amran sempat berpesan kepada segenap warga Buol agar tidak berlaku anarkistis. Pesan tersebut disampaikan karena dia mendengar informasi bahwa warga Buol, khususnya yang kecewa dengan pengumuman K-2, merusak kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Buol.
“Tindakan itu sangat disesalkan. Kantor itu (BKD, Red) merupakan aset negara. Saya ingatkan nanti jangan sampai terjadi lagi perusakan. Kasihan negara ini sangat rugi sekali,” tuturnya sambil berpamitan kembali ke Jakarta.
Amran mendapat izin duka untuk melayat adik kandungnya, Sumarni Batalipu, yang meninggal di Rumah Sakit Umum (RSU) Buol Kamis lalu. Saat ini dia harus mendekam di Lapas Sukamiskin karena kasus suap yang juga melibatkan Hartati Murdaya, pengusaha perkebunan kelapa sawit terbesar di Buol pada 2012. Beberapa tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh Partai Politik menemui Amran di tengah kerumunan masyarakat.
“Kami dari keluarga menyampaikan terima kasih kepada petugas lapas dan satuan kepolisian di Bandung yang telah memberikan izin kepada saudara kami untuk bisa hadir menjenguk keluarga yang tengah berduka di Buol,” ungkap salah seorang perwakilan keluarga, Yunus Sading. (mch/tam/c15/diq)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gunung Slamet Meletup
Redaktur : Tim Redaksi