Narkoba jadi Proxy War, Jutaan Orang Nyaris Teler

Minggu, 25 Februari 2018 – 09:52 WIB
Barang bukti narkoba. Foto Ilustrasi: dokumen JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Aboe Bakar Al Habsy mengatakan pengungkapan jaringan internasional narkotika selama sebulan terakhir menunjukkan bahwa Indonesia menjadi bidikan pasar internasional.

Menurut dia, informasi intelijen Tiongkok kepada Badan Narkotika Nasional (BNN) sebagaimana disampaikan Kepala BNN Komjen Budi Waseso terbukti benar.

BACA JUGA: Bareskrim Bawa 1,6 Ton Sabu-Sabu dan 4 Tersangka ke Jakarta

"Ada sekitar 5 ton sabu senilai Rp 10 triliun menuju perairan Indonesia," ungkap Aboe, Minggu (25/2.

Aboe menjelaskan hal itu terbukti dengan tangkapan pertama seberat satu ton di perairan Batam, Kepulauan Riau.

Kemudian, tangkapan kedua 1,6 ton pekan lalu juga di Batam. Sedangkan yang ketiga kemarin sekitar 3 ton juga di perairan Batam Kepri.

BACA JUGA: Sri Mulyani Sebut Ancaman Batam Makin Tinggi

"Kalau barang ini beredar bisa membuat teler 30 jutaan orang. Ini tentunya akan sangat membahayakan negara kita," kata Aboe.

Dia mengatakan maraknya peredaran narkoba dari luar itu jika dilihat dari strategi pertahanan, bisa jadi ini semacam proxy war.

BACA JUGA: Siapa Pemesan 1,6 Ton Sabu-Sabu Tiongkok?

Ada yang ingin menghancurkan Indonesia tanpa mengirim tentara.

"Tapi, yang dikirim sabu supaya warga kita teler semua," ujar wakil ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di DPR itu.

Aboe mengatakan penggunaan narkoba sebagai proxy dalam peperangan pernah digunakan Inggris saat menghadapi Tiongkok.

Strategi ini dianggap cukup sukses, dengan perang candu akhirnya Tiongkok bisa jatuh ke tangan Inggris.

"Jangan lupa Inggris merebut Pulau Hong Kong setelah mengalahkan Tiongkok dalam perang candu pertama. Setelah peran candu kedua, Beijing dipaksa menyerahkan Kowloon, kawasan di seberang Hong Kong," jelasnya.

Dia mengatakan maraknya peredaran narkotika ini menjadi warning bagi Indonesia.

Apalagi, ujar Aboe, informasi lain juga menyebutkan masih ada 600 ton bahan sabu kualitas tinggi.

Karena itu, ujar dia, aparat penegak hukum harus bekerja lebih keras lagi untuk menghalau masuknya barang haram tersebut ke Indonesia.

"Kerja sama antarlembaga harus ditingkatkan, selain itu tukar informasi inteljen harus juga ditingkatkan. Hal ini untuk menumbuhkan kewaspadaan terirorial kita," kata politikus kelahiran Tanah Abang, Jakarta Pusat, itu. (boy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penyeludup 1,3 Ton Meracau Saat Didekati Kapolri dan Menkeu


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler