Narkoba Merajalela Saat Pandemi, Azis Syamsuddin Merasa Prihatin

Kamis, 19 November 2020 – 15:49 WIB
Wakil Ketua DPR RI Bidang Korpolkam Dr. Azis Syamsuddin. Foto: Humas DPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin prihatin meningkatnya peredaran narkoba yang menargetkan generasi muda di tengah pandemi Covid-19. 

Politikus Partai Golkar itu mengatakan penyalahgunaan narkoba di tengah pandemi Covid-19 mengalami peningkatan tajam.

BACA JUGA: Azis Syamsuddin Dorong Peran Polri Antisipasi Kerawanan Pilkada 2020

Menurutnya, hal itu dikuatkan dengan banyaknya pengungkapan yang dilakukan Kepolisian, Bea Cukai, maupun BNN hingga awal November 2020.

"Saya prihatin dengan kondisi ini, terlebih banyak kasus yang terdeteksi dengan modus yang beragam," kata Azis, Kamis (19/11).

BACA JUGA: RUU Larangan Minol, Azis Syamsuddin Singgung Omnibus Law dan Pendapatan Rp 5 Triliun

Ia mencontokan seperti di Sumtera Utara, petugas Bea Cukai Kualanamu Deli Serdang menggagalkan pengiriman narkotika dari Tiongkok.

Narkoba yang disita berupa tiga botol cairan yang bertulis "Hemp Oil" yang dicurigai jenis Tetrahydrocannabinol (THC).

BACA JUGA: Azis Syamsuddin: Selamat Pak Airlangga Hartarto

Azis pun menyoroti temuan atau pengungkapan satu kilogram sabu-sabu asal Pekanbaru, Riau ke Nusa Tenggara Timur (NTT).

Karena itu, Bang Azis mengimbau aparat terus melakukan upaya pencegahan penyelundupan dan penyalahgunaan narkotika.

Bang Azis meminta petugas juga memberikan imbauan kepada masyarakat bahwa narkoba sangat berbahaya dan tidak mengenal usia.

”Bisa kita bayangkan, bisnis haram ini tak kenal waktu, tempat dan siapa korbannya," tegasnya.

Azis menegaskan bahwa masalah penyelundupan, peredaran, dan penyalahgunaan narkotika menjadi atensi DPR.

"Kami ingin aparat concern menutup ruang peredaraan barang berbahaya ini di seluruh daerah," kata mantan ketua Komisi III DPR yang membidangi hukum, HAM, dan keamanan itu.

Lebih lanjut Azis menjelaskan, berdasarkan data yang disampaikan Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, antara 2019-2020 terjadi peningkatan yang cukup signifikan.

”Kalau kemarin Polri mengungkap 2,7 ton barang bukti sabu-sabu, mungkin data hari ini bisa mencapai 4,57 ton. Ini jelas menjadi perhatian kami. Di masa sulit, narkoba kok makin melejit,” kata Azis.

Menurut Azis, data itu belum termasuk pengamanan barang bukti berupa pil ekstasi yang nyaris menembus 400 ribu butir.

”Jelas bahwa kebijakan yang membatasi ruang gerak masyarakat selama masa pandemi Covid-19 tak berpengaruh terhadap peredaraan narkoba itu sendiri,” ungkapnya.  

Azis mencatat, para pengedar narkoba begitu pandai memanipulasi aksinya dengan cara seolah-olah mengirimkan bantuan logistik sembako dengan mencampur narkoba yang disisipi dari hasil pertanian atau perkebunan seperti jagung, kelapa, pisang, ataupun beras.

Menurutnya, cara ini dilakukan oleh sindikat internasional maupun lokal memanfaatkan situasi pandemi Covid-19 di Indonesia. 

”Sekali lagi ini menjadi perhatian kami. Aparat negara harus hadir saat keselamatan jiwa rakyatnya terancam," jelasnya.

Politikus asal Lampung itu memastikan DPR akan terus memberikan masukan dan pandangan.

"Penekanan kami jelas, bagaimana peredaran narkoba tidak terus menjadi-jadi. Polri, BNN, Bea Cukai tentu sudah memiliki formula yang ideal. Ini yang kami tunggu,” tutupnya. (boy/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler