Nasabah BNI Kehilangan Uang Rp 3,5 Miliar dari Rekening, Begini Kekayaannya

Minggu, 03 April 2022 – 02:10 WIB
Muhammad Asan Ali saat menjalani aktivitasnya berjualan Ikan di Pasar Segiri Samarinda, Kalimantan Timur. Foto : Arditya Abdul Aziz/JPNN.com

jpnn.com, SAMARINDA - Nasabah Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang Samarinda bernama Muhammad Asan Ali yang kehilangan uang Rp 3,5 miliar dari rekening ternyata seorang pedagang sukses.

Pak Asan yang kini berjualan di Pasar Segiri, Samarinda, Sulawesi Selatan telah meniti usaha sebagai pedagang ikan selama 30 tahun.

BACA JUGA: Uang Nasabah BNI Hilang Rp 3,5 Miliar, Masinton: Bank Wajib Mengembalikan

Uang dari hasil berjualan itu pulalah yang disimpannya di Bank BNI Cabang Samarinda sejak 2004 silam.

Namun, uang miliaran rupiah dari rekeningnya itu lenyap. Dia hanya menemukan sisa saldo Rp 490 ribu saja.

BACA JUGA: Uang Rp 3,5 Miliar Hilang, Nasabah BNI Ini Sempat Diancam Petinggi Bank

Hal itu diketahui Pak Asan ketika mengecek uangnya melalui ATM Bank BNI di Jalan Ahmad Yani, Samarinda, Rabu, 28 Oktober 2020 lalu.

Belakangan terungkap uang itu ternyata ditarik secara diam-diam oleh costumer service (CS) Bank BNI Cabang Samarinda bernama Besse Dalla Eka Putri.

BACA JUGA: Nasabah BNI Kehilangan Uang Miliaran Harus Bersabar Menunggu Lebaran

Perempuan itu kini sudah ditangkap dan kini berstatus terdakwa atas perkara penggelapan dana nasabah Bank BNI.

Asan juga telah menerima pengembalian uang dari BNI Cabang Samarinda dan pelaku, tetapi baru Rp 2,6 miliar.

Saat ditemui JPNN.com pada Kamis (31/3) lalu, Pak Asan sempat menceritakan soal jerih payahnya berjualan ikan dan menabung sebagian hasil usahanya itu.

"Saya merantau ke Samarinda tahun 1980-an, baru lulus SMA saat itu," ungkap Asan.

Ketika merantau ke Samarinda, nasabah BNI itu sempat melamar di perusahaan plywood, tetapi tidak keterima lantaran cuma lulusan SMA.

"Awalnya mau balik lagi ke Sulawesi, tetapi saya diajak berjualan ikan di Pasar Segiri," lanjutnya.

BACA JUGA: Uang Rp 3,5 Miliar Milik Nasabah BNI Hilang, Menteri BUMN Kena Sentil

Dari awalnya ikut berjualan dengan orang, Asan yang rajin menabung bisa punya modal untuk membuka lapak jualan ikan sendiri.

Kini, Asan memiliki dua lapak berjualan ikan. Yang satu dijaga oleh iparnya.

Meskipun hanya memiliki dua lapak berukuran dua meter, tetapi Pak Asan bisa memasok ikan segar ke sejumlah perusahaan, restoran hingga hotel berbintang.

"Saya punya nelayan juga yang bisa memberikan stok ikan berlimpah," jelasnya.

Asan juga mengaku tidak menyetorkan uang tabungan ke rekening tabungannya di Bank BNI.

"Saya menabung tidak setiap hari, sudah banyak baru saya pindahkan ke rekening," terangnya.

Pak Asan juga memiliki harta cukup banyak dari berjualan ikan. Selain uang miliaran rupiah yang dicuri pegawai bank BUMN itu, dia punya sejumlah aset lain.

Menurut Asan, dari hasil berjualan ikan itu dia kini punya empat unit rumah, 1 unit mobil, dan 6 unit motor.

Walakin, Asan memilih tetap hidup sederhana. Pergi ke mana-mana lebih suka pakai sepeda motor.

"Mobil Toyota Rush saya beli 2016 lalu, dipakai kalau keluar kota saja. Anak cuma pakai motor, makanya jumlahnya enam. Untuk empat anak, saya dan istri," bebernya.

Dia juga mengaku uang yang ditabung itu untuk modal bagi anak-anaknya agar bisa sekolah lebih tinggi. Pak Asan juga pengin anaknya bisa jadi polisi.

"Orang sukses, perlu biaya untuk sekolahnya ke jenjang lebih tinggi. Selebihnya dinikmati. Saya sama istri juga sudah pergi haji," tuturnya.

Asan menyampaikan hal itu untuk menjawab rasa penasaran banyak orang tentang sumber penghasilannya sehingga bisa punya uang tabungan dalam jumlah miliaran rupiah.

"Saya menabung dari muda, kalau dilihat sekarang tanpa proses, ya, banyak jumlahnya, tetapi belasan tahun, loh, saya tabung. Banyak yang dikorbankan," ujar Asan.

Hingga kini, Pak Asan masih berjuang supaya sisa uangnya Rp 841 juta lagi bisa dikembalikan oleh BNI Cabang Samarinda.

"Karena ini keringat saya belasan tahun. Saya terus berjuang, ini hak saya dari berjualan ikan. Bukan jualan narkoba," ucap Asan. (mcr14/fat/jpnn) 


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler