JAKARTA - Pemerintah Indonesia terus mengupayakan upaya penyelematan terhadap warga negara Indonesia yang berada di JepangMenteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengungkapkan, hingga kemarin (15/3), masih ada 267 WNI yang belum jelas keberadaannya paska bencana gempa dan tsunami yang melanda Jepang, Jumat (11/3) lalu.
"Sebanyak 267 orang yang masih pending, masih belum terkonfirmasi," kata Marty di Kantor Presiden usai mengikuti pertemuan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah menteri membahas bantuan untuk Jepang.
Marty menuturkan, jumlah WNI yang tinggal di wilayah yang mengalami kerusakan parah karena tsunami mencapai 496 orang
BACA JUGA: Ulil: Ada Motif Politik
Rinciannya, 274 orang di Miyagi, 120 orang di Iwate, dan 82 orang di Fukushima.Dia menerangkan, upaya perlindungan terhadap WNI memang menjadi prioritas pemerintah, termasuk memastikan keselamatan dan keamanannya
BACA JUGA: Hanya Bom Peringatan, bukan Membunuh
Selain perlindungan, pemerintah juga mengantisipasi dampak meluasnya ancaman radiasi nuklir
BACA JUGA: 99 WNI Kembali ke Tanah Air
Sementara mereka yang berada di radius 30 kilometer diimbau tetap berada di dalam rumah."Pemerintah kita menerapkan kebijakan yang lebih luasWNI yang berada di sekitar (radius) 30 kilometer plus dari lokasi PLTN akan kita amankan," terang mantan Dubes RI untuk PBB itu.
Marty menuturkan, pemerintah saat ini juga menyiapkan bantuan yang akan dikirimkan ke JepangAntara lain selimut, matras, dan tabung air minumPemerintah juga menyiapkan bantuan dana untuk Jepang"Tadi Bapak Presiden mengatakan, kita akan Bantu dana seperti (saat bencana) di Australia dan New Zealand," katanya.
Terkait dengan nominal bantuan itu, Marty belum bisa memberikan angka pastiNamun sebagai perbandingan, untuk bencana di Australia pemerintah memberikan bantuan USD 1 juta"Tentu (jumlah bantuan) akan ditetapkan pemerintah dalam waktu dekat," kata mantan juru bicara Kemenlu itu.
Saat ini, lanjut Marty, tengah disiapkan satu tim beranggotakan 15 orang yang akan dikirimMereka merupakan tenaga terlatih dalam urusan evakuasi (search and rescue/ SAR) dan tenaga medis"Sedang dipersiapkan untuk berangkat, mengurus visa," ujarnya(fal)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Teror Bom Banjir Kutukan
Redaktur : Tim Redaksi