99 WNI Kembali ke Tanah Air

Rabu, 16 Maret 2011 – 06:57 WIB
KEMBALI DARI JEPANG. Warga negara Indonesia yang berada di Jepang berhasil dievakuasi. Beragam ekspresi saat mereka tiba dan disambut sanak keluarga di terminal 2E,Bandara SOekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (15/Maret/2011). Foto: EKY FAJRIN/SATELIT NEWS

JAKARTA -- pemerintah Indonesia akhirnya mengevakuasi 99 WNI yang tinggal di Sendai, salah satu daerah terdampak tsunami terparah di JepangMereka terdiri dari 94 pelajar dan lima anak buah kapal (ABK) Kapal Shinsei Maru 18

BACA JUGA: Teror Bom Banjir Kutukan

Mereka tiba di tanah air sekitar pukul 18.00 tadi malam dan segera dipindahkan ke kantor Kemenlu di Jalan Pejambon, Jakarta Pusat.

Mereka diserahterimakan kepada keluarga oleh Menlu Marty Natalegawa
"Sesuai dengan perintah presiden, semua WNI yang ingin kembali ke tanah air difasilitasi oleh pemerintah

BACA JUGA: Densus 88 Buru Pria Berpipi Kempot

Ini gelombang pertama dan masih ada kloter lanjutan," kata Marty.

Proses evakuasi itu merupakan keputusan bersama pemerintah dan WNI setelah dilakukan dialog di tempat penampungan sementara di Tokyo
Evakuasi ke tanah air terus dilakukan berdasarkan penilaian staf Kemenlu yang dikirim sebagai tim bantuan ke KBRI Tokyo

BACA JUGA: Bom Buku Lebih Dari Satu



Marty mengatakan, pihaknya fokus pada WNI di JepangHingga kini belum ada WNI yang dilaporkan tewasTetapi, empat ABK Kapal Kuni Maru No 3 belum diketahui keberadaannyaDi antara 24 ribu WNI di Jepang, yang terkena dampak bencana paling parah berjumlah 496 orang"Dari 496 orang itu, ada 267 orang yang harus dicek keberadaannyaSebab, ada yang menjadi nelayan dan berada di laut," terang Marty

WNI yang berasal dari luar Jakarta pun difasilitasi sampai di rumah masing-masingBeberapa di antara mereka adalah mahasiswa yang belajar di JepangAda juga yang bekerja di Negeri Sakura.

Hengky Rotinsulu, 40, bersyukur bisa kembali ke tanah air dengan selamatPria yang menempuh gelar doktoral di Tohoku Pharmaceutical University itu membawa pulang seluruh keluarganya, yakni istri dan dua anakPria asal Manado tersebut mengatakan bahwa kondisi Jepang sangat tidak menentuSaat ini terutama  sulit mendapat bahan makananJadi, dia memutuskan balik ke Manado.  "Karena kebutuhan pokok sulit, kami memutuskan pulang," kata dia.

Ketika bencana terjadi, dua anaknya, Sarah, 12; dan Megumi, 6, belajar di sekolahDia beraktivitas di laboratorium universitasSetelah tsunami menerjang, transportasi terputusDia harus jalan kaki beberapa kilometer untuk menjemput dua anaknyaSetelah gempa, tidak ada yang berani masuk ke dalam rumahSebab, pipa gas yang disalurkan ke rumah bocor"Jadi, kami tidak ganti bajuBaju ini kami pakai sejak Jumat lalu," tutur dia.

Seorang WNI lainnya, Abdul Muhari, mengatakan bahwa saat terjadi gempa, dia sedang berada di lantai 11 kampusnyaPihak kampus pun memberikan peringatan gempa"Itu sekitar 22 detik sebelum tsunamiSaya pun hanya berlindung di bawah meja," kata dia.

Dia mengaku saat itu tidak terlalu cemas karena semua konstruksi di Jepang sudah dipersiapkan untuk menahan gempa berskala besarMuhari pun mengaku tidak trauma menghadapi bencana ituDia berencana segera kembali ke Jepang"Mungkin sebelum 24 April karena kampus sudah mulai lagi," ujarnya.

Secara terpisah, KBRI Tokyo menyatakan bahwa tujuh ABK yang semula dilaporkan hilang dipastikan selamatKetujuh WNI itu bekerja di kapal Shinko Maru 78Mereka adalah Askurulloh (Tegal), Hasanudin (Cirebon), Hodir (Brebes), Sutoyo (Pemalang), Tatang (Majalengka), Suardi (Pati) dan Basril Effendy (Padang)

Tetapi, hingga kini pemerintah belum mengetahui keberadaan empat ABK kapal penangkap ikan tuna Kuni Maru No3 yang bermarkas di Tsukumi, Prefektur OitaOtoritas setempat juga menyatakan bahwa empat WNI itu belum diketahui nasibnyaMereka adalah Sunardi, Tonny Setiawan, Rudi Hartono, dan Arifin SiregarSaat ini  mereka masih dalam pencarian tim SAR dan KBRI Tokyo

Dua warga Magelang juga dilaporkan selamat di JepangKeduanya adalah kakak beradik Ihwan Rosyadi, 28, dan Mualfi Sodiq Hasan, 27, warga Dusun Tanjung Kulon Desa Jogomulyo Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang yang bekerja sebagai ABK kapal Yamato Maru No 36 di Miyagi

Menurut Harun Rasyid, ayah kedua WNI itu, dua anaknya yang sempat diberitakan hilang ditemukan dalam kondisi selamat"Kami sangat bersyukurMereka selamatKami langsung gelar tasyakuran iniKita berterima kasih kepada Tuhan dan teman-teman yang telah membantu kami," kata Harun tadi malam.

"Informasi keselamatan kedua anaknya tersebut diperoleh Harun dari penyalur kerja, PT Budi Agung Bina Tara di Jakarta Selatan"Tadi, sekitar pukul 4 sore, saya hendak berangkat ke JakartaTapi, ada telepon "yang memberi tahu bahwa satu kapal semua selamat," terangnya.

Meskipun begitu, dia belum dapat berkomunikasi langsung dengan kedua anaknya tersebutPasalnya, saat ini kapal Yamato Maru masih belum bersandar di dermaga"Dermaga rusakSekarang mereka ada di Katsunuma, Jepang," jelasnya(AFP/zul/vie/ton/jpnn/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Australia Percaya SBY Tak Korupsi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler