Turis asal Tiongkok yang saat ini sedang berada di Bali dan Australia masih khawatir untuk kembali ke negara asalnya, karena takut terpapar virus corona jika mereka pulang. Agen migrasi di Australia mengaku mendapat banyak permintaan untuk memperpanjang visa Sejauh ini sudah lebih dari 560 orang yang tewas karena virus corona di Tiongkok Turunnya jumlah kunjungan turis asal Tiongkok berpotensi rugikan sektor pariwisata

 

BACA JUGA: Belasan Warga Sumsel yang Pulang dari China Dipastikan Tak Terjangkit Virus Corona

Diperkirakan ada lima ribu turis asal Tiongkok yang masih berada dan terdampar di Bali, setelah Indonesia menghentikan seluruh penerbangan dari dan menuju Tiongkok mulai Rabu kemarin (5/02).

Langkah ini diambil untuk mencegah penyebaran virus corona, yang hingga artikel ini dimuat telah tercatat ada lebih dari 28 ribu kasus virus corona sebagian besar berada terjadi di Tiongkok.

BACA JUGA: Imigrasi Ngurah Rai Tolak 15 WNA Masuk Indonesia

Pemerintah Provinsi Bali mengatakan telah terbuka jika ada wisatawan asal Tiongkok yang ingin memperpanjang masa tinggalnya di Bali, seperti yang dilaporkan kantor berita Antara.

Sementara itu saat jumpa pers yang digelar oleh Konsulat Jenderal Tiongkok di Denpasar, Konsul Guo Haodong mengatakan ia melihat penurunan kunjungan turis asal Tiongkok.

BACA JUGA: Virus Corona Menggila, Apotek Tiongkok Lambungkan Harga Masker

Jika biasanya angka kunjungan mencapai 6.000 orang per hari, dalam sepekan terakhir hanya berkisar 1.000 orang per hari.

"Angka kunjungan ke Bali akan terus menurun, seiring dengan penundaan penerbangan dari dan ke Tiongkok," ujar Konsul Guo Haodong.

Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASITA) memprediksi potensi kerugian sektor industri pariwisata Indonesia dari anjloknya turis asal Tiongkok bisa mencapai puluhan miliar per bulan, BBC Indonesia melaporkan. Ingin tinggal lebih lama di Australia Photo: Para penumpang yang tiba di bandara udara internasional Sydney datang dengan menggunakan masker. (AAP: Mick Tsikas)

 

Turis-turis asal Tiongkok di Australia juga sedang berupaya memperpanjang visa mereka agar bisa tinggal lebih lama, karena khawatir tertular virus corona bila kembali ke Tiongkok.

Jalur penerbangan ke dan dari Tiongkok ke Australia yang dijalankan oleh maskapai Qantas sudah dihentikan.

Turis asal Tiongkok di Melbourne, Jinfeng Wang dan Xikun Zhang, sedang mengunjungi putri mereka, ketika penyebaran virus corona menjadi pemberitaan dunia minggu lalu.

Perempuan berusia 51 tahun dan suaminya itu memiliki visa untuk dua bulan, namun mereka harus meninggalkan Australia visanya habis.

"Saya betul-betul khawatir. Bila kami kembali ke Tiongkok, ada kemungkinan besar kami akan terkena," kata Jinfeng.

Pasangan ini sudah menghubungi agen migrasi untuk membantu perpanjangan visa, yang belakangan diketahui bukan hanya mereka yang melakukannya.

Jennifer Zhang, seorang agen migrasi di Sydney mengatakan timnya sudah sangat disibukkan dengan berbagai pertanyaan seputar perpanjangan visa Photo: Yuanyuan Zhang (kiri) bersama orang tuanya Jinfeng Wang dan Xikun Zhang di Clayton South, Melbourne. (ABC News: Pete Healy)

 

"Beberapa diantara mereka hanya tinggal beberapa hari sebelum harus meninggalkan Australia dan mereka memerlukan saran profesional segera," kata Jennifer.

Dalam masa 12 bulan sampai September 2019, lebih dari 1,3 juta warga Tiongkok mengunjungi Australia.

Sekitar 950 ribu orang datang untuk berlibur ataupun mengunjungi keluarga.

Professor Rodger Fernandez dari Fakultas Hukum di Victoria University, Melbourne mengatakan para turis asal Tiongkok kemungkinan besar akan mendapatkan kemudahan bagi perpanjangan visa mereka.

"Ada alasan yang kuat yang membuat mereka khawatir untuk melakukan perjalanan, hal yang diluar kuasa mereka," kata Professor Fernandez.

ABC sudah menghubungi Departemen Dalam Negeri untuk mendapatkan komentar. Wuhan kekurangan peralatan medis Video: Tonton: Tayangan dari sebuah drone menunjukkan bagaimana kota Wuhan menjadi sepi setelah mewabahnya virus corona. (ABC News)

 

Hari Kamis, pejabat kesehatan Tiongkok mengkonfirmasi jumlah kematian akibat virus corona di provinsi Hubei mencapai 549 orang dengan 19.655 kasus infeksi.

Provinsi tersebut menjadi pusat penyebaran virus dengan laporan 70 kematian dan 2.987 kasus baru.

Hubei dengan ibukota Wuhan sudah ditutup selama hampir dua minggu, dimana stasiun kereta dan bandara tidak beroperasi dan jalan-jalan ditutup.

Jumlah kematian per hari sebanyak 70 orang, angka yang lebih tinggi dari sebelumnya yakni 65 orang per hari, meski penyebaran kasus baru sedikit menurun.

Infrastruktur kesehatan di provinsi tersebut sejauh ini kewalahan karena begitu banyaknya kasus di sana. Photo: Mewabahnya virus corona telah menyebabkan sejumlah penerbangan dari dan ke Tiongkok dibatalkan oleh banyak maskapai dunia. (Reuters: Martin Pollard)

 

Komisi kesehatan setempat mengatakan 14.314 orang masih menjalani perawatan, 2.328 orang diantaranya dalam keadaan serius.

Angka kematian di Wuhan yang lebih tinggi dibandingkan di kawasan lain di Tiongkok, menandakan ada sejumlah kasus yang belum dilaporkan sepenuhnya.

Di Wuhan, dimana ribuan orang harus menjalani perawatan, membuat banyak rumah sakit kewalahan karena kurangnya peralatan medis dan sarana lain.

Penyebaran virus telah menggangu lalu lintas penerbangan internasional, dengan lebih dari 20 penerbangan menghentikan atau membatasi penerbangan dari dan ke Tiongkok, termasuk Australia, Amerika Serikat, dan Indonesia.

Hong Kong mengatakan pengunjung dari Tiongkok harus menjalani karantina selama dua minggu, sementara Taiwan melarang masuk warga Tiongkok mulai hari Kamis (6/2).

10 orang dinyatakan positif tertular virus corona di kapal pesiar Diamond Princess yang sedang berlabuh di Yokohama, Jepang. Sekitar 4 ribu penumpang di kapal tersebut dilarang turun di sana.

Sebelumnya 10 orang, termasuk dua warga Australia di atas kapal dinyatakan positif terjangkit virus corona.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Australia Yakin Jokowi Datang Membawa Hadiah

Berita Terkait