jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ustaz Fahmi Salim (UFS) kembali mengingatkan kepada semua pihak untuk fokus menghadapi pandemi dan masalah negeri.
Menurut salah satu pengurus PP Muhammadiyah ini, ada kerinduan umat Islam dengan hadirnya suasana keagamaan yang damai di tengah pandemi ini.
BACA JUGA: Panglima TNI Tak Pernah Perintahkan Mayjen Dudung Copot Baliho Habib Rizieq
Hal itu merespons riak-riak yang sempat menjadi perhatian publik belakangan ini terkait kedatangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS).
Ustaz Fahmi meminta tidak perlu berlebihan merespons masalah tersebut.
BACA JUGA: Soal Guru PNS, Dudung: Saya Baru Tahu Fakta Ini
Pendiri Al-Fahmu Institute ini menyitir Surah Al Imran ayat 159 yang dinilainya sangat relevan untuk menyikapi situasi saat ini.
Terjemahan ayat tersebut adalah: “Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal"
BACA JUGA: Habib Aboe PKS Sebut Tindakan Mayjen Dudung Offside dan Aneh
Dalam ayat ini, ada prinsip yang menjadi pegangan bagi para pendakwah, pemangku kepentingan dalam pemerintahan hingga aparat keamanan dan penegak hukum.
“Prinsip dakwah dan mengayomi masyarakat sangat jelas di situ, yaitu lemah lembut, saling memaafkan, memohonkan ampunan ilahi dan bermusyawarah (dialog) dalam mengelola perbedaan pandangan dan menyelesaikan potensi konflik,” kata UFS di Jakarta, Kamis (26/11).
Menurut Ustaz Fahmi, hal tersebut dia sampaikan langsung ketika menghadiri acara Ngopi Bareng Pangdam dan beberapa tokoh Islam lainnya pada 25 November 2020.
Itu menjadi momentum untuk saling mengingatkan di antara ulama dan umara.
Kesempatan ini diharapkan menjadi tradisi dialog dalam menyikapi berbagai persoalan khususnya yang terkait dengan masalah keummatan.
Dengan begitu, tidak perlu lagi terjadi kegaduhan tanpa dialog karena selain menguras energi, juga berpotensi menjadi perpecahan.
Dari pertemuan tersebut, menurut Ustaz Fahmi, Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrachman mengaku tidak pernah menganggap Habib Rizieq Shihab dan FPI sebagai musuh.
Bagi Pangdam, HRS sama seperti masyarakat lainnya. Poin penting lainnya, yang dianggap sebagai musuh adalah ucapan-ucapan yang memperkeruh persatuan dan kesatuan bangsa.
Ustaz Fahmi menambahkan, itulah pentingnya dialog.
Dari peristiwa eforia dan kerumunan umat Islam bisa menjadi kekuatan transformatif dengan mengedepankan dialog untuk persatuan umat dan bangsa.
“Inisiasi Pangdam untuk mendengarkan pandangan tokoh umat kami apresiasi karena telah membuka saluran komunikasi publik, terutama statemen Pangdam yang menyatakan FPI dan HRS bukan musuh,” katanya.
Ustaz Fahmi juga berharap agar tidak terjadi kesimpangsiuran informasi mengenai pertemuan para tokoh Islam dengan Pangdam Jaya tersebut.
Justru pertemuan itu harus dimaknai sebagai upaya awal untuk memulai dialog sehingga pemerintah dan masyarakat bersama tokoh agama bersinergi, bergandengan tangan, dan bergotong rotong melawan penyebaran Covid-19.
Menurut dia, fokus pemerintah dan seluruh kekuatan bangsa mengatasi pandemi dan dampak ekonomi penting.
Di antaranya, bagaimana mengatasi adanya 2,67 juta warga yang menjadi pengangguran baru akibat resesi ekonomi.
Hal itu merujuk pada pernyataan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam sebuah konferensi pers di Jakarta, Senin (23/11).
SMI mengungkapkan, jumlah pengangguran di Indonesia naik dari 7,1 juta orang menjadi 9,77 juta orang atau dari 5,23 persen ke 7,07 persen. (esy/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur : Adil
Reporter : Adil, Mesya Mohamad