jpnn.com - JAKARTA - Pencetakan naskah ujian nasional (unas) tidak pernah lepas dari masalah. Tahun lalu pencetakan naskah terlambat sehingga unas di sebelas provinsi ditunda. Tahun ini muncul persoalan sebaliknya. Naskah unas terlalu cepat selesai dicetak sehingga rawan bocor.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh menyatakan, persoalan pencetakan naskah unas tahun ini berbeda dengan tahun lalu. “Meski bermasalah, masalah pencetakan naskah unas ini tidak seberat jika naskah ujian terlambat dicetak,” ujarnya.
BACA JUGA: Siapkan Beasiswa untuk 15 Anak Transmigran
Menteri asal Surabaya itu mengungkapkan, pencetakan naskah ujian yang lebih cepat dari jadwal berpotensi diikuti persoalan lain. Misalnya, jaminan keamanan ketika naskah itu diendapkan di tempat penyimpanan.
Menurut Nuh, semakin lama naskah ujian itu disimpan, potensi kebocoran semakin besar. “Karena itu, intensitas pengawasannya ditambah. Jumlah hari untuk pengawasan juga ditambah,” ujar mantan rektor ITS Surabaya tersebut.
BACA JUGA: Guru Honorer K2 Digaji Hasil Panen, Bagaimana Membuktikan?
Sebagaimana diketahui, unas SMA atau sederajat dilaksanakan pada 14-16 April dan unas susulan pada 22-24 April. Sementara itu, unas jenjang SMP atau sederajat dilaksanakan pada 5-8 Mei dan unas susulan pada 12-16 Mei. (wan/c5/kim)
BACA JUGA: Didukung Telkom, Yakin SBMPTN Sukses
BACA ARTIKEL LAINNYA... Satu TK Negeri di Setiap Desa
Redaktur : Tim Redaksi