Nazar Pakai Rompi Antipeluru

KPK Sita Flashdisk, Tapi CD Masih Misterius

Minggu, 14 Agustus 2011 – 07:02 WIB
Serah terima Nazaruddin (kanan) dari Interpol ke KPK, Sabtu malam (13/8) di KPK. Foto:Mustafa Ramli/Jawa Pos

JAKARTA – Apa yang selama ini menjadi tanda tanya publik seputar penangkapan Nazaruddin, tersangka kasus suap Sesmenpora, di Kolombia terjawab tadi malamMisalnya, soal flash disk di tas cangklong Nazaruddin yang selama ini disebut-sebut berisi data yang bisa menyeret beberapa elite di Partai Demokrat

BACA JUGA: Istri Nazar Diduga Masih di Malaysia



Ketika jumpa pers di gedung KPK tadi malam, tepatnya dimulai pukul 23.30, petugas membeber satu per satu barang di tas cangklong Nazaruddin
Seperti diberitakan, saat ditangkap di Cartagena, Kolombia, tas itu dititipkan oleh Nazaruddin kepada Dubes RI di Kolombia Michael Manufandu

BACA JUGA: Sel Nazaruddin Mirip Hotel Bintang Satu

Tas itu lantas disegel.

Tadi malam, di depan wartawan, isi tas cangklong merek Dunhill itu dibeber oleh petugas
Selain flash disk merek Sony Vaio 4 GB, tas tersebut berisi sejumlah barang

BACA JUGA: Jadi Mualaf Didukung Gamawan Fauzi

Antara lain, sebuah BlackBerry Torch, sebuah BlackBerry Bold 9700, HP Nokia C5, HP Nokia E7, satu power crystal, dan satu jam tangan berwarna hitam dengan kaca depan pecahBarang-barang lain adalah sebuah charger BlackBerry, satu tiket elektronik atas nama Syarifuddin dari Cartagena ke Bogota, uang tunai USD 20 ribu, satu dompet berisi lima lembar uang USD 100, dan sejumlah uang peso Kolombia

Yang menjadi pertanyaan, CD yang pernah ditunjukkan oleh Nazaruddin saat melakukan wawancara lewat Skype dengan Iwan Piliang dan disebut berisi data-data yang memperkuat ”nyanyiannya” tak ada dalam daftar isi tas cangklong ituApakah memang benar-benar tidak ada di tas cangklong" Atau, oleh Nazaruddin sudah diamankan lebih dulu saat dirinya ditangkap" Itulah yang masih menjadi misteri. 

Misteri tersebut tak terjawab dalam jumpa pers tadi malamJumpa pers itu diikuti seluruh pimpinan KPK, Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Sutarman, dan petugas imigrasiJuga ikut dalam acara tersebut ketua tim yang memimpin kepulangan Nazaruddin, Brigjen Pol Anas Yusuf

Sutarman ketika mendapat kesempatan berbicara menggambarkan betapa sulitnya mengejar Nazaruddin”Kami membuntuti Nazaruddin selama berminggu-mingguAnak buah kami sampai tidak tidur,” ujar dia.

Namun, dia tidak menutup mata bahwa hubungan bilateral antarnegara bisa berpengaruh pada cepat lambatnya buron tertangkapKarena keterbatasan ruang gerak itu, dia memilih bekerja secara kolektif”Kami tidak mungkin ada di negara lainKarena itu, kami bermitra dengan Interpol,” ucap Sutarman.

Yang menarik, Ketua KPK Busyro Muqoddas tadi malam juga mengungkapkan rencana KPK yang kini menyidik dan menyelidiki kasus korupsi yang diotaki Nazaruddin di berbagai kementerianAda tiga klasifikasi yang dia gunakan untuk mendalami kasus ituPertama, penyidikan di dua kementerian dengan kerugian Rp 200 miliarKedua, penyelidikan sejumlah proyek senilai Rp 2,6 triliun

Ketiga, pengumpulan bukti dan keterangan (pulbuket) dari 31 kasus, termasuk penyidikan dan penyelidikan”Jadi, dari tiga klasifikasi itu, total kerugian negara Rp 6,037 triliun,” ujarnya.

Anas selaku ketua tim juga mempertanggungjawabkan proses pengejaran NazaruddinDia menjelaskan alasan keterlambatan timnya datang ke IndonesiaPadahal, pesawat komersial yang digunakan pengacara Nazaruddin, O.CKaligis, sudah sampai terlebih dahulu”Ada gangguan pesawat dua kali,” jelasnya.

Dia memastikan bahwa perjalanan tim dan Nazaruddin ke Indonesia tidak dibelokkan ke mana-manaTermasuk, tidak memenuhi keinginan Nazaruddin untuk mampir ke MalaysiaAnas menyebut, keterlambatan itu, salah satunya, disebabkan timnya harus mengurus izin ketika melintasi beberapa negara”Masuk negara kami harus permisiKalau tidak, bisa ditembak,” urainya.

Dia lantas menjelaskan, setelah bertolak dari Bandara El Dorado, Kolombia, timnya berangkat ke Barbados, sebuah negara di Kepulauan KaribiaPesawat lantas terbang menuju Dakar, SenegalNah, masalah terjadi saat mereka berangkat menuju Kenya”Masalah terjadi karena kami dipaksa berhenti di Kongo,” tegas Anas (rute kepulangan Nazaruddin baca grafis)Setelah pemeriksaan selesai, mereka melanjutkan perjalanan ke Kenya, lantas ke MaladewaSetelah itu, mereka langsung bertolak menuju Jakarta dan mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma pada pukul 19.51

Anas juga mengurai isi tas NazaruddinSebelumnya, dia menjelaskan bahwa tas tersebut sempat dititipkan kepada Dubes karena tidak bisa membawaMaklum, begitu ditangkap polisi Kolombia, tangan Nazaruddin langsung diborgolSebelum berangkat ke tanah air, tas tersebut baru dibuka.

Nazaruddin tiba di KPK tadi malam sekitar pukul 22.30Ada informasi menarik yang diperoleh Jawa Pos dari sumber internal KPKSaat digelandang menuju gedung KPK, mantan bendahara umum DPP Partai Demokrat itu dibalut rompi antipeluruBisa jadi, upaya ini dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan terkait dengan keselamatan Nazaruddin

Rompi tersebut dilepas saat Nazaruddin sudah masuk ke gedung KPK untuk diperiksaNah, saat keluar untuk menyaksikan penandatanganan serah terima Nazaruddin kepada KPK di ruang tunggu gedung KPK, rompi tersebut sudah dilepas

Nazaruddin hanya terlihat mengenakan kemeja biru dan berbalut jaket cokelat"Ya, itu rompi antipeluruDipakai setelah di bandara," ucap seorang petugas yang mengawal Nazaruddin(Jawa Pos/JPNN)


Rute Kepulangan:

1Kamis pukul 17.00 waktu Bogota atau Jumat subuh waktu Jakarta, Nazaruddin dan 10 orang anggota tim penjemput yang dipimpin Brigjen Pol Anas Yusuf meninggalkan Bandara El Dorado, Bogota, Kolombia.
2Dua jam kemudian, pesawat transit di Barbados di Kepulauan Karibia
3Menempuh perjalanan selama sekitar enam jam, pesawat turun di Dakar, Senegal.
4Dari Dakar, pesawat selanjutnya menuju Nairobi, namun dipaksa turun di Kongo untuk mengurus izin melintasButuh waktu lima jam untuk menyelesaikan izin
5Dua setengah jam meninggalkan Kongo, pesawat yang membawa Nazaruddin transit di Nairobi, Kenya.
6Enam jam kemudian, pesawat transit di Maladewa
7Lima jam kemudian, pesawat mendarat di Bandara Halim Perdanakusumah

Penyebab lamanya perjalanan:
1Mengurus izin permit yang cukup lama
2Gangguan cuaca
3Pesawat kecil, sehingga tidak bisa dipacu kencang
Sumber: keterangan Direktur V Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Mabes Polri Brigjen Anas Yusuf

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Beber Isi Tas Nazaruddin


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler