Nazaruddin, Elite Demokrat yang Terseret Kasus Suap Sesmenpora (2-Habis)

Tak Pernah Turun ke Jember sejak Lolos Senayan

Minggu, 29 Mei 2011 – 08:08 WIB

Tidak hanya di kampung halaman, Siantar, Sumatera Utara, warga Jember juga menyoroti kasus Muhammad NazaruddinSebab, sejak terpilih dari daerah pemilihan Jawa Timur IV (Jember-Lumajang), anggota DPR dari Partai Demokrat itu tidak pernah turun di sana

BACA JUGA: Nazaruddin, Elite Demokrat yang Terseret Kasus Suap Sesmenpora (1)

Itulah pantauan tim Radar Jember (Jawa Pos Group). 

========================

SEJUMLAH pengurus dan kader Partai Demokrat mengakui bahwa Nazaruddin tidak pernah "membumi" lagi di Jember ataupun Lumajang setelah dirinya melenggang ke Senayan
"Sepengetahuan saya, Nazaruddin sejak terpilih menjadi anggota DPR nggak pernah reses," kata Edi Santoso, ketua PAC PD Umbulsari, kemarin. 
 
Edi menjelaskan, sejak dilantik pada 2009, Nazaruddin tidak pernah dikabarkan turun ke Jember

BACA JUGA: Rob Rama Rambini, Pria Indonesia Pertama yang Berlayar Seorang Diri dari California ke Bali

Ironisnya, Nazaruddin yang sejak awal mengampanyekan upaya pemberantasan korupsi di Indonesia kini malah tersandung masalah tersebut.

"Bagaimana bakal memperjuangkan rakyat Jember kalau tidak pernah reses," ungkapnya
Padahal, reses menjadi sarana serap aspirasi konstituen di setiap daerah pemilihan (dapil)

BACA JUGA: Satu Sekolah Tak Lulus Unas, SMA Abadi di Jakarta Akhirnya Ditutup



Dia menyebutkan, dalam Pemilu Legislatif 2009, dari dapil Jawa Timur IV (Jember-Lumajang), Partai Demokrat berhasil meloloskan dua wakilnyaMereka adalah Nazaruddin dan dr Subagiyo Partodihardjo"Komunikasi kepada kader Demokrat saja tidak pernah, apalagi dengan rakyatYang sering reses hanya Pak Subagiyo," kata Edi

Dia melihat, kasus yang membelit Nazaruddin telah mencoreng nama baik Partai Demokrat"Sudah sepantasnya dicopot dari jabatannya sebagai bendahara umum dan anggota DPRUntuk apa menjabat anggota DPR kalau tidak memperjuangkan rakyat," terangnya

Jupriyadi, ketua PAC PD Silo, juga menjelaskan, pihaknya tidak pernah mendengar Nazaruddin berkunjung ke Jember setelah dilantik"Hingga detik ini (kemarin, Red), dia tidak pernah turun," ujarnya

Padahal, yang mengantarkan Nazaruddin menjadi wakil rakyat adalah warga Jember dan LumajangTidak mengherankan bila banyak yang bertanya-tanya tentang peran Nazaruddin sebagai wakil rakyat Jember dan Lumajang

Karena tidak pernah turun itulah, ada kader Demokrat yang mengontak Nazaruddin melalui telepon"Saat dihubungi, katanya sudah (reses, Red)Yaitu, bagi-bagi sembako," katanya

Padahal, jika benar-benar reses, seharusnya terjun langsung menemui konstituennya di wilayah Jember dan LumajangSoal desakan penonaktifan Nazaruddin, Jupriyadi menyatakan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada mekanisme"Soal itu di luar partaiTunggu fakta dan bukti hukumKalau terbukti, hukum tetap jalanOtomatis keanggotaan dia di DPR dicabut," terangnya

Selaku kader Demokrat, dia mengaku kecewaPartai Demokrat yang dikenal antikorusi malah kader Demokrat sendiri yang terlibatKarena itu, dia sepakat ada sanksi dari partai untuk Nazaruddin.

Tidak jauh beda dengan yang diungkapkan Ketua DPC PD Jember Saptono YusufDia mengatakan, sejak dilantik menjadi anggota DPR, Nazaruddin tidak pernah turun ke konstituennya"Memang belumRencananya, Februari  kemarin ke JemberWaktu itu malah mengatakan akan ke Jember bersama Ketua Umum Anas Urbaningrum," tuturnyaSayangnya, hingga kini, janji Nazaruddin tersebut tidak pernah terwujud

Saptono mengatakan beberapa kali melaporkan Nazaruddin kepada DPD PD Jatim maupun ke DPP PD"Saat pertemuan di  DPD atau DPP sering disampaikan soal anggota DPR maupun DPRD provinsi yang tidak aktif turunKami sampaikan terang-terangan, beliau (Nazaruddin, Red) belum pernah ke Jember," paparnya

Menurut Ketua KPU Jember Ketty Tri Setyorini, berdasar hasil Pemilu 2009, Nazaruddin meraup 57.230 suara, disusul Subagyo yang saat ini juga menjadi anggota DPR dengan meraih suara 18.355Posisi di bawahnya ditempati Siti Romlah dengan raihan 14.823 suara

Berikutnya adalah Maksum  dengan 4.225 suara, Natassya Tara (4.682 suara), Musiroh Muki (3.964 suara), Azral Hadi (3.744 suara), Mudha Cornelis Nubi (2.098 suara), Virna Angela K.K(1.566 suara), dan Firman Yursak (1.131 suara)"Di Jember saja Nazaruddin meraih sekitar 50 ribu suaraBelum termasuk perolehan suara di Lumajang," ungkap Ketty

Sementara itu, kasus yang menimpa Nazaruddin di Jakarta, tampaknya, mulai menjalar ke JemberItu terkait posisi Ayub Khan, ketua Fraksi Partai Demokrat, yang menjadi komisaris PT Anak NegeriForum Komunikasi Ekspresi Kader (Foreks) yang menjadi wadah mantan calon legislatif dari Partai Demokrat mendesak agar Ayub juga dinonaktifkan

Budi Utomo, koordinator Foreks, meminta DPC PD Jember meniru langkah DPP PD yang menonaktifkan Nazaruddin"Adanya pernyataan di media massa bahwa perusahaan berada di bawah pengawasan KPK itu mengurangi kredibilitas Demokrat," ungkap Budi

Karena itu, Foreks meminta DPC PD Jember mengambil sikap"Kalau tidak direspons, kader bawah akan protes dan tidak percaya lagiKalau ketua DPC tidak segera mengambil tindakan tegas, akan muncul letupan," ujarnya

Eko Purwanto, salah seorang pengurus DPC Partai Demokrat, menjelaskan soal penonaktifan Ayub menjadi domain DPP PD"Itu bukan kewenangan DPC, tetapi DPP PDSK DPC juga berasal dari DPP PD," ungkapnyaKarena itu, dia menyerahkan sepenuhnya penanganan masalah tersebut kepada DPP

Sebagaimana diketahui, episentrum kasus suap Sesmenpora Wafid Muharam terkait pembangunan wisma atlet memang berada di JakartaTapi, gelombang kasus itu terasa hingga JemberSebab, Ketua Fraksi Partai Demokrat (FPD) DPRD Jember Ayub Khan tercatat sebagai salah seorang komisaris PT Anak Negeri, rekanan yang mengerjakan pembangunan proyek Wisma Atlet SEA Games XXVI di Palembang senilai Rp 191 miliar.

MNazarudin, bendahara umum DPP Partai Demokrat, yang disebut-sebut terlibat dalam kasus itu merupakan pendiri PT Anak Negeri bersama Ayub"Saya bersama Nazaruddin memang pendiri PT Anak Negeri," kata Ayub

Dia menyebutkan, PT Anak Negeri didirikan sekitar 2000"PT Anak Negeri didirikan jauh sebelum saya terjun ke dunia politik," ungkap pria yang kini juga menjadi sekretaris DPC PD Jember itu.

Ayub menjabat komisaris perusahaan yang berkedudukan di Pekanbaru, Riau, tersebutAyub dikabarkan memiliki saham di PT Anak NegeriNamun, sejak 2009, ada perubahan akta notarisTetapi, Ayub tetap memiliki saham di perusahaan itu.

Namun, Ayub menegaskan bahwa dirinya sudah lama tidak aktif menjadi komisaris PT Anak Negeri"Sebelum saya aktif di partai politik, saya sudah tidak aktif (di PT Anak Negitu, Red)," ungkapnyaAyub mengaku sejak lama bersahabat dengan Nazarudin

Terkait masalah yang membelit PT Anak Negeri, Ayub menyerahkan penanganannya kepada pihak yang berwenang"Biar ditangani Badan Kehormatan (BK, Red) DPR atau aparat yang berwenangKami minta tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah," ungkapnya

Sejak tidak aktif di PT Anak Negeri, Ayub menyatakan bahwa dirinya tidak lagi mengetahui perkembangan perusahaan tersebut""Masalah itu saya tidak tahuSaya sudah lama tidak aktif," ujarnya

Selama Pemilu 2009, Ayub kerap bergandengan dengan Nazarudin yang berangkat dari daerah pemilihan Jawa Timur IV (Jember-Lumajang)Bahkan, spanduk pemenangan yang tersebar di Jember dipastikan terdapat foto keduanya

Dalam Pemilu 2009, keduanya meraih suara yang sangat signifikanMNazarudin meraih suara tertinggi untuk DPRAyub juga berhasil meraih suara signifikan dalam pemilu dengan raihan suara sekitar 10.690.  Dengan suara sebanyak, Ayub kini menjadi anggota DPRD Jember 2009"2014Bahkan, Ayub dipercaya menjadi ketua FPD DPRD Jember
 
Bila melihat kilas balik sepak terjang keduanya, jauh sebelum masa kampanye dimulai, sekitar awal 2008, berbagai spanduk Nazarudin dan Ayub terpampang di wilayah Jember dan LumajangDi pojok stiap spanduk terdapat gambar sosok pria berpeci dengan wajah keturunan Pakistan itu bersama AyubSpanduk-spanduk tersebut biasanya juga muncul saat peringatan hari besar agama atau hari besar nasional
 
Awalnya tak banyak yang mengetahui sosok Nazarudin maupun AyubYang diketahui sebatas Nazarudin adalah orang Jakarta Selatan dan seorang pengusaha dengan banyak perusahaan di Jawa dan luar JawaHanya, belakangan diketahui bahwa Nazarudin adalah calon legislatif (caleg) dari Partai Demokrat dengan nomor 1 untuk DPR dari dapil IV (Jember-Lumajang).
 
Untuk sosialiasi dan pengenalan diri, Nazar "panggilan akrab Nazarudin" lebih banyak mengandalkan berbagai media publikasi outdoor yang kreatifMendekati masa kampanye, Nazar menggencarkan pemasangan baliho berisi program pokok Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku ketua Dewan Pembina Partai DemokratUntuk pengenalan dirinya, Nazar pernah menggelontorkan puluhan ribu kaus di wilayah Jember dan Lumajang. 
 
Tidak hanya ituNazarudin yang saat itu menjabat wakil ketua bendahara DPP Partai Demokrat juga melakukan road show ke sejumlah kiai dan tokoh-tokoh kunci di Jember dan Lumajang
  
Pada awal-awal kampanye, Nazarudin selalu berpasangan dengan Ayub, calon anggota DPRD Kabupaten Jember dari Partai DemokratProgram yang diusung menyangkut persoalan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan umatUntuk membangun komunikasi, Nazar juga mencantumkan alamat e-mail; muh_nazar@yahoo.com dan website https://wwwbungnazar.com.
 
Tidak mengherankan, dengan ketenaran SBY dan sosialiasi yang dilakukan, Nazar maupun Ayub memperoleh suara tertinggiAyub terpilih sebagai anggota DPRD Jember dengan perolehan 10.690 suaraBegitu juga halnya dengan Nazarudin yang mampu menyumbangkan suara cukup banyak kepada Partai DemokratUntuk wilayah Jember saja, perolehan suara pemilihan legislatif Partai Demokrat sebesar 198.921 dan untuk wilayah Lumajang mencapai 67.022
 
Bila ditotal, untuk dapil IV Jember dan Lumajang, perolehan suara Partai Demokrat adalah 265.943Dengan BPP (bilangan pembagi pemilih) 170.515, Partai Demokrat memperoleh dua kursi untuk DPRSatu kursi BPP penuh didapat Nazarudin dan satu kursi sisa suara didapat Subagyo
 
Tampil Sederhana

Nazaruddin menempuh pendidikan di SMA Teladan, Kecamatan Gunung Malela, Kabupaten SimalungunMeski keluarganya tergolong kaya, selama bersekolah dia berpakaian sederhana dan suka mendahulukan kawan yang tertimpa musibah.          

Beringinta br Bangun, 40, guru SMA Teladan, yang mengajar di sekolah itu sejak 1994, mengenal sosok Nazaruddin sebagai pribadi yang sederhana dan biasa-biasa saja"Pulang sekolah dia (Nazaruddin, Red) langsung ke rumah, membantu ibunya berjualan material bangunan dan alat-alat tulis kantorMungkin juga itu karena pengaruh ayahnya yang sudah meninggalDia saya lihat berbeda dengan kawan-kawan seusianya saat ituKawannya yang lain kan suka jalan-jalan sesudah pulang sekolah," tuturnya.

"Saya wali kelas Nazaruddin sewaktu kelas IIIYang paling saya ingat, dia itu suka mendahulukan uangnya jika ada orang tua kawannya yang meninggal duniaUang dia dipakai lebih dulu, baru nanti kawan-kawannya mengganti sama diaRasa sosialnya memang tinggi," ungkap ibu itu mengingat kejadian saat Nazaruddin bersekolah di SMA Teladan.      

Menurut dia, selain memiliki rasa sosial yang tinggi, Nazaruddin merupakan siswa yang selalu berpenampilan rapi di sekolahNazaruddin masuk peringkat 10 besar di sekolah"Jumlah siswa di lokal III IPA I saat itu 28 anakDia itu tidak banyak bicara, berbicara seperlunya saja, dan bisa dibilang bijaksana," jelasnya(aro/wnp/jpnn/c4/iro)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tingkah Para Bintang Porno Asing ketika Main Film di Indonesia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler