jpnn.com, JAKARTA - Negara ASEAN beserta Tiongkok, Jepang dan Korea yang tergabung dalam ASEAN+3 sepakat memperkuat kawasan regional untuk mendorong pemulihan ekonomi akibat pandemi.
Wakil Menteri Keuangan RI (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan, dari sisi Indonesia sendiri dalam mendukung pemulihan dan stabilitas ekonomi, pemerintah berkomitmen untuk merumuskan kebijakan fiskal yang prudent.
BACA JUGA: Produksi Sepatu Balita Laris Manis di Tengah Pandemi Covid-19
Hal tersebut, kata Wamen Suahasil, ditargetkan untuk memfokuskan perlindungan kesehatan kepada masyarakat serta menjaga tingkat konsumsi terutama untuk masyarakat menengah ke bawah dan mendukung keberlangsungan sektor usaha.
“Meskipun saat ini Indonesia merelaksasi aturan defisit anggaran menjadi lebih dari tiga persen untuk penanggulangan dampak pandemi, Indonesia berkomitmen untuk kembali melaksanakan disiplin fiskal menjadi kurang dari tiga persen pada tahun 2023,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima, Senin (21/9).
BACA JUGA: Cara Bank Mandiri Bantu Pulihkan Ekonomi Nasional di Tengah Pandemi COVID-19
Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengikuti rangkaian Pertemuan Menkeu dan Menteri Kesehatan G20, Pertemuan Menteri Keuangan serta Gubernur Bank Sentral ASEAN+3, serta Sidang Tahunan Asian Development Bank (ADB) pada 16-18 September 2020.
Pada kesempatan tersebut, Wamenkeu juga menekankan pentingnya pengembangan kebijakan reformasi struktural dengan pendekatan inklusif secara luas di berbagai sektor termasuk pendidikan, teknologi digital, tenaga kerja, infrastruktur, dan perbaikan iklim usaha.
BACA JUGA: TPDI: Tidak Ada Diskresi Bagi Calon Kepala Daerah yang Pernah Melakukan Perbuatan Tercela
Dalam konteks kerja sama regional, Indonesia mendorong penguatan kerja sama kawasan ASEAN+3 untuk memastikan bahwa pemulihan ekonomi di kawasan tersebut dapat mendorong pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Indonesia dan negara anggota ASEAN+3 lainnya berkomitmen untuk terus mengembangkan berbagai inisiatif kerja sama guna memperkuat stabilitas ekonomi dan keuangan kawasan.
Beberapa anggota ASEAN+3 yang turut berkomitmen yakni Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM), ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO), dan Asian Bond Market Initiative (ABMI).
"Penguatan kerja sama ini sangat relevan untuk menghadapi dampak negatif pandemi Covid-19 yang sangat besar," tambah Suahasil.
Lebih lanjut, Mantan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu tersebut mengungkap, kerja sama kawasan ASEAN+3 akan terus diperkuat, melalui berbagai sinergi strategis pada beberapa sektor seperti pembiayaan infrastruktur dan asuransi bencana.
Khusus untuk pembiayaan infrastruktur, Indonesia berharap agar inisiatif strategis baru tersebut dapat menjawab kebutuhan pembangunan di kawasan terutama untuk pengembangan infrastruktur digital.
"Sementara untuk asuransi bencana, inisiatif tersebut sudah sejalan dengan prioritas nasional dalam mengimplementasikan dan mengembangkan strategi Pembiayaan dan Asuransi Risiko Bencana (PARB) Indonesia," pungkasnya.(mcr2/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rizki Sandi Saputra