Negara Dinilai Tanpa Visi Sehatkan Anak SD

Kamis, 29 September 2011 – 19:19 WIB

JAKARTA - Ketua Dewan Persusuan Nasional, Teguh Boediyana, menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang paling tidak punya komitmen terhadap peningkatkan kualitas hidup generasi usia sekolah melalui program pemberian susu terhadap peserta didik Sekolah Dasar (SD)Padahal, dari siswa SD pula generasi masa depan dibentuk.

"Saya katakan Indonesia sebagai negara yang paling tidak berkomitmen terhadap peningkatan kualitas peserta didik sekolah dasar melalui program pemberian susu tentu dengan fakta dan data dari sejumlah negara tentangga seperti Thailand, Iran, atau Vietnam sendiri," kata Teguh Boediyana saat berdiskusi dengan tema "Kondisi dan Kebijakan  Dalam Industri Susu Hulu dan Hilir", di press room DPR, Senayan Jakarta, Kamis (29/9).

Thailand misalnya, Teguh menyebut negeri kerajaan itu mengalokasikan dana sebesar USD 400 juta dollar  bagi 8 juta siswa SD untuk memperoleh susu gratis setiap tahunnya

BACA JUGA: Jadi Saksi, Mahfud Janji Tak Recoki Polisi

Demikian juga dengan Iran yang memberikan asupan susu kepada 12 juta pelajar SD negeri Kaum Mullah itu masing-masing sekitar seperempat liter susu setiap harinya.

"Bahkan Vietnam yang pada era delapan puluhan masih jauh tertinggal dari Indonesia tahun ini sudah mengalokasikan APBN-nya untuk peningkatan kualitas pelajar sekolah dasarnya melalui pemberian susu segar gratis," sebutnya


Ditegaskannya, negara-negara yang di dalam APBN-nya mengalokasikan dana pemberian susu segar bagi pelajar SD karena menganggap para pelajar tersebut merupakan aset bangsa yang wajib untuk dioptimalkan pertumbuhannya baik secara fisik, mental, maupun kecerdasannya sejak dini

BACA JUGA: Yusril Minta MK Jangka Waktu Cekal yang Ideal

"Visi inilah yang hingga kini belum terlihat muncul dari para pengambil keputusan," tegasnya


Selain itu Teguh juga menyebut efek positif secara ekonomi bagi petani ternak sapi perah jika pemerintah menjalankan program pemberian susu segar gratis bagi para pelajar sekolah dasar.

"Program tersebut tentu secara signifikan membutuhkan susu segar yang diproduksi oleh para peternak sapi perah yang kini hanya mengisi sekitar 25 persen kebutuhan susu dalam negeri dan 75 persen diimpor setara dengan 600 juta dollar Amerika Serikat," ungkapnya.

Bahwa saat ini kualitas produksi susu segar yang dihasilkan oleh para peternak sapi perah Indonesia belum memenuhi standar, itu bahagian dari kewajiban pemerintah untuk memperbaikinya.

"Potensi produksi dan pasarnya sangat luar biasa

BACA JUGA: Rakyat Butuh Bukti, Bukan Ganti Menteri

Pertanyaan kita, apakah pemerintah berkomitmen meningkatkan pengetahuan peternak sapi perah atau lebih memberi angin segar bagi negara-negara pengimpor susu?" tanya Teguh.

Dalam kesempatan itu Teguh juga meminta pemerintah segera mengintervensi pola penjualan susu segar terhadap sejumlah perusahaan industri pengolah susu yang menetapkan harga secara sepihak dengan alasan kualitas yang tidak memadai.

"Dari dulu hingga sekarang pengusaha industri pengolah susu seenaknya menetapkan harga hingga para peternak sapi perah sulit untuk berkembang karena harga secara sepihak ditetapkan oleh pengusaha industri pengolah susu," tukasnya(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... e-KTP Bermasalah, Marzuki Tetap Puji SBY


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler