jpnn.com - JAKARTA - Dewan Pakar Pusat Kajian Trisakti Adrinof Chaniago menegaskan, masih banyak terjadi salah kelola terhadap sumber daya alam di negeri ini. Padahal jika dikelola dengan baik, bisa memberikan manfaat yang besar bagi rakyat Indonesia.
Adrinof mencontohkan, Indonesia kaya akan gas. Namun, lebih banyak dijual ke luar negeri ketimbang untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Begitu juga batubara, yang dipakai cuma 15 persen untuk dalam negeri, selebihnya dijual ke luar.
BACA JUGA: Pemerintah Tidak Berencana Tambah Jatah BBM
"Kalau diambil separuh saja produksi gas dan batubara, maka persediaan bahan bakar untuk pembangkit listrik bisa berlipat ganda dari sekarang," kata Adrinof dalam Sarasehan Kebangsaan I bertajuk "Strategi Pemanfaatan Energi dan Sumber Daya Mineral di Kawasan Perairan" yang digelar Pusaka Trisakti dan Lembang 9 Institut, Selasa (26/8), di Jakarta.
Dia mengatakan, persoalan Indonesia bukan saja cuma soal jalan dan jembatan. Melainkan juga bagaimana persoalan pengelolaan energi. "Bagaimana kita mau menarik investasi asing dan nasional kalau listrik mati bergilir sehari tiga kali, kalau ada antrean minyak di tempat-tempat yang kaya minyak?" ungkap Adrinof.
BACA JUGA: Warga Pusing Kelilingi SPBU
Ia melanjutkan, memang benar dari segi konsumsi perkapita baik itu bahan bakar minyak atau listrik, Indonesia paling rendah di antara negara menengah dan ASEAN. Tetapi, tegas dia, betul juga bahwa Indonesia ini termasuk negara yang boros dalam gunakan energi. "Baik itu listrik maupun BBM," katanya.
Kendati demikian, Adrinof melanjutkan, kekurangan produksi adalah persoalan sangat ironis bagi negeri ini yang memiliki kekayaan sumber energi. "Lagi-lagi ini soal tata kelola," katanya.
BACA JUGA: Industri Otomotif Siap Hadapi AEC 2015
Dia mengatakan, bukan mengada-ada kalau meyakini bisa mengejar ketertinggalan dalam tempo 5-10 tahun jika bisa mengelola sumber daya dengan benar, salah satunya energi. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Tidak Berencana Tambah Jatah BBM
Redaktur : Tim Redaksi