Neraca Perdagangan RI Kembali Surplus, Ini Faktor Pendorongnya

Senin, 18 April 2022 – 13:57 WIB
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD 4,53 miliar pada Maret 2022. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD 4,53 miliar pada Maret 2022 dengan nilai ekspor USD 26,50 miliar dan impor USD 21,97 miliar.

"Berdasarkan catatan kami, neraca perdagangan mengalami surplus selama 23 bulan secara beruntun," ujar Kepala BPS Margo Yuwono, pada konferensi pers virtual, Senin (18/4).

BACA JUGA: Kinerja Ekspor Maret 2022 Tumbuh 44,36 Persen, Ini Penopangnya

Margo mengatakan komoditas nonmigas penyumbang surplus terbesar berasal dari bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati, serta besi dan baja.

Adapun tiga negara penyumbang surplus terbesar, yaitu perdagangan dengan Amerika Serikat (AS), India, dan Filipina.

BACA JUGA: Bea Cukai Bersinergi dengan BPS dan PT Pos untuk Dukung Pemberdayaan UMKM

Dengan AS, perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar USD 2 miliar dengan komoditas penyumbang surplus terbesar ialah lemak, minyak hewan nabati, dan alas kaki.

Kemudian, dengan India juga mengalami surplus sebesar USD 1,2 miliar dengan penyumbang surplus terbesar ialah bahan bakar mineral dan minyak hewan nabati.

BACA JUGA: Bea Cukai Menyosialisasikan Ketentuan Kepabeanan di Dua Wilayah Ini

Selanjutnya, Filipina juga surplus USD 916,9 juta di mana komoditas utama penyumbang surplus ialah bahan bakar mineral, serta kendaraan dan bagiannya.

Sebaliknya, perdagangan Indonesia juga mengalami defisit dengan beberapa negara, yaitu Thailand, Australia, dan Argentina.

BPS mencatat neraca perdagangan dengan Thailand, Indonesia mengalami defisit USD 565,6 juta dengan komoditas utama penyumbang defisit ialah gula dan kembang gula, mesin dan peralatan mekanis.

Selain itu, transaksi perdagangan dengan Australia juga mengalami defisit USD 515 juta dengan komoditas penyumbang defisit yang utama ialah bahan bakar mineral dan serealia.

Meskipun demikian, neraca perdagangan Indonesia pada periode Januari-Maret 2022 masih mengalami surplus UAD 9,33 miliar.

Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada 2021, yakni surplus USD 5,52 miliar dan pada 2020 yang  surplus USD 2,54 miliar. (mcr28/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kabar Buruk dari BPS, Siap-Siap Badai Inflasi Menerjang


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Wenti Ayu Apsari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler