jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPR RI asal Sumatera Barat II Hj Nevi Zuairina pada tanggal 12 Agustus 2021 yang bertepatan dengan Hari UMKM Nasional mengingatkan kepada pemerintah untuk kembali memperkuat digitalisasi UMKM.
Nevi Zuairina juga meminta pemerintah untuk melakukan Perbaikan Data yang telah melewati proses panjang dari mulai pembahasan di Komisi VI DPR hingga rapat paripurna.
BACA JUGA: Kolaborasi Grab-Emtek Menyasar UMKM di Kota dengan Digitalisasi Rendah
Selain itu, kata Nevi, pemerintah perlu mendorong UMKM di seluruh Indonesia untuk berlari mempersiapkan diri berkompetisi usaha secara internasional. Apalagi saat ini, suasana pandemi COVID-19 masih sangat kental di negeri Indonesia yang mesti memacu percepatan perilaku usaha untuk dapat bertahan dan bila perlu secara perlahan bangkit untuk maju.
Salah satu tanda kemajuannya adalah ketika pasar-pasar internasional sudah tembus yang artinya produk dari komoditas yang dihasilkan anak negeri di terima oleh masyarakat internasional.
BACA JUGA: Nevi Zuairina Perjuangkan Anggaran untuk Digitalisasi UMKM dan Perbaikan Data
Menurut Nevi, dorongan untuk penguatan Digitalisasi UMKM berbasis data tunggal ini mesti terus disuarakan agar tidak ada momen yang terlupakan. Sebab, terbentuknya link and match antara UMKM dengan BUMN mesti segera terwujud.
“Pemerintah jangan hanya kepada BUMN yang diberi porsi besar pada alokasi APBN. Mesti pelaku UMKM inilah yang perlu diperhatikan, karena sangat jelas membantu negara mempertahankan tumbuh kembang perekonomian bangsa,” ucap Nevi.
BACA JUGA: Syarief Hasan Dukung Sinergi UMKM dengan BNI dan Diaspora Indonesia
Politikus PKS ini menyorotsistem teknologi informasi dan lengkapnya infrastruktur pendukung seperti jasa antar barang yang semakin kompetitif, akan menjadi peluang usaha semakin luas tanpa batas lokasi dan waktu.
Menurut Nevi, pemerintah mesti dapat bertindak cepat untuk memperkuat ekosistem para pelaku UMKM untuk masuk di dunia transaksi menggunakan internet.
“Pandemi saat ini selain merubah pola hidup masyarakat, ada sebuah peringatan keras atas penurunan jumlah pelaku UMKM yang tadinya sejumlah 64,7 juta pelaku usaha pada tahun 2019, di tahun 2020 turun drasts hingga menjadi 34 juta pelaku usaha. Tahun 2021 ini sudah sangat nyata di lapangan, terjadi peningkatan pengangguran dan penambahan jumlah rakyat miskin baik di kota maupun di desa,” kata Nevi mengingatkan.
Nevi menambahkan saat ini usaha Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat. Dengan serba ketidakpastian kondisi ekonomi negara, proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat serta dorongan pertumbuhan ekonomi makin terhambat.
Meskipun pertumbuhan ekonomi triwulan II tahun 2021 dilaporkan meningkat, namun itu hanya semu belaka karena dibandingkan dengan tahun 2020 yang kondisi negara sangat minus pertumbuhannya.
"Membangun jaringan pasar hingga ekspor mesti dapat di rintis. Peran pemerintah akan sangat penting menjadi kunci utama berhasilnya kemajuan para UMKM untuk go internasional. Tantangan dan peluang UMKM untuk go Internasional adalah pembicaraan yang sangat menarik dan harus penuh dengan ke optimisan,” pungkas Nevi Zuairina.(jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich