Ngeri, 30 Ribu Ibu Hamil Diperiksa, 170 Positif HIV/AIDS

Jumat, 04 Desember 2015 – 09:01 WIB
Ilustrasi. FOTO: AFP

jpnn.com - SURABAYA – Salah satu program kesehatan baru dari pemerintah memeriksa ibu hamil (bumil) untuk mendeteksi sedini mungkin apakah bumil tertular HIV atau tidak. Itu untuk mencegah agar si bumil tidak sampai menularkan kepada bayinya dan dapat dilakukan pencegahan secara dini.

Data di Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim menyebutkan bahwa dari Januari sampai dengan September 2015 lalu sudah ada 30.526 bumil yang melakukan pemeriksaan HIV. Yang miris, dari angka tersebut, 170 bumil di antaranya atau sekitar 0,56 persen dipastikan mengidap HIV positif.

BACA JUGA: Gara-Gara Ini, Warga Geruduk Kantor PLN dan Nyalakan Liliin...

Sedangkan untuk jumlah ibu hamil yang masuk program pencegahan penularan HIV ke anak secara kumulatif dari Januari sampai dengan September 2015 mencapai 920 orang. Yang sudah diberi anti retro viral (ARV) therapy untuk pencegahan sebanyak 711 orang.

“Kami harapkan melalui program ini mampu menekan angka penularan dan jumlah penderita HIV/AIDS, khususnya bayi dan anak-anak. Oleh karenanya kami butuh sikap proaktif dari masyarakat,” jelas Kepala Dinkes Jatim, dr Harsono, kemarin (3/12). 

BACA JUGA: Hiii... Provinsi Ini Bisa Jadi Persembunyian Teroris

Harsono menambahkan bahwa dari ibu yang mengidap HIV tersebut, diketahui telah lahir 78 bayi yang juga positif HIV. Dari jumlah itu, 20 bayi di antaranya meninggal. 

Sedangkan untuk kasus HIV/AIDS pada anak usia kurang dari 14 tahun sebanyak 502 anak dengan proporsi terbanyak pada kelompok usia 0-4 tahun sebanyak 361 anak.

BACA JUGA: PT TUN Keluarkan Putusan Sela, Pilgub Kalteng Kembali Tiga Calon

Harsono mengatakan bahwa berbagai upaya telah dilakukan Dinkes Jatim untuk menekan angka penularan dan penderita HIV/AIDS di Jatim. Seperti melakukan upaya pencegahan melalui kampanye Aku Bangga Aku Tahu (ABAT) kepada masyarakat. 

Juga, kegiatan harm reduction pada pengguna Napza suntik dan program penyediaan kondom untuk mencegah penularan melalui hubungan seks dengan pasangan HIV positif.

Selain itu, kata dia, pemprov juga menyiapkan 420 sarana diagnosis HIV berupa layanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di 38 kabupaten/kota dan 46 sarana untuk pengobatan ARV di 35 kabupaten/kota dan diharapkan sudah mencakup 38 kabupaten/kota di Jatim pada akhir tahun nanti. 

“Selain itu, kami juga mendirikan klinik-klinik khusus bagi penderita HIV/AIDS seperti pemberian jarum suntik streril, klinik metadon dan lain sebagainya,” imbuh mantan bupati Ngawi dua periode ini.

Harsono mengatakan bahwa sebagai provinsi dengan jumlah penderita HIV/AIDS terbanyak kedua di Indonesia setelah Papua, yaitu dengan jumlah penderita sebanyak 57.321 orang, Jatim sangat gencar membuat program pencegahan dan pengobatan HIV/AIDS. 

Termasuk mengadakan pendataan bagi penderita HIV/AIDS untuk melakukan deteksi dini. “Sebab semakin banyak penderita yang ditemukan dan mau membuka diri akan semakin bagus. Sehingga akan semakin banyak yang dapat kami obati,” tukas Harsono. (nur/jay/jon)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Duda yang Jadikan Istri Baru Pelampiasan Gaya Bercinta Aneh Ala Majalah Dewasa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler