jpnn.com - SURABAYA - Warga Sukomanunggal gempar. Sabtu (26/9) malam, tepatnya di Jalan Tambak Lumpang RT 1 RW 4, Sukomanunggal, Surabaya terjadi pembunuhan.
Korbannya adalah Vita Tri Megawati. Pembunuhnya? Suami sendiri, Suparman.
BACA JUGA: Risma Berharap PJ Wali Kota Persiapkan Serius Hal Ini
Ironisnya, perbuatan keji itu dilakukan di dekat sang anak yang masih berusia enam bulan. Orang yang pertama mengetahui kejadian tersebut adalah Samsul. Maklum, rumahnya memang berdempetan dengan rumah Suparman.
Saat dimintai keterangan oleh polisi, Samsul menceritakan, saat itu dirinya baru salat Isya. Tiba-tiba dia mendengar teriakan keras Vita dari dalam rumah. Samsul lalu keluar dengan rasa penasaran. Saat itulah, dia terkejut. Samsul melihat Suparman duduk di depan pintu rumah dalam kondisi telanjang bulat. Tubuhnya bersimbah darah. Suparman terlihat mengusap-usap darah tersebut hingga merata ke sekujur tubuhnya.
BACA JUGA: Politisi PKS Ini Sebut Diskotek Tidak Perlu Ditutup, Asalkan...
Tatapan matanya tajam layaknya orang kalap. Di dekat Suparman ada sebilah parang yang masih berlumuran darah. Melihat hal itu, Samsul langsung meminta pertolongan warga. Dia kemudian melapor ke polisi.
Tidak lama kemudian, polisi mendatangi tempat kejadian perkara (TKP). Saat itu, parang berdarah tersebut sudah disingkirkan pelaku. Namun, pria 29 tahun itu tetap duduk di depan pintu rumahnya. Pandangan matanya tampak kosong, seolah-olah meratapi dosa yang baru diperbuatnya.
BACA JUGA: RESMI! Risma Bukan Lagi Wali Kota Surabaya
"Setelah kami dekati pelan-pelan, dia langsung kami sergap tanpa perlawanan," terang Kanitreskrim Polsek Sukomanunggal AKP Sukoco.
Oleh polisi, tubuh pria kelahiran Bangkalan itu ditutupi sarung motif kotak-kotak hijau. Dua tangannya diborgol ke belakang. Suparman lantas dibaringkan ke lantai dengan posisi terlentang. Petugas kemudian masuk ke dalam rumah Suparman. Saat itulah, polisi melihat Vita terkapar di pojok rumah. Kondisinya sungguh mengenaskan. Perempuan 23 tahun tersebut hanya mengenakan kaus yang tersingkap hingga bagian dada. Tubuhnya yang setengah telanjang itu bersimbah darah. Tembok dan lantai di sekitarnya juga penuh darah.
Yang memprihatinkan, tidak jauh dari jasad Vita, tampak sang bayi yang baru berusia enam bulan. Bayi itu terjaga saat warga dan polisi masuk. Namun, bayi mungil tersebut tidak menangis. Warga lalu membawa bayi laki-laki itu ke rumah Kemis, ketua RT 1.
Rumah tersebut hanya berisi satu ruangan besar yang disekat lemari menjadi dua kamar berbentuk huruf L. Di satu kamar tampak sebuah kasur yang beralas lantai. Di kasur itulah, sang bayi ditidurkan. Polisi belum bisa memastikan apakah bayi yang namanya belum diketahui tersebut tertidur atau bangun saat tragedi itu berlangsung.
Berdasar hasil identifikasi, pembunuhan itu diduga berlangsung di bagian tengah rumah. Suparman membacok istrinya secara membabi buta. Ada 16 luka sabetan parang yang ditemukan tim Inafis di jasad Vita. "Yang paling vital luka di perut sampai tembus bagian belakang," terang mantan Kanitreskrim Polsek Mulyorejo itu.
Gara-gara luka itu, perempuan asli Banyuwangi tersebut kehabisan banyak darah. Darah segar itulah yang justru membuat Suparman semakin kalap. Dengan dua tangannya, darah tersebut diratakan ke lantai dan tembok rumah. Setelah melihat istrinya tidak bernyawa, tubuh Vita dibiarkan setengah telanjang.
Polisi selesai melakukan olah TKP pukul 23.30. Jenazah Vita kemudian dibawa ke RSUD dr Soetomo. Rumah berpagar kawat duri itu dipasangi garis polisi. (did/c6/oni)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Suami yang Rela Serahkan Istri Cantiknya Ketika Kalah Judi
Redaktur : Tim Redaksi