NGERI! Pulang Melayat, Anggota Ormas Ditebas Kelompok Bercadar

Selasa, 07 Juni 2016 – 09:21 WIB
ILUSTRASI. FOTO: Pixabay.com

jpnn.com - DENPASAR – Seluruh oknum anggota organisasi massa, tampaknya harus kembali membuka anggaran dasar plus anggaran rumah tangga kelompoknya masing-masing sesuai imbauan Kapolresta Denpasar Kombes Pol Anak Agung Made Sudana, Jumat (27/5) lalu di Mapolda Bali. Pasalnya, korban dari pihak ormas kembali jatuh Jumat (3/6) kemarin akibat ditebas oknum tak dikenal.

Insiden berdarah yang menewaskan Dewa Gede Artawan (31), asal Banjar Payuk, Desa Peninjoan, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli pecah di rumah I Made Wandiana dan I Made Suweja, Banjar Den Tiyis, Desa Batuan, Sukawati Gianyar sekitar pukul 16.00.

BACA JUGA: Kisah Donwori dan Karin Bikin Orang-orang di Pengadilan Agama Nangis

Kanit Reskrim Polsek Polsek Sukawati Iptu Ida Bagus Mas Kencana menyebut korban Artawan sempat dilarikan ke Rumah Sakit Ganesha, Jalan Raya Celuk Sukawati Gianyar sebelum dirujuk ke RSUP Sanglah.

“Dua rekan korban yang ikut mengantar korban saat ini sedang diperiksa di Polres Gianyar. Beberapa orang saksi lainnya yang ada di tempat kejadian perkara (TKP) juga sudah diperiksa,” ucapnya seperti dilansir Bali Express (JPNN Group).

BACA JUGA: Supaya Harga Ikan Tidak Dipermainkan, Menteri Susi Sarankan ini Pada Nelayan

Kapolres Gianyar mengatakan insiden berdarah itu terjadi setelah rombongan ormas Laskar Bali berjumlah sekitar 250 orang melayat untuk yang kedua kalinya ke rumah Ketua DPC Laskar Bali, Alit Rama lantaran orang tuanya meninggal dunia. Rombongan melayat sekitar pukul 11.00 Wita dan membubarkan diri sekitar pukul 13.30 Wita.

Rombongan yang pulang menggunakan kendaraan roda empat sebagian besar menuju arah Denpasar melewati by pass dan dikawal. Sementara tiga orang yang menggunakan sepeda motor melewati Jalur Sukawati Batubulan tanpa pengawalan.

BACA JUGA: Hati-hati ke Pantai Ini, Ombaknya Setinggi Enam Meter

Sekitar pukul  14.14 Wita terjadi keributan di simpang empat Desa Batuan. Keributan itu diawali dengan serempetan sepeda motor dengan kendaraan roda empat jenis Avansa dan Ran Ertiga.

“Diduga diserempet mobil. Lalu jatuhlah kedua motor. Dua korban lainnya luka lecet-lecet dan satu korban lainnya dikejar oleh dua orang memakai cadar. Salah satu membawa pedang dan terjadi penebasan,” ucap Waluya.

Menurutnya, korban tewas dikejar oleh penumpang mobil yang menyerempet para pengendara motor.

“Orang-orang ini turun memakai cadar,” tegasnya. Ditanyai apakah para penyerang bercadar merupakan anggota ormas, Waluya menjawab pihaknya masih melakukan pendalaman. ‘

“Karena saksi-saksi di TKP menyebut mereka memakai cadar, kami tidak mau berspekulasi untuk itu. Anggota ormas atau bukan masih kita selidiki,” paparnya.

Mengenai nomor polisi kedua mobil, Waluya berujar para saksi mampu mendeskripsikan kedua jenis mobil tersebut. “Intinya sekarang anggota buru sergap (buser) sedang bekerja di lapangan,” tegasnya.

Terang Waluya, Polres Gianyar kini telah memeriksa dua orang saksi korban. “Untuk saksi korban dua orang telah kami periksa. Nama-nama sudah dicatat semua. Sudah diperiksa oleh pihak reserse,” ucapnya sembari menyebut nama saksi korban sudah dikantongi namun belum dihafalnya.

Dua orang saksi korban urainya merupakan anggota ormas yang habis melayat bersama rombongan. Ditambahkannya, ketiga korban terpisah dari rombongan karena memang arah pulangnya berbeda.

“Ketiga orang ini diduga tinggalnya di sekitaran Batubulan,” pungkasnya.

Lebih lanjut, Waluya menegaskan para korban naik motor tidak ugal-ugalan. “Mereka naik sepeda motor biasa-biasa saja sebelum akhirnya diserempet dan diserang hingga satu orang tewas,” tutupnya.

Informasi tambahan yang didapat ada lambang ormas Laskar Bali pada baju kaos yang dikenakan korban Artawan. Tato trisula di tangan korban mempertegas hal tersebut.

Ironisnya, korban menderita luka tebas yang mengerikan. Artawan menderita luka terbuka pada lengan kanan sepanjang 20 cm, luka terbuka pada lengan kiri sampai pada siku sepanjang 25 cm, luka tusuk di dada kanan dekat ketiak berukuran 3x3 cm, dua buah luka tusuk berukuran 1x 2 cm pada paha kanan 1x2 cm, luka tusuk pada paha kiri berukuran 1x2 cm, luka terbuka pada kaki sisi kanan lebar sekitar 8 cm, luka robek pada mulut, dan sepotong tulang persendian lepas berbentuk bulan sabit ukuran 3x2 cm.

Adapun benda-benda yang melekat pada tubuh korban adalah sebuah baju kaus lengan panjang warna putih berlambang Laskar Bali bertuliskan DPC Laskar Bali Gianyar. Selain itu, sebuah baju kaus warna hitam motif ukiran; sebuah jaket kulit warna hitam merk Clarissa; sebuah udeng warna hitam; sebuah kain atau sarung warna hitam bertuliskan Harley Davidson; sebuah jam tangan warna hitam; sebuah celana pendek warna hitam; sebuah celana pendek motif kotak kotak warna putih coklat biru; sebuah celana dalam warna biru; sepasang sepatu merk Converse warna merah. Juga sebuah gelang perak; sepasang anting hitam; sebuah kalung emas, dua buah cincin perang dengan permata, dan sebuah cincin porak berbentuk ring.

Pada tubuh korban tidak terdapat tato berlambang Laskar Bali, namun terdapat tato motif ukiran di bagian lengan kanan, lengan kiri, betis kanan, betis kiri, punggung serta tato tulisan Sri Krisna di bagian dada.(JPG/ken/fri)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bakar Kantor Kejati Karena Tak Percaya Lagi Penegak Hukum


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler