jpnn.com - Selandia Baru mengumumkan rencana pemusnahan sapi besar-besaran, Senin (28/5). Tak kurang dari 150 ribu ekor sapi akan dibunuh dalam rangka mencegah penyebaran Mycopasma Bovis.
Ditemukan di Eropa dan AS, bakteri tersebut dapat menyebabkan sapi menderita mastitis, radang paru-paru, arthritis, dan penyakit lainnya. Mycoplasma Bovis bukan ancaman bagi manusia, tetapi menyebabkan kerugian produksi pertanian. Tahun lalu Mycoplasma bovis untuk pertama kalinya ditemukan di Selandia Baru.
BACA JUGA: Jurus Budaya dalam Diplomasi Tantowi Yahya
Para pejabat mengatakan, mereka berencana untuk membunuh semua sapi di peternakan manapun bakteri itu ditemukan. Sapi yang sehat pun akan ikut dimusnahkan.
Presiden Nasional Federated Farmers, Katie Milne mengatakan, penting untuk mencoba menyingkirkan Mycoplasma Bovis sebelum jadi wabah.
BACA JUGA: Pesan Dubes Tantowi Yahya bagi Mahasiswa RI di Selandia Baru
Pihaknya, ujar Milne, berusaha memastikan para petani yang terkena dampak mendapat semua bantuan yang mereka butuhkan, termasuk kompensasi memadai.
“Ini adalah masa yang sulit. Rasa sakit dan penderitaan yang akan dilalui para petani benar-benar mengerikan,” katanya tentang para petani yang terkena dampak.
BACA JUGA: Bahas Tiongkok, Tantowi Pertemukan ASEAN dan Pasifik Selatan
Selandia Baru adalah rumah bagi sekitar 10 juta sapi, sekitar dua kali populasi manusia. Sekitar dua pertiga adalah sapi perah dan sisanya sapi potong.
Produk berbahan dasar susu mewakili ekspor tunggal terbesar mereka. Sebagian besar produksi dijual ke Tiongkok dan digunakan dalam susu formula.
Mycoplasma Bovis sejauh ini telah ditemukan di 38 peternakan di seluruh Selandia Baru. Semua infeksi yang ditemukan sejauh ini dapat ditelusuri kembali ke satu peternakan. Kemungkinan besar bakteri tersebut tiba di Selandia Baru 18 bulan sebelum mereka pertama kali diidentifikasi.
Pemerintah masih mencari tahu bagaimana bakteri masuk dan menembus prosedur pengamanan yang ketat. Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan, dia yakin sekarang adalah waktu yang memungkinkan untuk membasmi Mycoplasma Bovis.
"Kami tidak tahu, dalam jangka panjang, apa dampaknya secara kolektif terhadap industri, tapi kami memiliki kesempatan untuk menjadi negara yang memberantas penyakit ini, maka kita akan mengambilnya,” ujarnya. (ina/JPC)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kolumnis New Zealand Sudutkan Jokowi, Dubes Tantowi Bereaksi
Redaktur & Reporter : Adil