Ngeri! Teroris Selipkan Selebaran Ancaman di Mobil Polisi, Begini Kalimatnya…

Rabu, 28 Juni 2017 – 09:42 WIB
Personel Polisi. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Belum kelar pengusutan kasus penyerangan teroris di Mapolda Sumut, ancaman terhadap anggota Polri kembali terjadi.

Selasa siang (27/6) salah seorang anggota Polres Serang Kota menemukan selebaran bernada ancaman pada penyeka kaca kendaraannya.

BACA JUGA: Polda Sumut: Pelaku Penyerangan Pernah Menetap di Suriah

Sampai kemarin sore, Polres Serang Kota bersama Polda Banten masih mencari tahu dalang di balik selebaran tersebut.

Kapolda Banten Brigjen Listyo Sigit Prabowo menjelaskan bahwa pihaknya sudah mendapat gambaran terduga pelaku penyebar selebaran tersebut.

BACA JUGA: Mapoldasu Kini Dijaga Polisi Bersenjata Laras Panjang dan Rompi Antipeluru

”Tapi, masih perlu kami dalami,” ungkap dia kepada Jawa Pos kemarin.

Karena itu, dia belum bisa mengungkap identitas pelaku. Yang pasti, instansinya tidak tinggal diam dengan temuan tersebut.

BACA JUGA: Polda Dalami Keterlibatan JK dengan Jaringan Teroris

Bagaimana tidak? Pelaku memilih menyelipkan selebaran pada mobil milik anggota kepolisian. Padahal mobil itu diparkir tidak jauh dari Pos Polisi Lalu Lintas (Polantas) di Alun-Alun Kota Serang, Jalan Veteran.

Berdasar informasi yang beredar kemarin, selebaran tersebut ditulis tangan. Pada lembar pertama, pelaku tampak menggambar peta lengkap dengan lokasi yang dijaga polisi.

Pelaku juga menggambar bendera ISIS dan kalimat takbir yang ditulis dengan huruf Arab. ”Siapkan dirimu polisi thogut kami akan datang,” tulis pelaku.

Tidak berhenti sampai di situ. Pelaku juga menuliskan kalimat bernada ancaman lainya. ”Setelah Marawi, Filipina selanjutnya adalah Indonesia,” pesan pelaku.

Dalam selebaran itu, Indonesia ditulis dengan huruf kapital pada seluruh bagian.

Pada selebaran kedua, pelaku menulis daftar sembilan lokasi. Yakni kantor pos, HKBP, Ramayana, Gedung Lama, KPBB, polsek, BNI, BRI, dan Royal.

”Salah satunya akan jadi sasaran,” begitu bunyi kalimat yang ditulis tepat disamping daftar tersebut. Selanjutnya, pelaku menulis pada selebaran yang sama.

Isinya pengakuan bahwa pelaku berbaiat kepada pimpinan ISIS, Abu Bakar Al-Baghdadi.

Lebih dari itu, pelaku pun menuliskan kalimat. ”Kami bukan anti-NKRI. Tapi, kami jijik dengan berlaha yang disebut demokrasi,”.

Pasca mendapati selebaran tersebut, petugas kepolisian langsung berusaha mencari tahu asal usul pelaku.

Namun demikian, Listyo enggan menyampaikan secara rinci. Ketika ditanya soal lokasi pengejaran, dia menjawab singkat. ”Nanti saja, nanti dikabari,” tegasnya.

Kepala Divhumas Polri Irjen Setyo Wasisto pun menyampaikan hal serupa. Dia menyebutkan, kemarin pengejaran terhadap pelaku masih berlangsung.

Upaya yang mereka lakukan terbantu closed circuit television (CCTV) yang terpasang di sekitar lokasi Pos Polantas Alun-Alun Kota Serang. ”Terekam CCTV. (Pelaku) sudah dicari terus,” imbuhnya.

Meski sempat membuat geger, Polri meminta masyarakat tetap tenang. Mereka memastikan seluruh pelaku teror mendapat sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Seperti tersangka baru pada kasus penyerangan Mapolda Sumut, Firmansyah Putra Yudi. ”Perannya ikut merencanakan penyerangan pos jaga Polda Sumut,” ungkap Kabagpenum Divhumas Polri Kombes Martinus Sitompul.

Polisi menetapkan pria berusia 32 tahun itu sebagai tersangka keempat dalam kasus tersebut. ”Tambahan satu tersangka,” imbuh Martin. Sebelumnya, mereka sudah menetapkan tiga tersangka.

Yakni kedua pelaku yang bermana Syawaluddin Pakpahan (SP) dan Ardial Ramadhana (AR). Selain itu, Hendri Pratama (Boboy) yang masih berusia 17 tahun juga sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Menyikapi ancaman teroris dengan sasaran anggota Polri, Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti mengungkapkan bahwa Polri wajib meningkatkan kewaspadaan.

Sebagai institusi yang diberi mandat memberangus teroris, mereka harus memperhatikan aksi yang dilakukan kelompok teroris di luar negeri. ”Yang kemungkinan akan berimbas ke Indonesia,” ungkapnya.

Khususnya, sambung Poengky, kelompok teroris yang terafiliasi ISIS. Menurut dia, pola dan modus serangan mereka mesti dikuasai oleh Polri. Baik yang mengandalkan bom, senjata api, maupun senjata tajam. Sebab, disamping bertugas melindungi masyarakat meraka juga harus menjaga diri.

”Aparat kepolisian memang yang paling menjadi target dalam aksi serangan teroris di Indonesia saat ini,” jelasnya.

Di samping sejumlah peralatan yang sesuai standar, kata Poengky, seluruh pos yang dijaga oleh polisi juga harus dilengkapi CCTV.

”Semuanya harus berfungsi dengan baik,” kata dia. Khusus untuk masyarakat, dia meminta mereka terlibat aktif dalam upaya pencegahan.

Masyarakat harus mengenali lingkungan tempat tinggal mereka dengan baik. ”Agar tidak ada kelompok teroris yang bersembunyi,” ujarnya. (syn/)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Densus Tetapkan Perancang Peta Penyerangan Mapoldasu sebagai Tersangka


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
teroris   ISIS   Polisi  

Terpopuler