Ngobras sampai Ngompol, Bamsoet - Anang Hermansyah Bahas Pembenahan Demokrasi

Rabu, 11 Agustus 2021 – 12:01 WIB
Bamsoet dalam podcast Ngobras sampai Ngompol (Ngobrol Asyik sampai Ngomong Politik) bersama musisi yang juga politisi Anang Hermansyah di Jakarta, Rabu (11/8). Foto: humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan untuk membenahi berbagai persoalan di Indonesia harus dimulai dengan pembenahan partai politik (parpol) sebagai hulunya demokrasi.

Dia menyebut semakin kuat dan sehatnya kondisi parpol, makin memudahkan terwujudnya hilir demokrasi berupa kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Sebab, di negara demokrasi, parpol memiliki peran sangat menentukan arah kebijakan negara, baik di legislatif (DPR/DPRD), eksekutif, hingga di tingkat yudikatif.

BACA JUGA: Bamsoet Tegaskan Vaksinasi Kunci Mengatasi Pandemi Covid-19

"Sebagai tulang punggung demokrasi, partai politik menjadi titik pangkal paling penting bagi proses terciptanya penyelenggaraan negara yang baik," ujar Bamsoet dalam podcast Ngobras sampai Ngompol (Ngobrol Asyik sampai Ngomong Politik) bersama musisi yang juga politisi Anang Hermansyah di Jakarta, Rabu (11/8).

Bamsoet menjelaskan hal itu setidaknya tercermin dalam lima fungsi parpol, yaitu artikulasi, agregasi kepentingan, sosialisasi politik, rekrutmen politik, dan komunikasi politik. Itu sebabnya demokrasi tidak akan bermakna apa-apa tanpa partai politik.

BACA JUGA: Hasil Rapid Antigen Sudah Bisa Dipakai untuk Naik Pesawat, Begini Ketentuannya

Mantan ketua Komisi III DPR itu menjelaskan, sebagai artis/musisi yang juga pernah terjun ke dunia politik dengan menjadi anggota DPR RI, Anang Hermansyah merasakan bagaimana pahit manisnya perpolitikan tanah air.

Menurut Bamsoet, politik berbiaya tinggi sebagai akibat diterapkannya sistem kontestasi politik secara terbuka, membuat para politisi terjebak dalam lingkaran setan money politic yang tidak jarang berakhir pada kasus korupsi.

BACA JUGA: Pengumuman Serius untuk Warga Surabaya, Hati-hati Bila Nomor Ini Menghubungi Anda

Itu sebabnya dia tidak heran jika di masyarakat mulai ada wacana mengembalikan sistem Pilkada secara tidak langsung melalui DPRD maupun penggunaan sistem campuran dalam pemilihan anggota parlemen, sebagaimana yang diterapkan di Jerman dan Selandia Baru.

"Usulan ini sebagai ikhtiar memperbaiki kondisi bangsa. Demokrasi bukan semata one man one vote, namun yang terpenting adanya asas keterwakilan rakyat dalam sistem penyelenggaraan negara, baik secara langsung maupun tidak langsung," ucap mantan ketua DPR itu.

Wakil ketua umum Partai Golkar itu juga memaklumi, setelah lima tahun mengabdikan diri di DPR RI, Anang Hermansyah memilih untuk sementara tidak melanjutkan karier politiknya dan lebih memilih kembali menjadi musisi, artis, dan pengusaha.

Bamsoet mengaku sangat menyayangkan seorang Anang Hermansyah tidak lagi menjadi anggota dewan. Sebab, selama menjadi ketua DPR RI, Bamsoet melihat Anang sebagai sosok wakil rakyat yang bekerja dan aktif terjun ke lapangan.

"Dia termasuk legislator yang gigih memperjuangkan pengesahan UU Ekonomi Kreatif, UU Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, serta berbagai UU lainnya yang berkaitan dengan seni, budaya, dan ekonomi kreatif," pungkas Bamsoet. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler