Nih, Penjelasan Pak Jonan soal Harga BBM

Rabu, 21 Desember 2016 – 08:20 WIB
Menteri ESDM Ignasius Jonan. Foto: Imam Husein/dok.JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Pemerintah memastikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi mulai Januari hingga Maret 2017 tidak akan ada perubahan. Keputusan itu diambil untuk menjaga daya beli masyarakat.

Pemerintah mempertimbangkan kemampuan negara, daya beli masyarakat, dan kondisi sosial masyarakat.

BACA JUGA: Tim Reformasi Perpajakan Bakal Wujudkan Ide Jokowi soal BPP

”Terutama untuk solar yang memiliki dampak terhadap inflasi,’’ kata Menteri ESDM Ignasius Jonan di kantornya kemarin (20/12).

Dengan demikian, harga jual BBM pada 1 Januari 2017 tidak berubah. Minyak tanah tetap dibanderol Rp 2.500 per liter, minyak solar bersubsidi Rp 5.150 per liter, bensin premium Rp 6.450 per liter.

BACA JUGA: Proyek Pembangunan KA Trans Sulawesi, Menhub Buka Peluang Swasta Masuk

Jonan menyatakan, pemerintah terus memantau perkembangan harga minyak dunia dalam menetapkan harga jual BBM pada tiga bulan ke depan. ”Kami akan evaluasi (harga minyak dunia, Red) setiap bulan,’’ katanya.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengakui, harga minyak dunia terus berfluktuasi. Karena itu, meski perseroan melakukan pemangkasan biaya operasional, Pertamina tetap berpotensi merugi bila diminta menjual BBM dengan harga di bawah biaya produksi.

BACA JUGA: Citilink Siapkan 37 Ribu Kursi Tambahan

”Perhatian pemerintah atas daya beli masyarakat itu harus didukung. Kami yakin pemerintah tidak akan membiarkan Pertamina rugi,’’ ujar mantan Dirut Semen Gresik tersebut.

Wakil Direktur Utama Pertamina Ahmad Bambang menjelaskan, sejak 1 Oktober lalu, harga BBM seharusnya naik mengikuti kenaikan harga minyak dunia.

Namun, kala itu Pertamina setuju harga solar tidak perlu naik. ’’Keuntungan Pertamina tidak berguna kalau laba harus dikembalikan kepada negara,’’ tambahnya.

Apalagi, kenaikan harga solar dipastikan menyumbang inflasi karena berdampak pada angkutan umum dan distribusi logistik nasional. Jika harga solar naik, pemerintah khawatir harga barang-barang lain meningkat.

Sebaliknya, bagi Pertamina, harga solar yang tidak naik tidak menimbulkan petaka. ”Ketika solar tidak naik, kami tidak masalah. Sebab, kerugian dilihat berdasar hitungan tahun, bukan bulan,’’ jelasnya.

Jonan memastikan stok BBM untuk periode Natal dan tahun baru aman. Pihaknya menyiapkan stok periode 22 Desember 2016 hingga 8 Januari 2017.

Stok premium? untuk periode itu mencapai 1.492.605 kiloliter (kl) untuk 19 hari, stok solar 1.818.384 kl untuk 24 hari, stok avtur sebesar 258.312 kl untuk 22 hari, dan pertamax sebesar 208.290 kl untuk 46 hari. ’’Stok BBM nasional untuk periode Natal dan tahun baru aman,’’ tandasnya.

Penyaluran harian untuk masing-masing jenis BBM, antara lain, premium turun 13 persen dari rata-rata harian normal 61.542 kl per hari menjadi 54.462 kl per hari.

Selain itu, solar turun 3 persen dari 39.066 kl per hari menjadi 37.924 kl per hari, pertalite naik 20 persen dari 28.687 kl per hari menjadi 34.481 kl per hari.

Lalu, pertamax naik 15 persen dari rata-rata harian normal 14.843 kl per hari menjadi 33.192 kl per hari, minyak tanah naik 2,1 persen dari 1.645 kl per hari menjadi 1.680 kl per hari, serta avtur naik 9,7 persen dari 11.328 kl per hari menjadi 12.430 kl per hari.

”Hal tersebut sudah disiapkan karena kalau mendadak tidak bisa. Sebab, diperlukan impor minyak dan lain sebagainya,’’ pungkasnya. (dee/c16/noe/sam/jpnn)

 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Konsorsium WIKA Bangun Dry Dam Pertama di Indonesia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler