jpnn.com, JAKARTA - Pasar ternyata tak terpengaruh sentimen aksi unjuk rasa tolak RUU Cipta Kerja, sehingga pergerakan nilai tukar rupiah hari ini Jumat (9/10), masih positif.
Rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen menjadi Rp14.700 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.710 per dolar AS.
BACA JUGA: Donald Trump Positif Covid-19, Nilai Tukar Rupiah Jadi Lemas
Menurut Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra, sentimen positif dari pembicaraan stimulus fiskal AS sebenarnya masih membayangi pergerakan aset berisiko di pasar keuangan hari ini.
Stimulus AS diekspektasikan bisa membantu pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam di tengah pandemi.
BACA JUGA: Massa Segel Gedung DPRD Muratara Gegara 23 Anggota Dewan Absen
Dolar AS pun terlihat melemah dengan sentimen positif ini. Nilai tukar regional juga terlihat menguat terhadap dolar AS.
Untuk pekan depan, lanjut Ariston, peluang penguatan rupiah masih terbuka asalkan pembicaraan stimulus AS mencapai kemajuan.
BACA JUGA: Rakyat Tolak RUU Ciptaker, Pemerintah Diimbau Perbaiki Komunikasi
"Jadi pasar masih akan memantau pembicaraan stimulus AS ini. Selain itu, situasi yang membaik di dalam negeri juga bisa menopang penguatan rupiah," ujar Ariston.
Selain itu, debat calon presiden AS pekan depan juga bisa mempengaruhi kekuatan dolar AS.
Ariston menilai, kelihatannya pasar lebih positif apabila Joe Biden yang menang dibandingkan Donald Trump.
Ia memperkirakan pekan depan rupiah bergerak di kisaran Rp14.600 per dolar AS hingga Rp14.850 per dolar AS.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat di posisi Rp14.680 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.665 per dolar AS hingga Rp14.709 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.737 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.750 per dolar AS. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha