Novak Djokovic tentunya gembira ia berhasil memenangkan kejuaraan Australia Open yang kesepuluh kalinya di Melbourne.

Tapi ia mengaku kesal karena ayahnya, Srdjan Djokovic tidak hadir di stadion saat dirinya bertanding.

BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Selandia Baru Diterjang Banjir, Empat Tewas

Srdjan memutuskan tidak bergabung dengan anggota keluarga dan tim pendukung putranya untuk pertandingan babak final tunggal putra di Rod Laver Arena kemarin malam.

Ketidakhadirannya itu terjadi setelah insiden pekan lalu, saat ia terekam berdiri bersama kelompok penonton yang mengibarkan bendera Rusia dengan foto Presiden Vladimir Putin.

BACA JUGA: Waspadai Taktik Supermarket yang Membuat Anda Belanja Lebih Banyak

Ayah Novak ini juga memilih untuk melewatkan pertandingan babak semifinal pada Jumat malam.

Novak menyebutkan pihaknya telah memutuskan ayahnya tidak akan menghadiri pertandingan final, demi menghindari liputan media lebih lanjut, meski penyelenggara Australia Open sebenarnya tetap memberikan izin kepadanya untuk hadir.

BACA JUGA: Muslim di Australia Ini Pernah Terlibat Narkoba, Kini Membantu Memulihkan Para Pecandu

Petenis Serbia itu mengatakan dia sebenarnya kesal karena ayahnya tidak berada di kotak kursi timnya di pinggir lapangan.

"Saya pikir semuanya akan tenang kembali, terutama kalangan media, tapi ternyata tidak," kata Novak kepada wartawan di Melbourne Park.

"Kami berdua sepakat mungkin lebih baik bila dia tidak hadir. Itu sangat menyakitkan saya dan dia, karena ini adalah momen yang sangat spesial," katanya.

"Jadi, hal ini tentunya tidak mudah baginya," tambah Novak Djokovic.

Luapan emosi yang disampaikan Novak atas ketidakhadiran ayahnya terlihat jelas setelah dia memastikan kemenangannya.

Dia tampak naik ke boks penonton di tepi lapangan untuk merayakannya bersama ibunya, Dijana, dan salah satu saudara laki-lakinya, serta pelatih Goran Ivaniševi? dan anggota lain dari timnya.

Meski ayahnya absen dari dalam stadion, namun Novak mengaku mereka bertemu satu sama lain di Melbourne Park setelah final.

"Dia tidak merasakan bagian terbaik, tapi sangat senang bisa memelukku," ujarnya.

"Saya melihat dia agak sedih. Begitulah adanya. Dia bilang yang terpenting bagi saya adalah merasa baik di lapangan. Saya memenangkan pertandingan," katanya.

"Di satu sisi, saya juga sedih dia tidak ada di sana, tidak hadir di tribun. Tapi dia ada di sepanjang turnamen, jadi tidak apa-apa. Tapi kami meraih akhir yang menyenangkan," kata Novak.Gugup dengan sambutan Australia

Novak mengaku dirinya merasa gugup dengan sambutan yang akan dia terima di Australia setelah dia dideportasi dari Australia tahun lalu.

Ia juga menghadapi tantangan untuk mengatasi cedera yang dibawanya ke turnamen tahun ini, meski mengatakan kondisinya membaik jelang putaran keempat.

Petenis berusia 35 tahun ini merasakan "kebanggaan dan kepuasan yang besar" setelah memenangkan kejuaraan besar lainnya, karena dia sempat ragu apakah bisa menang saat persiapan menuju Australia Open.

"Diperlukan energi mental yang sangat besar untuk tetap hadir, tetap fokus, menjalani hari demi hari, dan benar-benar melihat seberapa jauh saya bisa melangkah," katanya.

"Ini masalah bertahan hidup di setiap pertandingan, mencoba melangkah ke babak berikutnya,"

Dalam pertandingan semalam, Novak asal Serbia mengalahkan unggulan ketiga dunia Stefanos Tsitsipas asal Yunani, sekaligus memenangkan turnamen ini di Melboruen untuk ke-10 kalinya, dan merupakan gelar utama ke-22 serta merebut kembali posisi teratas di peringkat dunia.

Stefanos mengaku kagum dengan kemampuan Novak mengesampingkan gangguan yang dia hadapi.

Kemenangan Novak atas Stefanos membuat dia kini duduk berdampingan dengan rival lamanya Rafael Nadal dengan 22 gelar tunggal utama, yang merupakan rekor dunia untuk petenis putra.

Diproduksi oleh Farid Ibrahim dari artikel ABC News yang selengkapnya dapat dibaca di sini.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembatasan Penjualan Alkohol di Sebuah Kota di Australia Jadi Ramai Dibicarakan

Berita Terkait