NTB jadi Pemda Pertama yang Adopsi Metode BSC

Senin, 05 Agustus 2019 – 23:47 WIB
Asisten 2 Sekretaris Daerah NTB, Ridwansyah saat menjelaskan teknis penggunakan BSC di ruang pertemuan Bone, Gedung Kementerian PANRB, Senin (5/8). Foto dok humas

jpnn.com, NUSA TENGGARA BARAT - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) sejak Januari 2019 telah resmi menggunakan metode Balance Score Card (BSC). Balance Score Card adalah metode pengukuran hasil kerja yang biasanya digunakan oleh perusahaan multinasional.

Sitti Rohmi Djalillah menjelaskan, dirinya kepala daerah pertama yang menggunakan BSC.

BACA JUGA: Dinas Perdagangan NTB Gencar Gelar Pasar Sembako Murah

“Saya di sini mewakili masyarakat NTB bersyukur, alhamdulillah saya dan jadi kepala daerah pertama yang mengaplikasikan metode BSC. Dengan kata lain NTB jadi pemda pertama yang mengkombinasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP) dengan metode BSC ke dalam sebuah sistem aplikasi yang kami beri nama e-Kinerja," ujar Wakil Gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalillah.

Sitti menjelaskan kombinasi SAKIP dan BSC yang membantu memonitoring kinerja. Pada dasarnya, BSC merupakan metode yang digunakan sebagai alat untuk mengukur aktivitas operasional yang dilakukan sebuah lembaga.

BACA JUGA: Penjelasan KPK soal OTT Sikat Oknum Imigrasi di NTB

"Dengan BSC, saya menjadi lebih tahu sejauh mana pergerakan dan perkembangan yang telah dicapai. Adanya BSC juga membantu saya untuk memberikan pandangan menyeluruh mengenai kinerja dari sebuah lembaga. Kami mengadopsi cara kerja BSC dengan membuat sebuah system tool management yang terintegrasi antara SAKIP dengan BSC," jelas dia.

"Jadi nanti kalau mau evaluasi, tidak perlu menunggu jadwal evaluasi yang dilakukan biasanya 3 bulan sekali, namun bisa dilakukan dengan realtime. Nantinya Saya dan Bapak Gubernur bisa melihat perkembangan dari setiap program yang tercantum di visi misi kami," imbuh Sitti.

BACA JUGA: Gelar OTT di NTB, KPK Sikat Jajaran Imigrasi

Sementara, Asisten 2 Sekretaris Daerah NTB Ridwansyah menargetkan mendapatkan nilai A pada SAKIP tahun ini. 

"Sudah 10 tahun kami mendapat B pada nilai SAKIP. Untuk meningkatkan nilai SAKIP menjadi A, maka kami mengkombinasikannya dengan BSC. Tujuannya agar bisa melakukan efisiensi dari mulai perencanaan anggaran, pelaksanaan program hingga evalaluasi. Dengan adanya metode ini kami bisa melakukan monitoring secara realtime sehingga membantu kami dalam menilai kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN) di NTB, lalu memberikan reward atau punishment yang tepat," jelas dia.

Menteri PANRB Syafruddin optimistis tahun ini NTB mendapat SAKIP A.

“Pemda di luar Pulau Jawa yang nilai SAKIP - nya mendapat A hanya Pemprov Kalimantan Selatan, itu juga baru tahun lalu. Saya yakin dengan aplikasi e-Kinerja ini bisa membawa NTB menuju nilai sempurna pada pengumuman SAKIP Oktober nanti," tandas Syafruddin.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wisata Mendadak, Jokowi Kagumi Keunikan Dusun Sade


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler