KUPANG -- Sebanyak tujuh orang tenaga kerja wanita (TKW) asal NTT mengalami depresi berat setelah pulang dari MalaysiaJumlah itu hanya sebagian kecil dari banyak kasus TKW yang mengalami kekerasan fisik dan psikologis di negeri jiran itu
BACA JUGA: Isu Perbatasan Modal Perjuangkan Provinsi Kaltara
Data ini merupakan data dalam dua tahun terakhir, yang dihimpun di RSUD ProfKe-tujuh TKW tersebut yakni Damaris G
BACA JUGA: Kepri Gerbang Masuk Kejahatan Transnasional
Ludji, 24, asal Tarus, Kabupaten Kupang, Edel BBACA JUGA: 5.966 Guru Bantu DKI jadi CPNS Tanpa Tes
Padji, 24, asal Kota Kupang, Gress Bolla, 31, asal Kota Kupang, Heriberta Niwu, 17, asal Manggarai, Lea Apuha, 20 dan Mariana Ina, 22, asal SumbaMariana hingga saat ini masih dirawat intensif di RSUD Prof W.Z.Johannes KupangMariana, gadis asal Desa Totok, Kecamatan Loura, Kabupaten Sumba Barat Daya ini harus dirawat intensif di RSUD Kupang karena mengalami depresi berat saat dipulangkan dari MalaysiaWalau sudah dua pekan dirawat, Selasa (27/4) kemarin Mariana belum sembuh total. Saat ditemui Timor Express (grup JPNN) kemarin, paman korban, Mikael Nono, mengatakan, kejadian itu dialami Maria setelah tiba di Kupang dan menginap di rumah kontrakan milik Gabriel Malo Ngongo alias GebiGebi ini merupakan oknum yang merekrut korban dari Sumba tanggal 8 Januari 2008 lalu dan selanjutnya memberangkatkannya ke Malaysia melalui PTMan Power
Ayah korban, Nono Rato juga mengatakan, sebelumnya dia sudah mendapat informasi per telepon dari majikan Maria di Malaysia tanggal 1 April 2010 lalu bahwa Maria sudah diberangkatkan dari Malaysia, karena masa kontraknya sudah selesaiNamun, ternyata setelah tiba di Kupang Gebi langsung menjemput Maria dan dibawa ke kontrakannya di bilangan OebaDia sebukan, Maria berangkat pada tanggal 8 Januari 2008 ke Malaysia dan dikontrak untuk dua tahun di Malysia.
Lantas, Nono mencoba menelepon Gebi, tapi nomor teleponnya sudah tak aktif lagiMasih menurut Nono, Gebi malah menelepon seorang rekan Maria bernama Vince yang ada di Jakarta bahwa Maria mengalami sakit dan harus segera dijemput oleh orangtuanya di KupangVince pun langsung menelepon Nono di Sumba dan untuk memberi kabarSayangnya, saat tiba di Kupang, Nono mendapati anaknya terbaring dalam keadaan depresi berat
Menurut penuturan Nono, saat tiba di Kupang, dirinya sempat dipaksa oleh Gebi untuk menandatangani cek yang akan dipakai mengambil uang tabungan Maria selama bekerja di MalaysiaTak hanya itu, Gebi malah meninggalkan Maria sendirian di RSUD Kupang dan mengelak dari paman korban, Mikael NonoPaspor dan cek milik Maria pun langsung diambil paksa oleh paman dan ayah korban.
Pihak keluarga korban sudah melaporkan kasus ini ke Mapolresta KupangBahkan, pihak keluarga pun sudah mengadu ke Komisi D DPRD NTT, Senin (26/4) laluSejumlah anggota DPRD pun telah menjenguk korban di RSUD Prof W.Z.Johannes Kupang
Menanggapi kasus ini, Wakil Ketua Komisi D, Jimmy Sianto, kepada Timor Express menjelaskan, Senin lalu Komisi D sudah melayangkan panggilan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Nakertrans) Provinsi NTT dan PTMan Power serta BP3TKI untuk menjelaskan kejadian tersebutSayangnya ditunggu-tunggu, ternyata tak satu pun dari ketiga pihak itu memenuhi panggilan DPRDDPRD akan melayangkan panggilan ulang.
Kepala Dinas Nakertrans Provinsi NTT, Muhammad Wongso yang hendak dikonfirmasi tidak berhasilAlasan yang disampaikan stafnya, kasus yang berkaitan dengan TKI/TKW langsung diarahkan kepada Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja, Abraham DjuminaSayangnya yang bersangkutan tidak berada di tempatDPRD NTT akan menggali data guna mengungkap kasus-kasus seperti ini(mg-10/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ngutang Rp3 M, Gedung SMA Terancam Dilelang
Redaktur : Soetomo Samsu