NU Kutuk Kekerasan Agama

Dukung Pembubaran Ahmadiyah

Selasa, 22 Februari 2011 – 06:55 WIB

SURABAYA-Pengurus Wilayah Nadhlatul Ulama (PW NU) Jatim akhirnya mengeluarkan sikap resmi terkait Ahmadiyah dan kekerasan yang terjadi di Beji, Pasuruan beberapa waktu laluAda delapan poin yang disampaikan dalam jumpa pers resmi di kantor PW NU Jatim, kemarin

BACA JUGA: Penyidikan Pencucian Uang Lebih Detil



Yang hadir dalam jumpa pers kemarin adalah Rois Syuriah NU Jatim KH Miftachul Akhyar, Katib PWNU Jatim KH Syafrudin Syarif, Ketua Tanfidz PWNU Jatim KH M
Hasan Mutawakil Alallah, wakil ketua PWNU Jatim KH Ali Masyhuri (Gus Ali), dan sejumlah kiai khos NU lainnya

BACA JUGA: Pertama Kali, Pengadilan Tipikor Bebaskan Terdakwa



"Kami sudah melakukan kajian dari tiga sisi
Yakni, pandangan hukum, HAM, dan terakhir pendekatan agama," ucap wakil ketua PWNU Jatim KH Ali Masyhuri

BACA JUGA: Nurdin dkk Tak Hadir, Sidang Ditunda

Pria yang akrab disebut Gus Ali tersebut mengatakan bahwa pemerintah harus tegas untuk mengimplementasikan SKB tiga menteri tersebut"NU siap di belakang pemerintah, bila pemerintah mau tegas menghentikan kegiatan Ahmadiyah," tambahnya.

Sementara itu KH Mutawakil Alallah, memang soal keyakinan itu hak paling asasi bagi seseorang"Namun, ada juga sisi agamaBahwa Ahmadiyah menurut kami tak bisa mencantumkan nama IslamYang pertama, soal nabi sajaQur?an jelas-jelas menyebut bahwa Muhammad adalah Nabi terakhir, bukan Mirza Ghulam Ahmad," tandasnya

KH Mutawakil mengatakan bahwa para mufti robithoh sedunia sudah sepakat menyebut Ahmadiyah telah melakukan penodaan terhadap Islam"Sangat jelas dan menyesatkan," tegasnyaSelain itu, Ahmadiyah juga mempunyai kitab suci lain selain Al-qur"anYakni Takqiroh sebagai pengganti Al-Qur"an"Lebih baik bila Ahmadiyah membentuk agama baru, dan tidak lagi menggunakan Islam," imbuhnya.

Selain itu, KH Mutawakil Alallah juga menyebut pihaknya mengutuk aksi kekerasan yang terjadi di Pasuruan"Kekerasan atas nama agama tak bisa dibenarkan," tuturnyaUntuk itu, NU menyatakan telah meminta warganya untuk menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus kekerasan tersebut ke aparat yang berwenang"Kami juga menuntut agar para pelakunya benar-benar diproses secara hukum dan ditindak sesuai aturan yang ada," ucapnya.

Dikonfirmasi secara terpisah, Kapolda Jatim Irjen Pol Badrodin Haiti mengatakan pihaknya telah menetapkan enam orang sebagai tersangka"Lima orang pelaku dan seorang yang kami anggap sebagai provokatorKarena yang satu itu memegang megaphone," kata orang nomor satu di jajaran kepolisian Jawa Timur tersebut.

Namun, Semeru 1 (istilah polisi untuk menyebut Kapolda Jatim, Red) mengatakan bahwa kekerasan yang terjadi itu spontan, bukan sesuatu yang direncanakanLho, bukankah ada yang memegang megaphone, bukankah itu indikasi ada niatan kesengajaan" Kapolda membantahnya"Itu megaphone niatnya tidak untuk melakukan penyeranganMelainkan untuk pengajian," kata mantan Kapolres Surabaya Timur tersebut.

Mantan Kapolda Banten tersebut kemudian bercerita bahwa hasil penyidikan menyebutkan saat itu massa yang melakukan penyerangan pulang dari pengajian"Di tengah jalan berpapasan, dan kemudian terjadilah insiden tersebutJadi, itu adalah kekerasan yang spontan," tandasnya(ano)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ditinggal Ke Bogor, Susno Batal Menghadap Kapolri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler